Israel Tarik Pasukan dari Gaza Usai Akhiri Perang dengan Hamas

Israel Tarik Pasukan dari Gaza Usai Akhiri Perang dengan Hamas

Rita Uli Hutapea - detikSumut
Jumat, 10 Okt 2025 18:30 WIB
Israeli soldiers walk through rubble, amid the ongoing ground invasion against Palestinian Islamist group Hamas in the northern Gaza Strip, November 8, 2023. REUTERS/Ronen Zvulun.  EDITOR’S NOTE: REUTERS PHOTOGRAPHS WERE REVIEWED BY THE IDF AS PART OF THE CONDITIONS OF THE EMBED. NO PHOTOS WERE REMOVED.
Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Jakarta -

Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan perang di jalur Gaza. Setelah kesepakatan itu tercapai, Israel secara bertahap mulai menarik pasukan dari Gaza.

"Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza," ujar Mohammed al-Mughayyir, seorang pejabat senior di badan tersebut, dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/10/2025) seperti dikutip detikNews.

Mohammed al-Mughayyir mengatakan selain dari Gaza, Israel juga menarik pasukan dari Khan Younis. Ia menambahkan bahwa kendaraan-kendaraan militer Israel juga telah ditarik dari beberapa wilayah di kota Khan Younis, Gaza selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan pada hari Kamis (9/10) waktu setempat, bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku dalam waktu 24 jam setelah pertemuan pemerintah.

ADVERTISEMENT

Setelah periode 24 jam tersebut, para sandera yang ditawan di Gaza akan dibebaskan dalam waktu 72 jam.

Untuk diketahui, pemerintah Israel resmi meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat (10/10) waktu setempat. Ratifikasi itu dilakukan dalam rapat yang digelar sekitar 24 jam setelah mediator mengumumkan adanya kesepakatan antara Israel dan Hamas. Langkah itu membuka jalan bagi penghentian pertempuran di Jalur Gaza.

Kesepakatan itu juga mengatur soal pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza, dengan imbalan pembebasan para tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel, dan dimulai penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza di bawah rencana perdamaian yang dicetuskan Presiden AS Donald Trump.

"Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera -- baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal," demikian pernyataan yang dirilis akun Netanyahu via media sosial X.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads