Raja Keraton Jogja memiliki sejumlah tempat peristirahatan atau pesanggrahan yang tersebar di Jogja. Salah satunya Pesanggrahan Ambarbinangun yang dibangun pada era Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) VI.
Bangunan pesanggrahan ini kini sudah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya. Lokasi Pesanggrahan Ambarbinangun ini berada di Dusun Kalipakis, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Bangunan ini kini dikelola Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Dikpora DIY.
Ada dua tugu prasasti yang berada di sisi timur dan selatan Pesanggrahan Ambarbinangun. Tugu di sebelah barat pada dinding sisi selatan terdapat tulisan berbahasa dan berhuruf Jawa berbunyi, "Dadosipun kalangenan ndalem ing ngambarbinangun wulan sakban tahun be sinengkalan tirta haslira sabdaning ratu, HB ping 6".
Sedangkan tugu di sebelah timur terdapat tulisan latin berbunyi "Ngambar Binangon Z.H. de Sultan VII- 1850". Tulisan di prasasti ini hampir tidak terbaca karena kondisi tugu yang sudah tua.
Kawasan pesanggrahan dikelilingi menggunakan pagar besi. Di halaman samping pesanggrahan terdapat dua pohon manggis kecil-kecil. Salah satu petugas kebersihan yang juga warga setempat, Paino menceritakan pohon tersebut ditanam langsung oleh Sri Sultan HB VI.
"Pohon asem kalih manggis sing nanem Sri Sultan Hamengku Buwono VI, kurang lebih usianya 200 tahun punjul 23 (pohon asem dan manggis yang menanam Sri Sultan Hamengku Buwono VI, kurang lebih usianya 223 tahun,red)," ujar Paino saat berbincang dengan detikJogja, Senin (4/9/2023).
"Pohon ini tidak bisa besar dari dulu. Manggisnya ada dua," sambungnya.
Pantauan detikJogja, bangunan Pesanggrahan Ambarbinangun ini tampak terawat dan masih berdiri kokoh. Di halaman depan terdapat bangunan Dalem Ageng yang menjadi bangunan inti dari Pesanggrahan Ambarbinangun.
Di dalam Dalem Ageng terdapat dua kamar dan ruang tamu serta ruang panitia. Sementara untuk di bagian depan Dalem Ageng terdapat bangunan kuncungan yang disangga empat tiang besi.
"Dalem Ageng untuk sekretariat itu ada kamar di dalamnya," tutur Paino.
Tepat di belakang Dalem Ageng terdapat aula bawah. Dulunya tempat ini berupa kolam pemandian khusus untuk putri keraton. Terdapat lima anak tangga yang digunakan untuk turun ke kolam serta lubang saluran air berukuran cukup besar.
"Nek riyen le ngarani blumbang nek sakniki kolam renang, sok nggo mandi tapi khusus putri Keraton. Banyune saking tuk (langsung dari sumber). Saking lepen gedhog tempuran kalih kali bayem. Wonten bolongan riyen medale saking niku (air untuk mengisi kolam). Saking tuk kan mlebune ten mriku ngge kolam renang khusus putri keraton," ujar Paino.
Selengkapnya di halaman berikut.
(ams/dil)