Jogja merupakan salah satu kota yang memiliki banyak peninggalan sejarah, salah satunya berupa candi. Tahukah kamu ada candi di dalam lingkungan kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja?
Candi itu dinamakan Candi Kimpulan. Nama ini diambil dari lokasi ditemukannya berada di Dusun Kimpulan, Jalan Kaliurang Km 14,5 Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman.
Mengutip dari booklet resmi UII mengenai Candi Kimpulan, Candi Kimpulan merupakan candi yang secara tidak sengaja ditemukan pada 11 Desember 2009. Kala itu UII sedang melakukan proses penggalian fondasi proyek pembangunan Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII). Candi itu ditemukan terkubur lima meter di bawah tanah.
Lokasi Candi Kimpulan ini berada di depan gedung perpustakaan dan museum UII. Candi ini terletak di bawah perpustakaan yang bentuknya melingkar serta bersebelahan dengan museum didirikannya UII dan museum Candi Kimpulan.
Pantauan detikJogja, Selasa (19/9/2023) Candi Kimpulan terlihat sepi. Meski begitu, area Candi Kimpulan terlihat bersih dan rapi.
"Penamaan candi itu biasanya didasarkan oleh daerah, nama daerah tempat candi itu ditemukan. Contohnya Candi Kimpulan seperti itu, berarti dinamai Candi Kimpulan atau juga bisa didasarkan pada penamaan masyarakat yang menamai candi tersebut, seperti Candi Barong dan sebagainya," jelas dosen sejarah Universitas Sanata Dharma Jogja, Galih Adi Utama S.S., M.A. saat berbincang dengan detikJogja, Selasa (19/9).
Sejarah Candi Kimpulan
Galih menerangkan sebelum diberi nama Candi Kimpulan, candi tersebut sempat dikenal dengan nama Candi Pustakala. Hal ini karena lokasi candi itu ditemukan bakal menjadi perpustakaan atau sarana pengetahuan.
"Penyesuaian dengan tujuan kita mau membangun bangunan apa di situ Pustakala berarti kan tentang pengetahuan. Ditambah lagi di dalamnya candi tersebut ada arca Ganesha. Jadi itu melambangkan ilmu pengetahuan dan intelektual sebagai representasi dari ilmu pengetahuan," ujar Galih.
Dari corak bangunan Candi Kimpulan menyerupai candi yang beraliran agama Hindu. Hal ini diperkuat dengan bukti-bukti yang merujuk pada aliran agama Hindu.
"Kalau yang ditemukan, arca-arca yang ditemukan itu kalau nggak salah ada Nandi, yang merupakan tunggangan Dewa Siwa, ada arca Ganesha juga yang berarti dia napasnya itu agama Hindu alirannya," jelas Galih.
Penelitian tentang Candi Kimpulan ini dilakukan untuk mengulik lebih dalam tentang sejarah candi ini. Diperkirakan Candi Kimpulan sudah ada sejak abad ke-9.
"Kalau dari penelitian arkeologis dan geologis yang sudah dilakukan, itu mengarah ke abad 9. Kita bisa melihatnya dari mungkin batuan yang digunakan, dan yang kedua adalah lapisan tanah," ujar Galih.
Berbeda dengan bangunan candi pada umumnya, Candi Kimpulan memiliki keunikan tersendiri. Yakni bentuk bangunannya yang bersifat terbuka tanpa atap dan dinding bangunan.
Candi Kimpulan pun cenderung sederhana. Diperkirakan Candi Kimpulan ini dibangun masyarkaat umum di suatu desa di pinggiran ibu kota pada masa lampau.
Dari hasil ekskavasi tim arkeolog, Candi Kimpulan terdiri atas satu buah candi induk berdenah bujur sangkar yang berukuran 6x6 meter, dan satu buah candi perwara berbentuk persegi panjang yang berukuran 4x6 meter. Kedua bangunan ini dibatasi dengan susunan batu andesit gundul setebal 1x2 meter yang berjarak 11,2 meter.
Selengkapnya di halaman berikut.
(ams/apl)