Kasus dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) sempat menerpa puluhan murid di SMP Negeri 2 Mlati, Sleman. Namun, kondisi para korban telah membaik, termasuk satu siswa yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) disebut sudah pulang hari ini.
"Alhamdulillah sudah semua. Untuk yang dirujuk ke RSA UGM juga sudah diperbolehkan pulang sekitar pukul 15.45 WIB tadi," ungkap Kepala SMPN 2 Mlati Sleman, Isnan Abadi, saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat, Sabtu (25/10/2025) malam.
Selain siswa, kondisi guru yang mengeluhkan sakit usai menyantap menu MBG juga sudah membaik. "Alhamdulillah sudah fit semua," ucapnya.
Isnan menerangkan dugaan keracunan ini bermula setelah siswa menyantap menu MBG pada Kamis (23/10) yang terdiri dari nasi, acar, tahu balado, dan ayam opor. Makanan tersebut dikirim pukul 10.30 WIB dan dikonsumsi saat jam makan siang, pukul 12.00 WIB.
Gejala awal mulai dirasakan para siswa pada malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, berupa sakit perut dan diare. Gejala ini kemudian memuncak pada keesokan paginya atau Jumat (24/10) di lingkungan sekolah. Pada pukul 07.30 WIB, terjadi peningkatan drastis jumlah siswa yang mengeluh sakit perut dan diare.
"Awalnya, 12 siswa langsung dibawa ke Puskesmas, dan jumlah ini terus bertambah hingga mencapai total 53 siswa dari SMPN 2 Mlati. Dari puluhan siswa tersebut, satu anak sempat menjalani tindakan infus di Puskesmas karena kondisi lemas dan kemudian dirujuk ke RSA UGM untuk penanganan lebih lanjut," jelasnya.
Kabar melegakan datang esok harinya atau hari ini, di mana siswa yang dirujuk ke RSA UGM tersebut telah menunjukkan kondisi kesehatan yang stabil dan membaik. Pihak rumah sakit mengizinkan siswa tersebut untuk pulang pada pukul 15.45 WIB, menandakan bahwa penanganan medis telah berhasil.
Kasus dugaan keracunan ini tidak hanya terjadi di SMPN 2 Mlati, tetapi juga menimpa siswa di dua sekolah lain. Rinciannya ada 15 anak di SD Jombor Lor dan 16 siswa di MAN 3 Sleman, yang menerima pasokan MBG dari sumber yang sama.
Saat ini, pihak berwenang terus melakukan penyelidikan dengan menguji sampel makanan untuk memastikan penyebab pasti kontaminasi. Fokus utama saat ini adalah memastikan pemulihan total bagi seluruh siswa yang terdampak.
Diberitakan sebelumnya ratusan siswa dari tiga sekolah di Kapanewon Mlati, Sleman mengalami gejala keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari ratusan siswa itu, puluhan menjalani rawat jalan di Puskesmas sementara 1 orang dirujuk ke RSA UGM. Tiga sekolah tersebut ialah MAN 3 Sleman, SMPN 2 Mlati, dan SD Jombor Lor.
Plt Panewu Mlati Arifin mengatakan dari informasi yang dia terima, jumlah siswa di MAN 3 Sleman ada 214 orang.
"Itu yang bergejala banyak. Yang kita data yang kita bawa dibawa ke puskesmas saja. MAN 20 siswa, SDN Jombor 13 siswa, dan SMPN 2 Mlati 55 siswa. Ada 1 anak rujuk ke RSA UGM," kata Arifin kepada wartawan, Jumat (24/10).
Arifin menyebut keracunan ini diduga karena menu MBG pada Kamis (23/10). Ketiga sekolah itu menerima menu MBG dari satu dapur SPPG yang sama yakni di Sinduadi. Akan tetapi, dia belum bisa memastikan apakah penyebab keracunan itu karena menu makanan hari ini atau kemarin.
"(Yang SD) Tidak tahu apakah karena (menu MBG) yang tadi pagi atau yang kemarin. Karena SMP sama yang MAN kan (menu MBG) yang kemarin," ujarnya.
Mayoritas para siswa yang bergejala mengalami pusing dan diare. Saat ini para siswa yang bergejala sudah mendapatkan perawatan.
"Semua dibawa ke sini, kemudian dicek, sebagian besar cuma dikasih rawat jalan, obat saja, hanya satu yang sempat diinfus cuma itu aja. Pusing, diare, kebanyakan (siswa) SD diare, yang lain ada pusing-pusing," ujarnya.
Simak Video "Video: Ratusan Siswa di Bojonegoro Keracunan MBG"
(apu/apu)