Warganya Dapat UGR Tol Miliaran, Kampung Sumberrahayu Sleman Diserbu Sales

Warganya Dapat UGR Tol Miliaran, Kampung Sumberrahayu Sleman Diserbu Sales

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 14 Okt 2024 17:02 WIB
Aktivitas para sales terlihat di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).
Aktivitas para sales terlihat di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman - Puluhan warga Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Solo-Jogja-YIA. Jumlahnya bervariasi dari jutaan hingga miliaran rupiah. Warga pun menjadi buruan para sales yang langsung menawari warga dengan berbagai produk.

Lurah Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Sigit Tri Susanto, melarang para sales menawarkan barangnya secara paksa. Jika ingin menawarkan barang atau jasa cukup dengan brosur. Sehingga tidak perlu meneror warganya secara intens.

Peringatan ini diberikan pascasejumlah warga Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Solo-Jogja-YIA. Terlihat para sales sudah mulai mengerubungi Kantor Kalurahan Sumberrahayu. Sasarannya adalah para warga yang baru saja mendapatkan pembayaran UGR tol.

"Tawarkan brosur silakan, kalau (warga) diam atau tak berkenan ya jangan dipaksa. Tawarkan produk silakan tapi juga berikan edukasi, seperti produk perbankan," jelasnya saat ditemui di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Senin (14/10/2024).

Berdasarkan pantauan detikJogja, para sales mulai terlihat intens dalam melakukan pendekatan. Mulai dari produk perbankan, mobil, motor hingga paket travel umroh. Seluruhnya mendatangi warga yang baru saja keluar dari Kantor Kalurahan Sumberrahayu.

Sigit menegaskan aktivitas para sales ini juga tak boleh masuk aula kalurahan. Seluruhnya wajib berada di halaman kantor kalurahan. Cara penawaran dengan menyebarkan brosur produk yang berisikan detail barang, jasa beserta nominal harganya.

Lurah Sumberrahayu Sigit Tri Susanto saat ditemui di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).Lurah Sumberrahayu Sigit Tri Susanto saat ditemui di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

"Kemarin ada yang izin dirikan stan dan pajang produk, itu tidak kami perbolehkan. Kemarin juga ada yang minta mengumpulkan warga, kami tidak mau. Kalau brosur monggo, kami juga tidak melarang sales datang ke kantor kalurahan tapi memang tidak boleh masuk aula," katanya.

Untuk yang menawarkan dengan mendatangi rumah warga juga tidak bisa asal masuk. Para sales, lanjutnya, harus izin kepada Dukuh setempat. Sehingga kegiatan para sales ini dapat terpantau perangkat pemerintahan padukuhan.

"Kalau masuk desa izin Pak Dukuh dulu, dan jangan bawa-bawa nama Lurah. Intinya jangan memaksa warga. Kalau warga masyarakat mau beli njih monggo tapi dengan bijak," ujarnya.

Di satu sisi Sigit mengimbau warga memanfaatkan UGR dengan baik. Dalam artian tidak membelanjakan secara membabi buta. Ini karena UGR adalah pembayaran atas sejumlah properti aset yang dibeli oleh pemerintah.

Dia tetap mengarahkan agar para warganya membelanjakan UGR untuk aset properti. Baik dibelikan tanah pekarangan, sawah maupun rumah. Setidaknya untuk mengganti aset yang sebelumnya telah dibeli oleh negara.

"Harapan kami UGR digunakan dengan bijak. Kami sampaikan rezeki nomplok bukan uang cuma-cuma karena ada aset yang hilang. Bisa beli tanah, rumah atau deposit dan intinya investasi jangka panjang," katanya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 56 bidang tanah sawah di Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, mendapat Uang Ganti Rugi (UGR) karena terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA seksi 3 atau ruas Jogja-YIA. Nilai appraisal terendah mencapai kisaran Rp 1 juta per meter perseginya.

Bidang tanah sawah terdampak mayoritas berada di selatan Kantor Kalurahan Sumberrahayu. Semuanya telah memasuki tahapan pembayaran tahap ke-2. Pembayaran tahapan awal telah berlangsung pada medio Agustus 2024.

"Kenapa sawah dulu, karena permukiman itu ada bangunan jadi lambat di pendataan. Sehingga diutamakan sawah dulu dalam 2 tahapan," jelas Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman Hary Listantyo Prabowo saat ditemui di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).

Hary menuturkan kategori lahan terdampak beragam. Mulai dari lahan sawah yang tak memiliki akses jalan hingga yang berada di ruas jalan kampung maupun jalan provinsi. Sehingga setiap bidang lahan memiliki nominal appraisal yang berbeda-beda.

"Sumberrahayu tertinggi pembayaran saat ini Rp 1,1 miliar. Dengan appraisal terendah Rp 3,1 juta dan bidang luasannya 2 meter persegi," katanya.


(apu/aku)

Hide Ads