Seribuan Keluarga di Bantul Belum Punya Jamban, Pemkab Bantu 80 KK Tahun Ini

Seribuan Keluarga di Bantul Belum Punya Jamban, Pemkab Bantu 80 KK Tahun Ini

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 13 Des 2023 14:42 WIB
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan di Dlingo, Bantul, Rabu (13/12/2023).
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan di Dlingo, Bantul, Rabu (13/12/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.
Jogja -

Pengaruh Sosial Ekonomi, Pemkab Bantul Sebut Hampir 1000 KK Tak Ada Jamban

Sekitar 1000 Keluarga di Bantul Belum Punya Jamban, Pemkab: Faktor Sosial-Ekonomi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyebut hingga saat ini masih banyak kepala keluarga (KK) yang belum memiliki jamban. Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul menyebut ada sekitar 1.000 KK yang belum memiliki jamban dan hal itu dipicu faktor ekonomi-sosial.

"Iya, masih kurang (jambanisasi di Bantul) dan jumlahnya cukup banyak," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai menghadiri penyerahan stimulan jamban sehat secara simbolis di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Rabu (13/10/2023).

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, Halim menggencarkan jambanisasi hingga perbaikan rumah tidak layak huni sejak tahun 2020. Untuk jambanisasi sendiri, Pemkab memberikan bantuan berupa uang kepada KK yang belum memiliki jamban.

"Ini Rp 5 juta (per KK), bersifat stimulan, supaya jamban penduduk semakin sehat, MCK (mandi cuci kakus) semakin baik dan sehat," ucapnya.

Untuk itu, Halim ingin mencapai 100-0-100, yaitu 100% akses sanitasi layak, 0% kampung kumuh, dan 100% akses kepada air bersih yang layak, bisa berupa PDAM, Pamsimas, Spamdes dan lain-lain.

"Karena berdasarkan kajian Dinas Kesehatan masalah sanitasi itu juga punya sumbangsih terhadap kualitas kesehatan," ujarnya.

Secara detail, Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widiyantara mengungkapkan tahun ini telah menganggarkan 80 KK menerima stimulan jambanisasi. Nantinya, dari Dinkes dalam bentuk uang melalui transfer ke masing-masing keluarga lalu dibelanjakan untuk membuat jamban yang sehat.

Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widiyantara (blangkon) saat memberikan keterangan.Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widiyantara (blangkon) saat memberikan keterangan. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.

"Jadi ini program sudah sejak 2020, tahun ini kebanyakan di Kapanewon Dlingo dan tahun depan kita prioritaskan di Kapanewon Piyungan karena di sana masih banyak," katanya.

Sedangkan untuk jumlah KK se-Kabupaten Bantul yang belum memiliki jamban, Agus menyebut sekitar ribuan KK.

"Kalau se-Kabupaten Bantul kurang lebih 1.000 (KK) yang masih belum punya jamban yang dimiliki sendiri oleh masing-masing keluarga," ujarnya.

Menyoal penyebab masih banyaknya KK tidak memiliki jamban, Agus menilai karena beberapa faktor. Di mana faktor utama adalah masalah ekonomi dan lahan tempat tinggal.

"Faktor? Pertama dari sosial ekonomi, belum bisa membangun jamban sendiri dan kepemilikan lahan yang terbatas. Jadi sudah bangun rumah, tapi untuk jamban malah belum dibangun karena mungkin kurang perhitungan," ucapnya.




(cln/dil)

Hide Ads