Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jogotirto di Kapanewon Berbah, Sleman, berhenti beroperasi sementara mulai hari ini. Dapur makan bergizi gratis (MBG) yang melayani 3.503 penerima manfaat itu disebut tidak beroperasi karena terkait masalah administrasi.
"Prinsipnya adalah secara administratif. Kemudian tidak diteruskan proses sampai keuangannya, artinya di administrasi terhenti," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Sleman, Agung Armawanta, saat dihubungi wartawan, Senin (13/10/2025).
Agung belum bisa memastikan kapan SPPG ini akan beroperasi lagi. Akan tetapi pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kepala SPPG Jogotirto terkait dengan permasalahan ini. Dia mengatakan ada beberapa evaluasi yang dilakukan Badan Gizi Nasional (BGN) sehingga berpengaruh ke operasional SPPG tersebut.
"Memang kemudian ada dua hal. Mungkin cara administrasi juga belum lengkap betul, Tapi juga ada rekomendasi terhadap kemungkinan standar-standar yang harus dipatuhi oleh SPPG-nya. Banyak hal ini, sehingga kemudian ketika dimungkinkan ada evaluasi sementara, artinya pemberhentian sementara," ujarnya.
Evaluasi itu diduga buntut kasus keracunan yang terjadi pada beberapa waktu lalu. Akan tetapi Agung tidak bisa memastikan mengenai hal itu karena dia tidak melihat secara langsung surat tersebut.
"Jadi administrasi ini mungkin ikutan dari itu. Tapi karena saya nggak lihat langsung apa surat evaluasinya dari pusat itu," sebutnya.
"Tapi kalau memang karena hasil evaluasi sementara itu, yang jelas memang yang pasca-keracunan itu mungkin ada yang perlu dievaluasi dari pusat dan suratnya itu nggak sampai kita, kepala SPPG-nya aja nggak diberikan tebusannya," imbuh Agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung menjelaskan mekanisme pengajuan dana di SPPG saat ini yakni anggaran diterima di depan untuk operasional 10 hari. Tidak seperti sebelumnya, yakni dengan mengajukan reimburse.
"Sekarang kan modelnya bayar di depan ya, jadi mengajukan terus dikasih modal di depan, sehingga tidak nombok seperti reimburse dulu," jelas dia.
Sementara itu Kepala SMPN 3 Berbah Siti Rochmah Nurwati menyebut sekolahnya termasuk salah satu penerima manfaat dari SPPG tersebut. Di sekolahnya terdapat 379 siswa yang mendapat jatah MBG. Siti bilang informasi SPPG Jogotirto berhenti operasional baru diterima kemarin malam.
"Iya benar mulai hari ini (Berhenti operasional). Kami menerima tadi malam via WA, jadi dari dapur dan mitra penyelenggara," kata Siti saat dihubungi wartawan hari ini.
Dari informasi yang dia terima, berhentinya SPPG itu karena masalah administrasi. Hanya saja dia tidak mengetahui secara detail masalah apa yang membelit. Termasuk soal berapa hari SPPG itu berhenti beroperasi.
"Alasan administrasi, kalau yang keterangan lebih lanjut saya enggak paham yang terjadi, tapi informasi kami hanya seperti itu," jelas dia.
Untuk itu, pihaknya mengimbau orang tua siswa untuk menyediakan bekal seperti saat sebelum ada MBG.
"Tapi kami antisipasi sekolah langsung ke grup orang tua mulai Senin kami imbau untuk membawa bekal seperti dulu sebelum ada MBG kita wajib bawa bekal," ujarnya.
Siswa-Guru SMPN 3 Berbah Diduga Keracunan MBG
Diberitakan sebelumnya, keracunan massal diduga usai menyantap makanan program MBG terjadi di SMP Negeri 3 Berbah, Kabupaten Sleman, Agustus lalu.
"Data keracunan pangan di SMPN 3 Berbah yang bergejala 135 siswa dan 2 guru," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr Khamidah Yuliati saat dihubungi wartawan, Rabu (27/8).
"Rawat jalan di RSUD Prambanan 1 orang, di Puskesmas Berbah 2 orang. Kemudian 66 orang diobati oleh petugas puskesmas di sekolah," sambungnya.
Yuli bilang para siswa dan guru tersebut mengalami gejala keracunan usai menyantap MBG. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan tersebut.
Adapun menu makanan yang dikonsumsi meliputi nasi kuning, telur dadar potong, abon, kering tempe, timun, jeruk.
"Masih diduga pasca-makan MBG, belum pasti penyebabnya," ujarnya.
Yuli menegaskan, saat ini kondisi siswa, dan guru yang mengalami gejala keracunan sudah terkendali. "Insyaallah sudah mandali (aman dan terkendali)," ujar dia.
(dil/ams)
Komentar Terbanyak
Berhenti di Lampu Merah, Mobil Sultan HB X Disalip Rombongan Pakai Patwal
Mahar Cek Rp 3 M Belum Bisa Cair, Mbah Tarman Ungkap Alasannya
Tagar #PatrickOut Meledak, Media Belanda Pertanyakan Nasib Kluivert di Timnas