Berkas Tak Lengkap, 66 Bidang Tanah di Argosari Batal Terima UGR Hari Ini

Berkas Tak Lengkap, 66 Bidang Tanah di Argosari Batal Terima UGR Hari Ini

Dwi Agus - detikJogja
Rabu, 02 Okt 2024 17:24 WIB
Suasana pembayaran tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu (2/10/2024).
Suasana pembayaran tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu (2/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja.
Bantul -

Sebanyak 92 dari total 158 bidang tanah di Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul menerima uang ganti rugi (UGR) pembangunan tol Jogja-Solo-YIA seksi 3 atau ruas Jogja-YIA dengan total mencapai Rp 84 miliar. Sementara 66 bidang tanah batal menerima UGR lantaran berkas tidak lengkap.

Pembayaran berlangsung selama dua hari, Rabu (2/10/2024) dan Kamis (3/10). Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Tol Jogja-Solo-YIA, Dian Ardiansyah, menuturkan seluruh pembayaran telah disetujui oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Dia menyebut kelengkapan persyaratan para pemilik tanah dibutuhkan agar UGR bisa langsung dicairkan.

"Pembayaran berlangsung selama dua hari sampai besok (3/10). Total ada 92 bidang dan senilai Rp 84 miliar. Seluruhnya sudah melalui dan dinilai LMAN sehingga UGK langsung dibayarkan hari ini," jelas Dian saat ditemui di Kantor Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian menuturkan dari 66 bidang tanah yang diajukan, berkasnya ditolak oleh LMAN untuk diperbaiki pemiliknya. Setelah berkas diperbaiki, bisa diajukan lagi ke LMAN sesuai dengan persyaratan format yang diberikan.

"Total validasi ada 158 bidang dan sedang kami proses sisanya, 66 bidang. Kalau sudah diterima kembali oleh LMAN kami akan selenggarakan seperti ini juga (sesi pembayaran)," katanya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan catatannya, mayoritas pengembalian karena berkas tidak terbaca jelas. Seperti tinta berkas yang terlalu tipis sehingga harus diperbaiki. Hingga data kependudukan, berkas Kartu Keluarga (KK) hingga permasalahan Surat Hak Milik (SHM).

"Kekurangan 66 ini semua sudah proses dan paling lambat awal minggu depan maju ke LMAN. Ini tersebar di dua Dusun di Juruh dan Gubug, Kalurahan Argosari, Sedayu Bantul," ujarnya.

Dian menyebut tol seksi 3 Jogja-YIA melewati dua kalurahan di Sedayu. Selain Argosari ada pula Kalurahan Argomulyo, tepatnya di Dusun Panggang dan Samben. Proses di kedua dusun ini masih lama karena masih pada tahapan musyawarah.

Untuk proses di Dusun Samben Argomulyo, lanjutnya, masih proses pengunggahan data ke Land Fund Management System milik Kementerian Keuangan. Targetnya akan memasuki sesi pembayaran pada akhir Oktober 2024.

"Untuk yang Samben, akhir Oktober bisa pembayaran. Tinggal Padukuhan Panggang yang appraisal selesai dan kemungkinan besar bulan ini musyawarah," katanya.

Terpisah, Plt Kasi Pengadaan Tanah Kantor Pertanahan Bantul, Amaliawan, memastikan timnya bergerak cepat untuk 66 bidang tanah tersisa. Saat ini tim satuan tugas (Satgas) Pengadaan Tanah sudah mendampingi para pemilik tanah.

Beberapa persyaratan yang belum lengkap akan menjadi prioritas. Seperti melengkapi barcode Kartu Keluarga, tanda tangan pemilik tanah dan sejumlah dokumen lainnya. Jika telah lengkap akan diteruskan ke LMAN.

"Untuk 66 berkas bidang tanah yang belum lengkap sudah dikembalikan dan harus melengkapi dokumen. Satgas sudah turun ke lapangan untuk membantu melengkapi. Kalau yang sudah di-ACC ada 92 dan menerima pembayaran hari ini," ujarnya.

Target Pengadaan Tanah Tol Jogja-Solo-YIA Tahun Ini

Di sisi lain, Dian menyebut pihaknya mengebut pengadaan tanah seksi 3 atau ruas Jogja-YIA bisa menyentuh angka 20 persen akhir tahun ini.

"Targetnya ya 20 persen hingga akhir tahun ini untuk pengadaan. Kalau sekarang sampai awal Oktober sudah di angka 5 sampai 6 persen. Optimis karena Kulon Progo juga kan baru berjalan, Bantul juga dan Sleman sudah beberapa kalurahan," jelasnya.

Dia menyebut ada tujuh kalurahan di Kulon Progo juga tengah masuk fase musyawarah yang sudah masuk fase musyawarah. Beberapa daerah di Kabupaten Sleman dan Bantul juga sudah fase musyawarah bahkan ada yang fase pembayaran.

Dian menyebut pembebasan tanah di wilayah Sleman menjadi prioritas. Terutama di wilayah Kapanewon Gamping yang berada di sisi tengah.

"Fokus utama di Sleman mengutamakan progres pengadaan tanah dapat segera bebas. Kalau bisa di Gamping itu di awal tahun konstruksinya sudah bisa dimulai. Sesuai kebutuhannya, masuk di tahap dua," ujarnya.




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads