Waduh! Dokter Bedah Ajak Bocah 12 Tahun Bor Tengkorak Pasien

Internasional

Waduh! Dokter Bedah Ajak Bocah 12 Tahun Bor Tengkorak Pasien

Averus Kautsar - detikJogja
Senin, 27 Okt 2025 20:11 WIB
Ilustrasi dokter melakukan operasi
Ilustrasi dokter di Austria ditangkap karena mengajak bocah 12 tahun bor tengkorak pasien. Foto: Getty Images/shapecharge
Jogja -

Seorang dokter bedah di Austria harus berurusan dengan hukum. Sebabnya, dia mengajak anaknya yang masih berusia 12 tahun ikut mengebor tengkorak pasien.

Insiden berawal pada Januari 2024. Seorang pria menderita cedera otak traumatis usai mengalami kecelakaan di hutan.

Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Regional Graz untuk menjalani prosedur operasi yang menyelamatkan jiwanya. Operasi itu sejatinya berjalan dengan sukses, hingga muncul laporan ahli bedah yang menangani meminta putrinya yang berusia 12 tahun membantu prosedur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Oktober tahun ini, Pengadilan Distrik Graz-East mengungkap operasi itu dilakukan oleh seorang dokter dan seorang dokter pelatihan. Sementara ahli bedah yang membawa anaknya masuk ruang operasi statusnya masih residen.

ADVERTISEMENT

Kasus ini mulai muncul setelah ada laporan anonim yang masuk ke Kejaksaan. Laporan itu disampaikan ke Kejaksaan sekitar April 2024. Semenjak saat itu, investigasi mulai dilakukan.

Rincian soal kejadian selanjutnya berbeda-beda menurut laporan. Namun, anak itu dikabarkan ditinggalkan bersama rekan junior ketika sang ahli bedah bergeser meninggalkan meja operasi untuk menerima panggilan telepon.

Berdasarkan dakwaan, bocah tersebut diberikan bor medis untuk membuat lubang di tengkorak pasien supaya alat probe bisa dipasang. Jaksa Julia Steiner kemudian menyatakan bahwa ibu anak itu dengan bangga mengungkap anaknya bisa mengebor tengkorak pasien.

Meski operasi berjalan baik, dakwaan menyebut risikonya tidak dapat diremehkan. Baik dokter dan ahli bedah saraf menyatakan tidak bersalah atas tuduhan menyebabkan cedera ringan.

"Tindakan tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat luar biasa terhadap pasien," ungkap Julia dikutip dari Unilad, Senin (27/10/2025), dikutip detikHealth.

Adapun pengacara si ahli bedah, Bernhard Lehofer, membela kliennya dengan menyebut anak tersebut sebenarnya tidak melakukan apapun. Dokter yang menangani sepenuhnya mengendalikan prosedur pembedahan.

Lehofer melanjutkan, tindakan kliennya yang membawa anaknya ke ruang bedah bukan tindakan tepat. Namun, dia berdalih kliennya sudah menanggung akibat keputusannya selama 2 tahun.

Sementara itu, pengacara dokter lain yang juga terlibat, Michael Kropiunig, menyatakan kliennya tidak tahu usia anak tersebut.

"Dia hanya mengizinkan anak itu meletakkan tangannya di atas tangannya sendiri saat menggunakan bor, tapi hal itu tidak relevan dalam perkara pidana," ujar Kopriunig.

Mengenai bagaimana insiden itu terjadi, dokter tersebut mengaku menjelang akhir operasi, sang ahli bedah saraf bergeser meninggalkan meja operasi untuk menerima telepon. Saat itu, anak sang ahli bedah bertanya, 'boleh aku membantu?' dan ketika ia menanyakan pada ibunya, sang ibu menjawab, 'kenapa tidak?'.

Meski tidak bisa memastikan posisi tangan anak itu, pengadilan mendengar anak tersebut menaruh tangannya di atas tangan dokter yang memandu bor tersebut.

Sang ibu juga dituduh membujuk rekannya untuk menyangkal apabila ditanya tentang kejadian itu. Ia menjelaskan putrinya berada di kantornya hampir sepanjang hari, tapi mengikutinya masuk ke ruang operasi ketika ia dipanggil, dan ia mengizinkannya tetap di sana.

Dokter bedah itu membantah melihat langsung momen pengeboran tersebut, dengan alasan berada di bagian belakang ruangan dan sedang teralihkan perhatiannya. Ketika jaksa menanyakan apakah ia menekan rekan sejawatnya untuk 'tetap diam' ia menjawab, 'saya hanya ingin melindunginya'.

Putusan kasus ini ditunda hingga 10 Desember 2025.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads