Tradisi Mubeng Beteng Keraton Jogja kembali digelar tahun 2023 ini. Sebelumnya tradisi ini vakum tiga tahun akibat pandemi COVID-19.
Tradisi Mubeng Beteng ini sudah berlangsung sejak lama. Biasanya tradisi mubeng beteng ini juga disertai dengan tapa bisu atau puasa bicara.
Simak selengkapnya soal tradisi Mubeng Beteng Keraton Jogja di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tradisi Mubeng Beteng Keraton Jogja
Mubeng Beteng Keraton Jogja merupakan tradisi tahunan merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah atau 1 Suro dalam kalender Jawa. Tradisi ini dimulai dengan pembacaan macapat oleh abdi dalem pada pukul 20.00 WIB. Sementara prosesi mubeng beteng (berkeliling beteng) dilakukan pada tengah malam tepat pukul 00.00 WIB.
"Jadi sebenarnya inti utama dari mubeng beteng ini bukan perjalanan mubengnya tapi lebih kepada makna dan nilainya untuk melakukan perenungan kemudian kontemplasi dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk perjalanan 1 tahun ke depan," jelas Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi kepada wartawan di kompleks Keraton Jogja di sela rangkaian acara Mubeng Beteng, Rabu (19/7/2023) malam dikutip dari detikJateng.
Prosesi Mubeng Beteng dilakukan oleh abdi dalem Keraton Jogja tanpa alas kaki. Mereka berjalan mengitari tembok atau beteng Keraton berlawanan dengan arah jarum jam. Dalam perjalanannya, para abdi dalem juga tidak berbicara.
![]() |
"Nah biasanya kalau untuk mubeng beteng ini akan dilakukan setelah lonceng berbunyi ini nanti ya, pukul 00.00 WIB. Sebenarnya banyak lintasan untuk mubeng beteng karena pada dasarnya kita kan jalan tanpa berbicara," jelas Dian.
"Kemudian pada abdi dalem biasanya melepas kerisnya, tanpa sandal, gitu ya, dia berjalan karena ingin merasakan sense alam dan Tuhan di dalam perjalanan yang disimboliskan ritualnya itu. Jadi sebenarnya kalau lintasan tidak terlalu masalah tapi inti pentingnya adalah kontemplasi merenung dan kemudian mengingat alam semesta dengan mubeng beteng itu," imbunya.
Pantauan di lokasi, para abdi dalem Keraton Jogja mulai berjalan tepat setelah kentongan besi dipukul sebanyak 12 kali yang menandakan tepat pukul 00.00 WIB. Masyarakat nampak memadati area Keraton hingga di depan gerbang sisi barat.
Dari pihak Keraton diwakili oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purbodiningrat untuk mengantarkan keberangkatan para abdi dalem. Tak sedikit pula masyarakat yang ikut berjalan mengikuti prosesi ini di belakang barisan para abdi dalem.
![]() |
Adapun rute Mubeng Beteng yakni berangkat melalui Kamandhungan Lor (Keben) menuju ke Ngabean, Pojok Beteng Kulon, lalu ke Plengkung Gading Wetan, Jalan Ibu Ruswo, sampai ke Alun-alun Utara, dan kembali ke Kamandhungan Lor.
"Semoga pada tahun yang akan datang menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya," terang Ketua Paguyuban Abdi Dalem Keraton, KRT Kusumanegara kepada wartawan sebelum prosesi Mubeng Beteng, Rabu (19/7).
(rih/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan