Alasan SMSR Jogja Beriniat Tebang Pohon Munggur Berujung Didemo Murid

Alasan SMSR Jogja Beriniat Tebang Pohon Munggur Berujung Didemo Murid

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 23 Des 2025 13:23 WIB
Alasan SMSR Jogja Beriniat Tebang Pohon Munggur Berujung Didemo Murid
Penampakan pohon munggur di SMSR Jogja, Bantul, Selasa (23/12/2025). Pihak sekolah sempat berniat menebang pohon itu, yang berujung didemo para murid. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

SMKN 3 Kasihan Bantul, atau yang dikenal Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogja, viral karena didemo siswanya buntut rencana untuk menebang 2 batang pohon munggur. Pihak sekolah mengungkap alasan berniat menebangnya, sebelum memutuskan tidak jadi.

Wakil Kepala (Waka) Bagian Sarana dan Prasarana (Sarpras) SMSR Jogja, Slamet Pujiono, mengatakan tanggal 12 November 2025, pihaknya mengajukan surat permohonan ke BPBD Kabupaten Bantul. Surat tersebut terkait asesmen kondisi dua pohon munggur berukuran besar yang ada di SMSR Jogja.

"Alasan surat permohonan itu karena kami dapat dua laporan secara langsung. Pertama ada mobil kejatuhan ranting pohon munggur dan yang kedua saat anak-anak olahraga ada ranting yang jatuh," katanya kepada detikJogja, Selasa (23/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPBD Kabupaten Bantul kemudian mengeluarkan surat rekomendasi untuk menanggapi surat permohonan asesmen dari SMSR Jogja. Surat rekomendasi itu keluar tanggal 28 November 2025.

ADVERTISEMENT

"Rekomendasi dari BPBD itu dua pohon munggur membahayakan dan sudah terlalu tinggi, sehingga seharusnya ditebang," ujarnya.

Menyikapi rekomendasi itu, seluruh guru melakukan diskusi. Hasilnya, Kepala SMSR tidak menindaklanjuti rekomendasi dari BPBD Bantul.

"Akhirnya kita tidak menindaklanjuti rekomendasi dari BPBD Bantul, dan hari Minggu (21/12), kepala sekolah juga sudah bilang tidak akan menindaklanjuti rekomendasi BPBD. Karena pohon dianggap sebagai peneduh dan ikon SMSR," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, postingan berupa aksi unjuk rasa murid SMKN 3 Kasihan atau yang dikenal Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogja soal penebangan pohon munggur ramai di media sosial (Medsos). Ternyata aksi tersebut hanya berupa penempelan poster dan pemasangan spanduk tanpa adanya orasi.

"Puluhan siswa SMSR(Sekolah Menengah Seni Rupa) Jogja melakukan unjuk rasa pada 22/12/25, unjuk rasa ditujukan kepada kepala sekolah SMSR Jogja yang akan menebang pohon munggur besar yang telah menjadi identitas dari sekolah tersebut. Selain itu unjuk rasa juga dilakukan untuk melengserkan kepala sekolah akibat kepala sekolah tersebut sering membuat peraturan sekolah yang dianggap mematikan kreativitas para calon2 seniman yang bersekolah di sekolah tersebut," kata akun Instagram @merapi_uncover seperti dilihat detikJogja hari ini.

Pantauan detikJogja, tampak suasana di SMSR Jogja sangat lengang dan tidak ada aktivitas belajar mengajar. Selain itu, tampak pula tempelan kertas HVS berisi tulisan di tempat duduk hingga tiang listrik yang sudah disobek.

Kepala Prodi (Kaprodi) Kriya SMSR Jogja, Marsidik, menjelaskan awalnya dirinya sedang berada di lobi sekolah. Sekitar pukul 13.00 WIB, sejumlah murid berjalan kaki mendatangi depan lobi. Keberadaan para murid membuat Marsidik keluar dari lobi untuk memastikannya.

"Saya keluar dari lobi anak-anak datang, mereka terdiri dari murid kelas 11,12 dan 13 dengan jumlah sekitar 30 orang. Mereka datang sambil membawa spanduk," katanya kepada detikJogja di Kasihan, Bantul, Selasa (23/12).

Marsidik lalu menanyakan maksud kedatangan murid-murid tersebut. Pasalnya murid-murid telah menerima rapor hari Kamis (18/12) dan saat ini mereka seharusnya libur sekolah.

"Saya sempat tanya siapa koordinatornya dan dijawab salah satu peserta kalau tidak tahu dan hanya datang saja, ternyata saya tanya-tanya lainnya juga tidak ada koordinatornya. Lalu saya tanya tuntutanmu apa juga tidak dijawab, dan saya tanya kordinator juga tidak ada," ujarnya.




(apu/afn)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads