Doa Rajab "Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya'bana Wa Balighna Ramadhan"

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Sabtu, 20 Des 2025 10:22 WIB
Doa Rajab. (Foto: Denny Pratama/detikcom)
Jogja -

Memasuki bulan Rajab, banyak umat Islam kembali melafalkan doa yang sering terdengar menjelang Ramadhan. Lafadz doa Rajab "Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadhan" menjadi penanda awal persiapan ibadah yang lebih terarah dan sadar waktu.

Di dalam doa ini tersimpan permohonan keberkahan, kesinambungan ibadah, dan harapan agar umur dipanjangkan hingga bertemu Ramadhan. Urutan Rajab, Syaban, lalu Ramadhan menunjukkan tahapan spiritual yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling terhubung.

Agar doa ini tidak hanya dihafal, tetapi benar-benar dipahami dan diamalkan dengan tepat, simak penjelasan lengkapnya berikut ini. Simak sampai akhir ya, detikers!

Poin utamanya:

  • Doa Rajab berisi permohonan keberkahan hidup dan kesempatan bertemu Ramadhan.
  • Penyebutan Rajab, Syaban, dan Ramadhan menegaskan tahapan persiapan ibadah yang berkesinambungan.
  • Waktu membaca doa dimulai sejak awal Rajab dan dapat diulang di bulan Syaban.

Doa Rajab "Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya'Bana Wa Balighna Ramadhan"

Berdasarkan penjelasan H Herdiansyah Achmad dalam buku Meraih Surga dengan Puasa, bacaan doa Rajab ini merupakan salah satu sunnah yang diriwayatkan dalam hadits. Berikut adalah bacaan lengkapnya.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadhan.

Artinya: "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan." (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)

Sementara itu, Dimitri Mahayana dalam buku Hikmah Bulan Rajab dan Syaban yang mengutip Mafatih al-Jinan, menyebutkan bahwa terdapat redaksi lebih panjang dari doa Rajab ini, yaitu:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Allâhumma bârik lanâ fî Rajabin wa Sya'bâna wa ballighnâ syahra Ramadhân, wa a'innâ 'alash-shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil-lisâni wa ghadhil-bashar, wa lâ taj'al hazzhanâ minhul-jû'a wal-'athasy.

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus."

Makna dan Keutamaan Doa Rajab

Doa awal bulan Rajab bukan sekadar rangkaian lafadz yang dibaca saat pergantian bulan Hijriah. Di dalamnya terkandung pesan mendalam tentang waktu, keberkahan, dan harapan umur yang panjang dalam ketaatan. Melalui doa ini, umat Islam diarahkan untuk memulai perjalanan rohani menuju Ramadhan secara bertahap dan penuh kesadaran.

Berikut makna doa awal bulan Rajab sebagaimana dijelaskan dalam buku Cahaya Dakwah karya Rahmatullah Azhari.

1. Rajab hingga Ramadhan sebagai Rangkaian Perjalanan Ibadah

Dalam doa yang diajarkan Rasulullah SAW, bulan Rajab, Syaban, dan Ramadhan disebutkan secara berurutan. Urutan ini menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara ketiganya. Rajab diposisikan sebagai awal, Syaban sebagai penghubung, dan Ramadhan sebagai tujuan utama dari perjalanan ibadah seorang muslim.

Penyebutan Rajab sebagai bulan Allah mengandung makna pengagungan terhadap waktu tersebut. Rajab dipahami sebagai masa memperbanyak istighfar dan membersihkan diri dari dosa. Dalam literatur keislaman, umat Islam dianjurkan memperbanyak istighfar dengan lafadz singkat, "Rabbighfirli warhamni watub 'alayya", sebagai bentuk pengakuan atas keterbatasan diri di hadapan Allah.

Rajab juga memiliki dimensi sejarah yang kuat melalui peristiwa Isra dan Miraj. Pada peristiwa inilah Rasulullah SAW menerima perintah sholat, ibadah yang menjadi penopang utama kehidupan seorang muslim. Hal ini mempertegas posisi Rajab sebagai bulan yang sarat dengan persiapan rohani sebelum memasuki fase ibadah yang lebih intens.

2. Inti Doa Adalah Memohon Keberkahan

Bagian penting dari doa awal bulan Rajab adalah permohonan agar Allah memberikan keberkahan. Keberkahan dipahami sebagai nilai yang melampaui sekadar banyaknya harta atau panjangnya umur. Keberkahan menghadirkan ketenangan, keteraturan hidup, dan kebaikan yang terus bertambah.

Dalam pemahaman ini, harta, ilmu, kedudukan, maupun keluarga tidak selalu membawa kedamaian apabila tidak disertai keberkahan. Keberkahan dimaknai sebagai ziyadatul khair, yakni bertambahnya kebaikan yang berdampak luas dalam kehidupan. Karena itu, permohonan keberkahan menjadi inti dari doa ini.

Dengan memohon keberkahan sejak Rajab dan Syaban, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk menata kualitas ibadah dan sikap hidup. Ibadah tidak hanya diukur dari banyaknya amalan, tetapi juga dari perubahan sikap, ketenangan hati, dan manfaat yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Doa agar Dipanjangkan Umur hingga Ramadhan

Makna lain yang terkandung dalam doa awal bulan Rajab adalah permohonan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Dalam ajaran Islam, umur sepenuhnya berada dalam ketetapan Allah SWT. Al-Quran menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mempercepat atau menunda ajalnya.

Ramadhan dipahami sebagai bulan yang penuh keutamaan. Pada bulan ini, pahala amal dilipatgandakan, dosa diampuni, taubat diterima, dan doa memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW memohon agar dirinya dan umatnya diberi kesempatan untuk sampai pada bulan tersebut.

Permohonan ini mengandung kesadaran akan keterbatasan waktu manusia. Rajab dipahami sebagai awal persiapan, Syaban sebagai masa penguatan, dan Ramadhan sebagai puncak dari perjalanan ibadah tahunan seorang muslim. Waktu menjadi modal utama yang perlu dikelola dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab spiritual.

Waktu yang Tepat untuk Membaca Doa "Allahumma Bariklana Fi Rajaba..."

Doa allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadhan memiliki waktu pengamalan yang berkaitan erat dengan pergantian bulan Hijriah. Dikutip dari buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ban karya Udji Asiyah disebutkan bahwa Rasulullah SAW membaca doa ini ketika memasuki bulan Rajab. Pada momen tersebut, beliau memohon keberkahan untuk bulan Rajab, Syaban, dan Ramadhan yang akan datang.

Penjelasan serupa juga disampaikan dalam buku Meraih Surga dengan Puasa karya H Herdiansyah Achmad. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah SAW membaca doa ini saat melihat hilal bulan Rajab.

Selain dibaca di awal Rajab, doa ini juga dapat diulang pada bulan Syaban. Pengulangan ini dilakukan sebagai bentuk kesinambungan doa, mengingat Syaban merupakan bulan yang berada tepat sebelum Ramadhan.

Berdasarkan keterangan para penulis tersebut, waktu membaca doa Rajab dimulai sejak masuknya bulan Rajab, khususnya saat melihat hilal, kemudian dapat diamalkan kembali pada bulan Syaban, serta menjelang datangnya Ramadhan.

Mengamalkan doa Rajab sejak awal bulan menjadi cara menata niat dan ritme ibadah tahunan. Dengan memahami maknanya, doa ini tidak berhenti sebagai hafalan, tetapi menjadi pengingat arah perjalanan spiritual menuju Ramadhan. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Video: Senyum Bahagia Shin Min Ah-Kim Woo Bin di Hari Pernikahan"

(sto/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork