Regional

Menanti Kabar Puluhan Warga yang Lari ke Hutan Saat Banjir Terjang Tapteng

Finta Rahyuni - detikJogja
Rabu, 26 Nov 2025 22:08 WIB
Warga yang terjebak di hutan. (Foto: dok. pribadi Rosmawati)
Jogja -

Puluhan warga terjebak di hutan saat banjir bandang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut). Belum diketahui kondisi terkini dari warga tersebut karena jaringan komunikasi terputus.

Informasi sejumlah warga yang menyelamatkan diri ke hutan itu datang dari sebuah video yang sempat dikirim dari lokasi. Dilansir detikSumut, dalam video itu terlihat ada sejumlah orang yang berada di dalam hutan. Mereka mengenakan jas hujan, payung serta plastik dan kain untuk melindungi tubuh mereka dari hujan yang terus mengguyur. Ada anak muda hingga orang tua terlihat berada di lokasi tersebut. Mereka berteriak meminta pertolongan.

"Pak Bupati tolong kami dulu di sini, kami sudah di tengah hutan ini, kiri kanan sudah longsor Pak Bupati, nggak ada lagi jalan keluar," kata seorang pria yang merekam video tersebut.

Perekam menyebut ada sekitar 50 orang di sana. Bahkan ada wanita lanjut usia yang terus meminta tolong.

Salah satu keluarga dari korban banjir yang terjebak di hutan itu, Rosmawati Zebua (30) mengatakan peristiwa itu terjadi di Desa Huta Bolon, Kecamatan Tukka, Selasa (25/11) kemarin. Dari pihaknya ada tujuh anggota keluarga termasuk bayi yang terjebak di hutan.

"Iya, itu keluarga saya, ada tujuh orang di situ keluarga saya. Mama, adik saya cowok satu, cewek satu, abang saya yang sudah menikah sama istrinya dan dua orang anaknya. Itu ada anak bayi satu, ada lansia juga, ada juga tetangga yang lumpuh diangkat ke atas itu," kata Rosmawati, dikutip dari detikSumut, Rabu (26/11/2025).

Rosmawati yang tinggal di Jakarta itu sempat berkomunikasi dengan adiknya dan meminta merekam kondisi sekitar pada 09.30 WIB. Saat itu keluarganya sudah ada di hutan namun tidak membawa persiapan karena air yang datang tiba-tiba.

"Kata mereka pas itu 'banjir bandang sudah mengadang semua, sudah tenggelam seperti lautan, makanya kami lari ke atas, tanpa bawa satu apapun, udah nggak sempat lagi, hanya bawa badan'," ujarnya mengulang ucapan keluarganya.

Komunikasi terputus sekitar pukul 11.00 WIB. Rosmawati berusaha mencari bantuan termasuk menghubungi Basarnas. Dia sangat khawatir dengan kondisi mereka.

"Pasti saat ini mereka sudah kelaparan, kedinginan dan tidak ada stok makanan. Bagaimana mereka bisa bertahan di sana?," ujarnya.

Dia menjelaskan, keluarga sebenarnya sudah memutuskan mengungsi sejak Sabtu (22/11) malam di gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) di Huta Bolon setelah ada peringatan dari BPBD. Lokasi gereja berada di daerah yang agak tinggi sedangkan rumah mereka di dekat sungai.

Dalam peristiwa banjir sebelumnya, banjir tidak sampai masuk rumah sehingga mereka melakukan evakuasi hanya di gereja. Tidak ada yang menyangka kali ini banjir bandang terjadi sehingga mereka menyelamatkan diri ke hutan.

"Setelah banjir bandang itu, mereka sudah nggak bisa menyeberang (ke desa), jadi larinya ke atas (hutan)," jelasnya.

Rosmawati hingga kini masih belum mendapat kabar keadaan keluarganya. Dia berharap pemerintah setempat sudah mengevakuasi keluarganya dari hutan tersebut.

"Harapan saya keluarga saya diselamatkan dari sana, setidaknya saya tahu aja gimana kabarnya. Dengan kabarnya saja, saya sudah senang. Kemarin saya kira bisa langsung ada bantuan, tapi ternyata sampai sekarang belum ada sama sekali dan mereka juga kita sudah tidak tahu mereka masih ada atau tidak di atas sana, semoga pemerintah bisa membantu keluarga saya," pungkasnya.



Simak Video "Video: Detik-detik Banjir Bandang Terjang Cisolok Sukabumi"

(aap/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork