Setelah sebelumnya diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump soal kesepakatan damai di Gaza, kini pemerintahan Israel mengumumkan menyepakati gencatan senjata dengan kelompok Hamas dan membuka jalan menghentikan perang di Gaza dalam waktu 24 jam. Kesepakatan itu juga meliputi pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Dilansir detikNews dari Reuters, kabinet Israel menyetujui kesepakatan sekitar 24 jam setelah mediator mengumumkan perjanjian yang menyerukan pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Pasukan Israel juga disepakati agar ditarik dari Gaza secara bertahap.
"Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera - baik yang hidup maupun yang meninggal," tulis akun X berbahasa Inggris milik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikutip dari detikNews, Jumat (10/10/2025).
Seorang juru bicara pemerintah Israel menjelaskan, gencatan senjata akan berlaku dalam waktu 24 jam setelah pemerintah menyetujui kesepakatan tersebut. Setelah itu para sandera yang ditawan di Gaza akan dibebaskan dalam waktu 72 jam.
Ada 20 sandera Israel yang diyakini masih hidup di Gaza, kemudian 26 orang diduga tewas, selain itu ada dua orang lainnya belum diketahui nasibnya. Hamas telah mengindikasikan evakuasi jenazah korban tewas butuh waktu lebih lama daripada pembebasan sandera yang masih hidup.
Setelah perjanjian itu berlaku, maka bantuan makanan dan medis akan masuk ke Gaza diangkut menggunakan truk. Bantuan ditujukan kepada warga sipil termasuk ratusan ribu jiwa yang kehilangan tempat tinggal.
Kesepakatan damai itu disambut sukacita warga Palestina dan Israel. Perang dua tahun itu sudah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, termasuk anak-anak. Kepala Hamas di Gaza yang diasingkan, Khalil Al-Hayya, mengatakan ia telah menerima jaminan dari Amerika Serikat dan mediator lainnya bahwa perang telah berakhir.
Simak Video "Video: Momen Warga Palestina Kembali ke Gaza Usai Gencatan Senjata"
(aap/afn)