Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Perbedaan, Jenis, hingga Dampaknya

Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Perbedaan, Jenis, hingga Dampaknya

Najma Alya Jasmine - detikJogja
Kamis, 03 Okt 2024 10:45 WIB
Ilustrasi ekonomi global
Ilustrasi inflasi dan deflasi. (Foto: Freepik/freepik)
Jogja -

Dalam dunia ekonomi, dikenal istilah inflasi dan deflasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Sementara deflasi adalah suatu periode ketika harga-harga secara umum jatuh.

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan RI, fenomena inflasi dan deflasi cukup umum ditemui masyarakat. Inflasi dan deflasi memang saling berkaitan dalam perkembangan ekonomi negara. Saat tingkat inflasi di suatu negara terlalu tinggi, pemerintah akan mengambil langkah-langkah kebijakan untuk menekan laju inflasi, begitu juga sebaliknya.

Pemerintah berperan penting karena kestabilan harga dapat menjaga stabilitas sistem keuangan. Jika inflasi dan deflasi berlangsung lama, kedua fenomena itu dapat mengancam stabilitas ekonomi. Nah, supaya lebih memahami fenomena inflasi dan deflasi, simak penjelasan berikut ya, mulai dari pengertian, perbedaan, hingga dampaknya.

Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga barang yang sifatnya umum, terus-menerus dalam jangka waktu lama, dan berakibat pada penurunan nilai mata uang. Perlu digarisbawahi, inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

Dikutip dari Buku Ajar Pengantar Ekonomi (2024) oleh Ari Riswanto dkk, inflasi memiliki tiga komponen utama yaitu kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung secara terus-menerus. Ada beberapa penyebab inflasi. Di antaranya konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi dan spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Dikutip dari laman Bank Indonesia, perhitungan inflasi negara Indonesia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat. Data tersebut menjadi dasar penghitungan tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.

Pengertian Deflasi

Deflasi adalah suatu gejala dan kondisi saat harga barang secara umum mengalami penurunan, berlangsung lama, dan menyebabkan nilai uang meningkat. Deflasi terjadi karena kurangnya permintaan barang dan jasa, berkurangnya jumlah uang beredar, peningkatan produktivitas, serta adanya kebijakan moneter yang ketat seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral.

Dikutip dari buku Ekonomi Moneter (2024) oleh Helin G Yudawisastra dkk, sebenarnya deflasi yang terkendali memiliki dampak positif. Salah satunya penurunan harga barang yang menguntungkan konsumen dan bisnis. Hal ini mampu mendorong daya beli konsumen yang lebih besar dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pada saat inflasi tinggi, periode deflasi juga dapat memulihkan stabilitas harga dan kepercayaan konsumen. Namun, tentu saja deflasi perlu diawasi dengan ketat karena jika tidak terkendali akan berdampak negatif.

Perbedaan Inflasi dan Deflasi

Definisi inflasi dan deflasi sudah menunjukkan bahwa keduanya adalah fenomena yang berbeda. Perbedaan ini juga dijelaskan dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro di Perguruan Tinggi (2023) oleh Dr. Rd. Heri Solehudin Atmawidjaja, MM. Perbedaan utama inflasi menunjukkan kenaikan harga secara umum, sementara deflasi menunjukkan penurunan harga secara umum.

Inflasi umumnya dianggap sebagai tanda pertumbuhan ekonomi yang sehat jika terkendali. Sementara itu, deflasi dianggap sebagai tanda masalah ekonomi jika terjadi dalam jangka panjang.

Jenis-jenis Inflasi

Setelah mengetahui pengertian dan perbedaannya, kita perlu mengetahui jenis-jenis inflasi serta deflasi. Berikut penjelasan lengkapnya yang dikutip dari buku Dasar-Dasar Ekonomi : Teori, Konsep & Perkembangan Abad 21 (2024) oleh Hariyono dkk.

Jenis inflasi terbagi menjadi tiga yaitu berdasarkan tingkat keparahan, asal kemunculannya, dan cakupan pengaruh kenaikan harga.

1. Berdasarkan tingkat keparahan

  • Inflasi ringan (kurang dari 10%/tahun).
  • Inflasi sedang (10-30%/tahun).
  • Inflasi berat (30-100%/tahun).
  • Hiperinflasi (lebih dari 100%/tahun).

2. Berdasarkan asal timbulnya inflasi

  • Berasal dari dalam negeri. Contohnya yaitu defisit anggaran dan bencana.
  • Berasal dari luar negeri, seperti kenaikan harga minyak dunia, serta biaya produksi di luar negeri dan impor tinggi.

3. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga

  • Inflasi tertutup
    Kenaikan harga beberapa barang tertentu.
  • Inflasi terbuka
    Kenaikan harga barang secara keseluruhan.
  • Inflasi tak terkendali
    Inflasi yang sangat hebat dan terjadi kenaikan harga secara terus menerus.

Jenis-jenis Deflasi

Sementara itu, jenis deflasi terbagi menjadi dua, yaitu deflasi strategis dan deflasi sirkulasi.

1. Deflasi strategis

Deflasi jenis ini menekankan pada kegagalan dalam pembuatan dan penerapan kebijakan pemerintah atau Bank Sentral. Kebijakan ini akan mempermudah masyarakat mendapatkan berbagai jenis kredit dari bank dengan suku bunga yang tinggi. Akibatnya, sirkulasi uang dan harga menjadi menurun.

2. Deflasi sirkulasi

Deflasi sirkulasi terjadi karena ketidakseimbangan produksi dan konsumsi di pasar. Akibatnya terjadi penumpukan stok dan penurunan harga secara umum.
Deflasi ini umumnya terjadi saat ekonomi negara mengalami proses peralihan dari periode pertumbuhan yang maju menuju penurunan.

Dampak Inflasi

Inflasi tidak saja berpengaruh pada krisis moneter, tetapi juga menurunkan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah dampak inflasi jika tidak segera diatasi.

1. Daya beli masyarakat menurun

Kenaikan harga barang dan jasa menyebabkan uang sama nilainya dapat membeli barang yang lebih sedikit.

2. Kemiskinan meningkat

Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun. Akibatnya, standar hidup dari masyarakat turun dan menciptakan kemiskinan.

3. Stabilitas ekonomi terganggu

Hal ini terjadi karena adanya ketidakpastian pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan konsumsi, investasi, dan produksi. Akibatnya, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi.

Dampak Deflasi

Deflasi juga berdampak kurang baik bagi perekonomian. Hal ini dijelaskan dalam artikel jurnal Dampak Deflasi terhadap Perekonomian dan Upaya Mengatasinya oleh Eka Budiyanti dan Deniza Mulia Nita.

  1. Permintaan masyarakat menurun. Akibatnya, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi ikut menurun.
  2. Tingkat investasi menurun. Pada situasi deflasi, pengusaha atau investor akan memperkirakan bahwa harga akan terus menurun, sehingga keuntungan dari investasi baru akan menjadi lebih rendah.
  3. Jumlah pengangguran meningkat. Hal ini karena perusahaan mengurangi produksi dan menunda investasi. Dampaknya terjadi penurunan upah dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
  4. Risiko resesi ekonomi meningkat.

Nah, itu tadi penjelasan lengkap mengenai pengertian, perbedaan, jenis, hingga dampak inflasi dan deflasi. Semoga menambah pengetahuanmu ya, Dab!

Artikel ini ditulis oleh Najma Alya Jasmine, peserta Program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka detikcom.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads