Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Di Jogja, ada salah satu perajin angklung yang membagikan kisahnya pengalaman pentas angklung di luar negeri dan akhirnya membuka toko produksi angklung.
Adalah Asep Zery Kusmaya (35), perajin atau produsen angklung Angklung Store Yogyakarta. Asep adalah warga Ciamis, Jawa Barat. Ia menginjakkan kaki di Jogja karena saat kuliah ia menempuh pendidikan seni musik di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
"Dari sanggar lalu punya grup itu pentas di Malaysia akhirnya, beberapa kali. Saya mengajar angklung di PGSD UNY sampai bisa ke Malaysia juga. Kalau Malaysia Singapura kayak ke Solo, waktu sering. Biasanya yang ngundang kadang Resepsi Diplomatik itu di KBRI, kadang pentas seni di depan Pasar Seni Malaysia. Kadang acara kementerian, waktu itu," kata Asep saat ditemui tim detikJogja pada Jumat (8/9/2023).
"Terus habis itu sampai saya dikasih undangan sama sebuah festival di Argentina waktu itu. Habis dari situ diliput di Amerika, Mexico, Argentina sendiri, terus mungkin teman-teman Kementerian Pariwisata denger mungkin ya, akhirnya seringlah sama Kemenpar ke luar ke London ke Bahrain sampai ke Argentina pernah ke negara konflik sama Kemenlu itu melatih korban perang," lanjut Asep.
Kemudian ia mulai menggeluti usaha angklung tahun 2009. Diawali dari keinginan pribadi agar mendapat uang jajan tambahan. Awalnya pun Asep melakukan produksi sendiri, melainkan menjadi reseller angklung yang mana produknya berasal dari Bandung.
Sebelum memproduksi angklung sendiri, lanjutnya, diawali dengan membuka jasa reparasi angklung pada tahun 2021 saat pandemi. Awalnya pun ia mempromosikan dan memasang usaha jasa reparasinya melalui Google Maps.
"Itu sejak Corona. Corona kan orang nggak masuk sekolah, dua tahun lho angklung pasti nggak terawat. Dan bener setelah itu wah banyak sekali (pesanannya). Itu antre (pesanan) dulu, tahun 2021, bikin iklan banyak banget. Kita kerjaan cuman ke kafe ngiklan lama," jelasnya.
Asep beserta istrinya kala itu, sampai setiap hari berkunjung ke salah satu kafe yang sama setiap harinya untuk mengiklankan usahanya tersebut. Alasan ia berkunjung setiap hari juga karena menunya yang terjangkau hingga ia memberikan hadiah kepada pemilik kafe sebagai rasa terima kasihnya.
"Sampai aku ngasih angklung lho sama yang punya kafe, gara-gara sering ngopi di situ. Kopinya kan Rp 6 ribu, murah itu. Dan lama juga sampai subuh kan (nongkrongnya)," ceritanya sambil tertawa.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
(rih/ahr)