Saldo Rp 1 M Milik SPPG di Bandung Barat Raib, Diduga Jadi Korban Phising

Regional

Saldo Rp 1 M Milik SPPG di Bandung Barat Raib, Diduga Jadi Korban Phising

Whisnu Pradana - detikJogja
Senin, 03 Nov 2025 18:24 WIB
Penipuan dan spam digital semakin marak, mengancam keamanan data dan finansial masyarakat.
Ilustrasi penipuan digital atau phising. (Foto: Shutterstock/)
Jogja -

Satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kehilangan saldo rekening Rp 1 miliar untuk program makan bergizi gratis (MBG). Saldo itu raib diduga karena phising.

Dilansir detikJabar, Senin (3/11/2025), informasi hilangnya saldo rekening itu viral usai diunggah akun TikTok SPPG Pangauban. Dari informasi yang dihimpun detikJabar, saldo rekening itu hilang pada Kamis (31/10) lalu.

Kala itu, Kepala SPPG Pangauban berinisial MC hendak melakukan persetujuan transaksi via aplikasi milik bank pelat merah. Namun, saat hendak masuk ke sistem, sistem itu meminta agar kata sandi diganti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pihak yang bertanggung jawab di SPPG, MC lalu menghubungi layanan chat resmi pihak bank. Tak lama, ada pihak yang mengaku sebagai pihak dari bank tersebut dan menghubungi dan memberi link untuk mengganti kata sandi. Disampaikan jika tidak diganti, maka saldo itu akan dibekukan.

ADVERTISEMENT

Namun, saat mengecek saldo tersebut MC dikagetkan dengan nominal saldo yang tersisa Rp 12 juta dari saldo awal Rp 1 miliar. Hal ini pun dinilai sebagai kesalahan Kepala SPPG Pangauban karena memberi inoformasi ke pihak tak dikenal.

"Benar kejadiannya seperti itu. Jadi kami tidak bisa beroperasi karena dana yang ada terkuras oleh penipu. Jelas ini kelalaian dari Kepala SPPG," kata Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik saat dimintai konfirmasi, Senin (3/11).

Hendrik mengatakan MC sudah diingatkan pegawai lainnya soal segala bentuk komunikasi yang wajib dipastikan kebenarannya.

"Jadi kata akuntan, ahli gizi, dan pegawai lainnya itu sudah mengingatkan telepon itu jangan langsung dipercaya, khawatir penipuan. Tapi tidak didengarkan, akhirnya kejadian seperti ini," kata Hendrik.

Hendrik mengatakan kasus ini pun langsung dilaporkan ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan diarahkan melapor ke Bareskrim Polri. Saat ini, para pihak terkait masih dimintai keterangan.

"Jadi kami sudah melapor ke BGN dan meminta solusi baiknya bagaimana. Kami masih menunggu solusinya bagaimana, untuk dapur tidak beroperasi karena tidak ada dana lagi," ucap Hendrik.




(ams/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads