Kurang lebih 3 bulan lagi, Ramadhan yang begitu dicintai umat Islam tiba. Sebelum bulan penuh kebahagiaan itu tiba, sudah sepatutnya utang-utang puasa Ramadhan dituntaskan dengan mengerjakan puasa Qadha Ramadhan.
Bulan-bulan sebelum kedatangan Ramadhan biasa dimanfaatkan untuk mengerjakan puasa Qadha Ramadhan, termasuk Rajab. Bulan ketujuh kalender Hijriah ini terletak di antara Jumadil Akhir dan Syaban.
Rajab termasuk satu dari empat bulan haram alias mulia dalam Islam. Dikutip dari buku 20 Faedah Terkait Bulan Rajab oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, kendati merupakan bulan haram, Rajab tidak memiliki keutamaan maupun amalan khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umat Islam memang disunnahkan untuk mengisi bulan-bulan haram dengan banyak beramal shalih, tetapi tanpa meyakini adanya keutamaan khusus. Hal ini juga berlaku untuk Rajab. Oleh karena itu, puasa yang dikerjakan sebatas puasa Mutlak atau puasa sunnah berulang lainnya.
Atas dasar itulah, banyak orang ingin mengombinasikan puasa Qadha Ramadhan sekaligus puasa Mutlak Rajab. Bagaimana bacaan niatnya? Kapan puasa tersebut mulai dikerjakan? Mari simak penjelasan lengkapnya.
Poin Utamanya:
- Puasa Qadha Ramadhan boleh dikerjakan berbarengan dengan puasa sunnah Rajab.
- Niatkan puasanya untuk Qadha Ramadhan. Sebab, Qadha Ramadhan jenis niatnya wajib ditentukan.
- Puasa Qadha Ramadhan sekaligus Rajab bisa dimulai pada Minggu, 21 Desember 2025.
Bolehkah Qadha Ramadhan Sekaligus Puasa Rajab?
Pertama-tama, detikers harus mengetahui boleh atau tidaknya menggabung puasa Qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Rajab. Dilansir NU Online, hal semacam ini diperbolehkan alias hukumnya sah. Bahkan, pahala kedua puasa bisa didapat.
Hanya saja, seperti penjelasan dalam situs NU Lampung, puasa itu mesti diniatkan sebagai Qadha Ramadhan. Alasannya, puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib yang jenis niatnya mesti ditentukan. Sementara itu, puasa Rajab dilakukan dengan niat berpuasa secara Mutlak, tidak disyariatkan menentukan jenis puasanya.
Lebih lanjut, diambil dari laman NU Lumajang, dalam Fathul Mu'in dan Hasyiyah I'anatuth Thalibin tertulis:
"Puasa sunnah, baik yang berjangka waktu seperti puasa Senin Kamis, Arafah, dan Asyura, maupun yang tidak berjangka waktu, sah dilakukan dengan niat puasa mutlak."
Begitu juga Syaikh al-Barizi dalam kitabnya, al-I'ab, mengatakan:
"Jika seseorang berpuasa Qadha Ramadhan atau puasa wajib lainnya pada hari yang dianjurkan untuk puasa sunnah, maka pahala kedua jenis puasa tersebut dapat diraih, baik dengan niat puasa sunnah maupun tanpa niat tersebut."
Wallahu a'lam bish-shawab.
Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan
Sebagaimana telah disinggung di atas sekilas, puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan harus diniatkan untuk Qadha Ramadhan. Dengan demikian, bagi yang mengikuti pendapat sunnahnya melafalkan niat, ini bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Perlu dicatat, letak asal niat adalah hati. Mengucapkannya bukanlah kewajiban. Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengucapkan niat sebelum berpuasa. Demikian pula halnya dengan para sahabat.
Dirujuk dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah tulisan Hari Ahadi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.
Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum bertakbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafalkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafalkan niat... Seandainya melafalkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa XXII hal 221-222)
Kapan Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan Dikerjakan?
Terminologi 'puasa Rajab' merujuk pada puasa sunnah Mutlak yang dikerjakan pada bulan tersebut. Sejatinya, puasa sunnah Mutlak boleh dilakukan kapan saja tanpa pensyariatan tanggal tertentu.
Selain puasa Mutlak, Rajab juga dapat diisi sederet puasa sunnah lain. Contoh, puasa sunnah Ayyamul Bidh sebanyak 3 hari yang berulang tiap bulan, puasa Senin Kamis, dan puasa Daud. Untuk bisa mengerjakan puasa-puasa ini, diperlukan informasi soal tanggal dimulai dan berakhirnya Rajab.
Dilihat dari kalender terbitan Kementerian Agama, 1 Rajab 1447 H dimulai pada Minggu, 21 Desember 2025. Hari terakhirnya jatuh pada Senin, 19 Januari 2026. Atas dasar acuan itu, puasa Qadha Ramadhan sekaligus Mutlak Rajab bisa dimulai per Minggu, 21 Desember mendatang.
Teruntuk puasa Ayyamul Bidh dan Senin Kamis Rajab 1447 H, begini contoh jadwalnya:
- Senin, 22 Desember 2025/2 Rajab 1447 H: Puasa Senin
- Kamis, 25 Desember 2025/5 Rajab 1447 H: Puasa Kamis
- Senin, 29 Desember 2025/9 Rajab 1447 H: Puasa Senin
- Kamis, 1 Januari 2026/12 Rajab 1447 H: Puasa Kamis
- Jumat, 2 Januari 2026/13 Rajab 1447 H: Puasa Ayyamul Bidh
- Sabtu, 3 Januari 2026/14 Rajab 1447 H: Puasa Ayyamul Bidh
- Minggu, 4 Januari 2026/15 Rajab 1447 H: Puasa Ayyamul Bidh
- Senin, 5 Januari 2026/16 Rajab 1447 H: Puasa Senin
- Kamis, 8 Januari 2026/19 Rajab 1447 H: Puasa Kamis
- Senin, 12 Januari 2026/23 Rajab 1447 H: Puasa Senin
- Kamis, 15 Januari 2026/26 Rajab 1447 H: Puasa Kamis
- Senin, 19 Januari 2026/30 Rajab 1447 H: Puasa Senin
Nah, itulah niat puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan dan tanggal mulai mengerjakannya. Semoga bermanfaat!
(anm/ahr)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih