Pesona Rayahan Gunungan dan Garebeg Besar Keraton Jogja

Pesona Rayahan Gunungan dan Garebeg Besar Keraton Jogja

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 19 Jul 2023 12:46 WIB
Suasana rayahan gunungan Garebeg Besar Hajad Dalem, Kamis (29/6/2023).
Pesona Rayahan Gunungan dan Garebeg Besar Keraton Jogja. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jogja -

Hajad Dalem Garebeg Besar di momen Idul Adha 1444 H, menarik minat warga. Selain menyaksikan pawai, seperti biasa mereka berebut ubarampe gunungan. Ramai dan seru!

Ada 5 jenis gunungan yang dikirab dan jadi rayahan warga. Yakni Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.

Momen Garebeg Besar Keraton Jogja

Garebeg Besar digelar, Kamis (29/6/2023). Iring-iringan 10 bregada Prajurit Keraton mengawal gunungan ke Masjid Gedhe Keraton Jogja. Sepanjang jalan, warga berdiri dan mengabadaikan momen budaya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ke-10 bregada yang mengawal gunungan adalah Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Khusus Bregada Bugis, bertugas mengawal gunungan hingga Kepatihan.

Suasana rayahan gunungan Garebeg Besar Hajad Dalem, Kamis (29/6/2023).Suasana rayahan gunungan Garebeg Besar Hajad Dalem, Kamis (29/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

"Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir," kata Pengageng Kawedanan Kaprajuritan KPH Notonegoro.

ADVERTISEMENT

KPH Notonegoro menyatakan iring-iringan pada Garebeg Besar tahun ini tak melintasi Alun-alun Utara. Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, dibawa Narakarya dengan rute Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe.

Sesampai di Masjid Gedhe, abdi dalem berdoa terlebih dulu. Kemudian diakhiri dengan rayahan ubarampe gunungan.

Sapto Riyanto (42), warga Jakarta, mengaku selalu datang di acara Garebeg bersama keluarganya. Dia sekalian berkunjung ke rumah keluarganya di Jogja.

"Ini (ubarampe yang didapat) nanti mau digantung depan pintu, selain itu mau saya taruh di genteng buat berkah rumah dan berkah hidup di tahun 2023," ucapm Sapto.

Eliana (21), warga Bantul, mengaku ikut rayahan sebagai pembuktian bisa mendapatkan ubarampe dengan usahanya sendiri.

"Biasanya saya hanya ikut orang tua di jalan, terus karena bisa pakai motor sendiri saya ke sini langsung. Ini dapat dapat beberapa ketan mau saya bawa pulang dan kasih tahu orang tua kalau dapat ini karena tidak semua bisa dapat ini," ujarnya.

Makna Garebeg Besar

Garebeg Besar digelar untuk memperingati Hari Raya Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Gunungan merupakan simbol kemakmuran.

"Jadi makna Garebeg Besar secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur (mangayubagya) akan datangnya Idul Adha, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram," kata Pengageng Kawedanan Kaprajuritan KPH Notonegoro.




(trw/sip)

Hide Ads