Bagi umat Katolik, renungan harian Katolik hari ini adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 29 November 2025 merupakan hari biasa. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.
Mengangkat tema tentang penantian, mari simak renungan Katolik hari Sabtu, 29 November 2025 yang dihimpun dari buku "Inspirasi Pagi" oleh Jarot Hadianto. Renungan harian Katolik berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil dan doa Katolik hari ini sebagai penutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Sabtu, 29 November 2025
Bacaan Liturgi 29 November 2025
Sebelum berefleksi dalam renungan Katolik hari ini, umat dapat membaca bacaan liturgi Katolik hari ini. Adapun menurut kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, bacaan liturgi 29 November 2025 adalah Dan. 7:15-27; MT Dan. 3:82,83,84,85,86,87; Luk. 21:34-36
dan BcO Yeh. 47:1-12. Berikut ini uraiannya:
Bacaan I Dan. 7:15-27;
- Dan 7:15 Maka aku, Daniel, terharu karena hal itu, dan penglihatan-penglihatan yang kulihat itu menggelisahkan aku.
- Dan 7:16 Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana dan kuminta penjelasan tentang semuanya itu. Maka berkatalah ia kepadaku dan diberitahukannyalah kepadaku maknanya:
- Dan 7:17 Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi;
- Dan 7:18 sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.
- Dan 7:19 Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan kakinya;
- Dan 7:20 dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk yang lain, yakni tanduk yang mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang menyombong, yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya dari tanduk-tanduk yang lain.
- Dan 7:21 Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka,
- Dan 7:22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada
Bacaan Mazmur MT Dan. 3:82,83,84,85,86,87;
- Dan 3:82 Pujilah Tuhan, hai anak-anak manusia, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
- Dan 3:83 Pujilah Tuhan, hai Israel, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
- Dan 3:84 Pujilah Tuhan, hai para imam Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
- Dan 3:85 Pujilah Tuhan, hai para hamba Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
- Dan 3:86 Pujilah Tuhan, hai roh dan jiwa orang-orang benar, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
- Dan 3:87 Pujilah Tuhan, hai semua yang mursid dan rendah hati, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Bacaan Injil Luk. 21:34-36
- Luk 21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
- Luk 21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
- Luk 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
Bacaan Ofisi Yeh. 47:1-12
- Yeh 47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
- Yeh 47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
- Yeh 47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
- Yeh 47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
- Yeh 47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
- Yeh 47:6 Lalu ia berkata kepadaku: "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
- Yeh 47:7 Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
- Yeh 47:8 Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
- Yeh 47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
- Yeh 47:10 Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
- Yeh 47:11 Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
- Yeh 47:12 Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Renungan Harian Katolik 29 November 2025
Renungan harian Katolik hari ini mengulas refleksi tentang penantian. Dalam menantikan kedatangan Kerajaan Allah, Yesus menasihati kita agar senantiasa waspada. Jangan berpesta pora, jangan pula bermabuk-mabukan. Itu akan membuat kita lupa diri, lepas kendali, hingga melakukan hal-hal yang jahat.
Hindari pula sikap cemas dan khawatir karena akan membuat kita ragu untuk melakukan sesuatu yang baik. Kita diharapkan untuk setia berjaga-jaga, seperti seorang hamba yang berjaga menantikan kepulangan tuannya yang tidak pasti.
Berjaga di sini tidak berarti berdiam diri sepanjang hari. Isilah waktu penantian ini dengan doa. Doa akan menguatkan kita di tengah situasi dunia yang semrawut dan serba tidak pasti. Doa juga kelak akan mengantar kita berdiri di hadapan Anak Manusia.
Bagi orang-orang berdosa, hari akhir adalah bencana, sebab pada saat itu, Anak Manusia akan datang untuk menghukum mereka. Namun, bagi orang-orang benar, kedatangan Anak Manusia adalah suatu berkat. Ia datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan mereka.
Mereka yang selama ini tertindas dibebaskan-Nya dan diantarkan-Nya ke kota Allah yang kudus, suatu tempat yang begitu indah, damai, dan tenang. Di situ, Allah memerintah dengan adil sebagai raja, dan kita umat-Nya akan hidup dalam kesejahteraan.
Semoga janji ini menghibur dan membangkitkan harapan kita semua yang tengah berjuang mengarungi hidup di dunia ini. Pada masa penantian ini, kita diajak untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan kita, alih-alih melakukan perbuatan yang makin merusak diri sendiri.
Kita masing-masing mempunyai kecenderungan-kecenderungan negatif yang bisa menjauhkan diri kita dari Tuhan. Kenali kecenderungan-kecenderungan itu dan mulailah memperbaikinya.
Sapalah Dia yang senantiasa beserta kita, sapalah Dia sepanjang waktu. Biarkan Dia menjadi inspirasi pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Niscaya hidup kita akan terarah dan teberkati bersama-Nya.
Doa Penutup
Ya Tuhan, kami memuji Engkau dengan perkataan dan perbuatan. Seluruh jiwa raga kami adalah kurnia-Mu, maka hendaknya seluruh hidup kami pun menjadi milik-Mu.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari ini Sabtu, 29 November 2025 dengan bacaan Injil dan doa penutup. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.
(sto/ams)












































Komentar Terbanyak
Momen Inara Rusli Akhirnya Tahu Insanul Fahmi Punya Istri Usai Nikah Siri
Underpass Kentungan Banjir, Ternyata Ini Biangnya
KAI Bantah Pecat Pegawai gegara Tumbler Penumpang Hilang di KRL