Pengusaha Bus Wisata-Rental Mobil Jogja Sambat Pembatasan Solar Subsidi

Pengusaha Bus Wisata-Rental Mobil Jogja Sambat Pembatasan Solar Subsidi

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 13 Jun 2024 16:10 WIB
Petugas SPBU sedang mengisi BBM di salah satu mobil pelanggan.
Ilustrasi petugas SPBU sedang mengisi BBM di salah satu mobil pelanggan. Foto: (dok Pertamina).
Jogja -

Pengusaha bus pariwisata dan juga rental mobil di Jogja mengeluh kesulitan mencari solar subsidi atau bio solar. Kondisi ini dirasakan para pengusaha usai diberlakukannya pembatasan pembelian bio solar dua bulan terakhir.

Salah satu pengusaha bus pariwisata dan rental mobil di Jogja yang akrab disapa Pak Gundul mengatakan, kelangkaan solar sudah dirasakan kurang lebih dua bulan. Pun jika solar tersedia, pembeliannya dibatasi maksimal Rp 100 ribu.

"Itu sudah berjalan satu dua bulan. Jadi dibatasi Rp 100 ribu per SPBU, dan harus pindah SPBU. Padahal kalau Rp 100 ribu itu cuma bisa buat jarak dekat," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (13/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyiasati kelangkaan solar ini Gundul mengaku harus berpindah-pindah SPBU. Itu pun menurutnya juga tak menyelesaikan masalah. Pasalnya pembelian bio solar harus menggunakan barcode dan dibatasi.

"Kalau untuk Innova itu dibatasi maksimal Rp 300 ribu, Hi Ace itu Rp 350 ribu, kalau bus pariwisata itu maksimal Rp 500 ribu," katanya.

ADVERTISEMENT

Pun jika harus beralih dari bio solar ke Dexlite Ia bilang akan berpengaruh ke harga sewa yang otomatis akan naik drastis. Hal tersebut dikhawatirkan berpotensi berkurangnya pelanggan.

"Kalau hari itu jatah pembelian dari barcode habis ya sudah. Raiso tuku meneh (tidak bisa beli lagi)," jelasnya.

"Kalau Dexlite bebas (beli) tapi harganya bikin nangis," imbuh Gundul.

Senada dengan Gundul, Wakil Ketua Bidang transportasi pariwisata Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Wiwit Kurniawan mengeluhkan hal serupa.

"Selama ini pembatasannya mobil pribadi hanya 40 liter, terus hiace atau sedang hanya 60 liter, bisa sedang 100 liter, bis besar hanya 200 liter," papar Wiwit.

Kondisi ini, menurut Wiwit, diperparah dengan predikat DIY sebagai kawasan pariwisata. Tak hanya kendaraan di DIY yang menikmati solar di Jogja, namun juga kendaraan wisata yang masuk ke DIY.

"Orang yang datang ke Jogja ini kan kesulitan untuk mendapatkan solar, bukan hanya untuk pariwisata saja, angkutan yang lain seperti TransJogja, dengan 150 kendaraan kebutuhannya 80 liter per unit," paparnya.

"Taksi juga menggunakan, atau rental-rental yang menggunakan diesel. Truk barang juga menggunakan solar, mobil dari luar Jogja, ke Borobudur ke Gunungkidul atau tujuan pariwisata pakainya solar juga," imbuh Wiwit.

Untuk itu, Wiwit mengatakan, pihaknya akan mengusulkan penambahan kuota solar bersubsidi di Kota Jogja.

"Ini sedang diusulkan oleh Pertamina ini ke BPH migas, untuk bicara soal subsidinya. Ketika di-acc otomatis kuota solar akan ditambah," ungkapnya.

Penjelasan Pertamina

Terpisah, Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, saat dikonfirmasi menjelaskan untuk stok Bio solar di Terminal Rewulu, Bantul, DIY mencukupi sampai 14 hari.

"Angka tersebut menandakan stok Biosolar dalam kondisi aman dan belum termasuk ketahanan stok di kilang dan kapal," jelas Brasto saat dihubungi.

Brasto menambahkan, kondisi stok Biosolar di seluruh SPBU Kota Jogja 30 hari terakhir berkisar di angka 50-78 kiloliter dengan penjualan harian rata-rata 24-35 kiloliter per hari.

"Kondisi stok Biosolar Selasa, 12 Juni 2024 jam 21.20 WIB ini di SPBU-SPBU Kota Jogja adalah 60,6 kiloliter," sambungnya.

Brasto memaparkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) No 04/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2020, pembelian Biosolar maksimum untuk kendaraan perseorangan roda 4 adalah 60 liter per hari per kendaraan.

Sedangkan kendaraan bermotor angkutan umum atau barang roda 4 adalah 80 liter per hari per kendaraan, dan kendaraan bermotor angkutan umum atau barang roda 6 atau lebih adalah 200 liter per hari per kendaraan.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads