Belasan Toko Modern di Kulon Progo Tarik Beras Kemasan Buntut Isu Oplosan

Belasan Toko Modern di Kulon Progo Tarik Beras Kemasan Buntut Isu Oplosan

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 15 Jul 2025 18:57 WIB
Beras premium
Ilustrasi beras premium. Foto: Getty Images/iStockphoto/hungryworks
Kulon Progo - Belasan toko modern berjejaring di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menarik peredaran beras kemasan. Hal ini menyusul isu beras premium oplosan yang diduga beredar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Penarikan beras kemasan oleh belasan swalayan dan toko berjejaring itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Usaha, Dinas Perdagangan (Disdag) Kulon Progo, Endang Zulywanti. Dia menyebut sedikitnya ada 15 swalayan dan toko termasuk Tomira yang melakukan langkah tersebut.

"Ada 15-an, termasuk Tomira sudah dilakukan (penarikan) sejak sepekan terakhir," ungkapnya saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat, Selasa (15/7/2025).

Endang mengatakan penarikan dilakukan untuk mengantisipasi adanya beras kemasan yang diduga dioplos oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Disdag Kulon Progo juga melakukan pemantauan secara intensif di seluruh titik, termasuk di pasar-pasar tradisional. Hasilnya belum ada temuan beras premium diduga oplosan di Bumi Binangun.

"Kalau di pasar-pasar tradisional kami tidak menemukan yang menjual beras premium bermerek tersebut," terangnya.

Kendati begitu, lanjut Endang menyatakan bahwa pihaknya bakal terus memonitor distribusi beras premium kemasan untuk mengantisipasi peredaran beras oplosan. Monitoring dilakukan secara berkala dan menyeluruh di gerai-gerai yang biasa menjual kebutuhan pokok.

Sementara itu salah satu pegawai Tomira di wilayah Kalibawang, mengaku pihaknya sudah tidak menjual beras premium kemasan yang diduga oplosan.

"Yang itu sudah ditarik dan dikembalikan ke distributor," ucap pegawai yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Pegawai itu mengatakan langkah penarikan dilakukan sebagai upaya antisipasi. Meski pihaknya sendiri mengaku belum tahu pasti apakah beras yang ditarik termasuk dalam kategori beras premium oplosan.

"Penarikan ini berlaku di semua Tomira, sekarang tinggal menunggu diambil distributor. Kami sendiri kurang paham apakah yang ditarik ini termasuk yang oplosan atau enggak, cuma memang buat antisipasi aja," terangnya.

Dilansir dari detikNews, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyayangkan sejumlah perusahaan besar terindikasi melakukan pengoplosan beras premium dengan kualitas rendah. Ia menilai tindakan ini bukan hanya merugikan konsumen, tetapi juga mencoreng tata niaga pangan nasional serta mengkhianati perjuangan petani dalam menjaga ketahanan pangan.

Praktik ini diketahui usai dilaksanakannya investigasi oleh Kementerian Pertanian. Hasilnya di sejumlah wilayah ditemukan beras bermerek dijual dengan harga premium, namun isinya ternyata campuran dengan beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium.

"Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat," ujar Amran dalam keterangan tertulis, Senin (14/7).

Amran menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi terhadap pelaku pengoplosan. Ia menyebut praktik ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani, konsumen, dan juga semangat swasembada pangan.


(afn/apu)

Hide Ads