Imbauan MUI ke Pekerja di Perusahaan Pro Israel

Nasional

Imbauan MUI ke Pekerja di Perusahaan Pro Israel

Ignacio Geordi Oswaldo - detikJogja
Jumat, 17 Nov 2023 10:29 WIB
kekompakan pekerja kantor dalam satu tim kerja. detikfoto/dikhysasra
Ilustrasi imbauan MUI ke pekerja di perusahaan pro Israel. (Foto: Dikhy Sasra)
Jogja -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan imbauan kepada para pekerja khususnya umat Islam yang bekerja di perusahaan pro Israel. Para pekerja diingatkan bahwa memiliki tanggung jawab untuk melakukan upaya pencegahan agar perusahaan tempatnya bekerja tidak lagi memberikan dukungan kepada Israel.

Pekerja Punya Tanggung Jawab Mencegah

"Mengenai pekerja yang bekerja di suatu perusahaan yang secara nyata mendukung agresi Israel, (para pekerja) punya tanggung jawab untuk mencegah sesuai dengan tingkatannya, memastikan agar perusahaannya tidak terus mendukung agresi Israel," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, kepada detikcom, ditulis Jumat (17/11/2023) dilansir detikFinance.

Imbauan MUI ini diberikan seiring memanasnya serangan Israel terhadap Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya Pencegahan Sesuai Kompetensi Masing-masing

Menurut Asrorun, upaya pencegahan ini dapat dilakukan sesuai dengan kompetensinya masing-masing di perusahaan. Misalnya jika yang bersangkutan bekerja di level direksi, ia dapat memastikan kebijakan perusahaan tidak lagi mendukung agresi militer Israel baik secara politik maupun finansial.

"Jika di level direksi, (yang bersangkutan bisa) memastikan policy perusahaan tidak mendukung agresi, baik secara politik maupun finansial. Jika sebelumnya (perusahaan) mendukung, maka dipastikan berhenti (mendukung Israel)," jelas Asrorun.

ADVERTISEMENT

Jika yang bersangkutan bekerja di level karyawan, maka ia dapat meminta atau mendesak para pemimpin perusahaan agar tidak lagi memberikan dukungan kepada Israel baik secara politik ataupun finansial.

"Di level karyawan, meminta pimpinannya agar memastikan bahwa perusahaan tidak mendukung agresi Israel. Jika sebelumnya mendukung, maka dipastikan untuk berhenti," ujar Asrorun.

"Jika di level serikat pekerja, meminta direksi untuk memastikan tidak mendukung agresi Israel. Jika sebelumnya mendukung, maka dipastikan berhenti," lanjutnya.

Namun apabila upaya-upaya yang dilakukannya tidak membuahkan hasil, maka seminimal mungkin mereka mengingkari dalam hati tindakan-tindakan pro-Israel yang dilakukan perusahaan.

"Minimal dia mengingkari dalam hati, dan tidak menyetujui policy (pro-Israel) tersebut. Semaksimal mungkin menghindari kerja sama dengan pihak yang secara nyata mendukung agresi Israel," ungkap Asrorun.

Asrorun menegaskan pada intinya umat Islam tidak boleh mendukung agresi Israel ke Palestina.

"Intinya, kita tidak boleh mendukung agresi Israel," pungkasnya.




(rih/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads