Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkap banyaknya sampah di sungai wilayahnya karena Bantul jadi hilir pembuangan sampah sembarangan dari Kota Jogja dan Kabupaten Sleman. Merespon hal itu, Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo berencana memasang jaring pengaman sampah di setiap aliran sungai dari Kota Jogja yang mengarah ke Bantul.
"Ya kalau tanggung jawabnya dalam bentuk kita memasang jaring. Supaya sampah kota jangan masuk Bantul, begitu cara tanggung jawabnya," ucap Hasto saat ditemui usai menghadiri acara di Kulon Progo, Rabu (15/10/2025).
Hasto mengatakan pemasangan jaring untuk menghalau sampah di aliran sungai sudah diterapkan pihaknya sejak beberapa waktu lalu. Pada tahun ini total ada 9 titik sungai yang telah terpasang jaring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun 9 titik ini baru sebatas penghalau sampah dari Sleman menuju Kota Jogja. Sedangkan pemasangan jaring untuk aliran sungai dari Kota Jogja ke Bantul baru akan dilakukan pada awal 2026 mendatang.
"Sementara ini sudah pasang 9 titik dulu, itu di wilayah Sleman seperti aliran Code, Winongo, dan Gajah Wong. Untuk wilayah Bantul baru akan dianggarkan awal 2026, rencananya ada 25 lebih titik," terangnya.
"Pada intinya kami dari Pemkot tetap akan tanggung jawab terhadap sampah-sampah tersebut," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkap banyaknya sampah di sungai wilayahnya karena Bantul jadi hilir pembuangan sampah sembarangan dari Kota Jogja dan Kabupaten Sleman. Halim pun meminta dua wilayah itu untuk mencegah pembuangan sampah di sungai.
"Ini adalah aliran sungai yang sangat rentan terhadap masuknya sampah. Bukan hanya dari pembuangan di Bantul tetapi juga pembuangan di daerah utara Bantul, misalnya Sleman, Kota Jogja," kata Halim kepada wartawan di Sewon, Bantul, Rabu (15/10).
Halim mencontohkan, orang-orang Kota Jogja dan Sleman membuang sampah di Sungai Code dan akhirnya sampai ke Bantul. Begitu pula dengan pembuangan sampah di Sungai Winongo hingga Sungai Progo yang hilirnya sampai ke Bumi Projotamansari.
"Sehingga ini harus menjadi gerakan tidak hanya di Bantul, tapi juga DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Karena sungai-sungai itu seluruhnya bermuara di Bantul," ujarnya.
Terkait apakah sudah bertemu dengan Wali Kota Jogja dan Bupati Sleman terkait masalah pembuangan sampah ke sungai, Halim mengaku sudah berulang kali. Menurutnya, kedua permangku wilayah tersebut akan menggencarkan sosialisasi terkait larangan pembuangan sampah ke sungai.
"Jadi kita sudah berkali-kali rapat koordinasi dengan Wali Kota Jogja dan Bupati Sleman. Saya sampaikan kepada beliau-beliau, bahwa pembuangan sampah di Sungai Code, Kota (Jogja) atau Sungai Oya di Sleman itu akan berdampak pada tersebarnya sampah di Bantul," ucapnya.
"Dan mereka menyadari itu, sehingga mereka getol melakukan sosialisasi tidak buang sampah sembarangan. Karena kalau dari hulu dicegat hilirnya sini (Bantul) akan bersih," lanjut Halim.
Di sisi lain, Halim mengungkapkan bahwa Kabupaten Bantul telah membangun sarana dan prasarana terkait instalasi pengolahan sampah Namun, sarana prasarana itu belum mampu untuk menyelesaikan masalah sampah.
"Percuma ada sarana prasarana TPST, TPA, ITF dan tong-tong sampah tetapi kalau budaya buang sampah sembarangan ini masih saja terjadi ya percuma. Tapi kalau instalasi pengolahan sampah dan dibarengi dengan budaya bersih sampah insyaallah itu selesai," katanya.
Karena itu, Halim telah meminta kepada seluruh ASN di Bantul untuk membuat biopori. Bahkan, Halim telah melakukan evaluasi terkait gerakan tersebut.
"Kemarin kita sudah mengevaluasi untuk ASN terkait biopori dan hasilnya sudah ada yang membangun perilaku baru dengan membuang sisa makanan di biopori yang terpasang di halaman depan atau belakang rumah. Ini salah satu agenda budaya bersih lingkungan yang kita coba bangun di Bantul," ujarnya.
(apl/aku)
Komentar Terbanyak
Tagar #PatrickOut Meledak, Media Belanda Pertanyakan Nasib Kluivert di Timnas
Mahar Cek Rp 3 M Belum Bisa Cair, Mbah Tarman Ungkap Alasannya
Berhenti di Lampu Merah, Mobil Sultan HB X Disalip Rombongan Pakai Patwal