Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam mencegah risiko demam berdarah dengue (DBD) adalah dengan membasmi jentik-jentik nyamuk. Meski sudah tidak asing lagi di telinga kita, tapi mungkin banyak yang masih penasaran soal, seperti apa bentuk jentik nyamuk itu?
Secara umum, jentik nyamuk adalah salah satu tahap perkembangbiakan nyamuk yang masih dalam wujud larva. Biasanya jentik-jentik nyamuk dapat ditemukan pada air. Baik itu air kotor maupun bersih sekali pun.
Jentik nyamuk bisa berbahaya bagi manusia saat mereka tumbuh dan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Terlebih nyamuk Aedes aegypti yang mampu membawa virus penyebab demam berdarah. Untuk itu, terdapat seruan untuk segera membasmi jentik-jentik nyamuk yang ada di sekitar rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum melakukannya, mari terlebih dahulu pahami ciri-ciri jentik nyamuk untuk memudahkan dalam mengenalinya. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasannya berikut ini.
Poin Utamanya:
- Setelah melewati fase jentik, nyamuk akan berkembang menjadi pupa, lalu berubah menjadi nyamuk dewasa dalam waktu beberapa hari.
- Jentik nyamuk memiliki ciri fisik berwarna putih, berukuran sekitar 0,5-1 cm, dan hidup di air dengan gerakan naik-turun untuk mengambil oksigen.
- Pencegahan pertumbuhan jentik dilakukan melalui gerakan 3M Plus dan penggunaan larvasida untuk memutus siklus hidup nyamuk penyebab demam berdarah.
Setelah Fase Jentik Nyamuk Jadi Apa?
Mungkin masih ada beberapa di antara kamu yang dibuat penasaran tentang fase hidup nyamuk, terutama Aedes aegypti yang menjadi penyebab demam berdarah. Termasuk fase hidup setelah jentik nyamuk tumbuh dan berkembang.
Pasalnya, ada begitu banyak gerakan yang disuarakan di tengah-tengah masyarakat agar secara berkala membasmi jentik-jentik nyamuk yang ada di sekitarnya. Diketahui, siklus hidup nyamuk melibatkan metamorfosis sempurna. Layaknya kupu-kupu, nyamuk memiliki siklus hidup dimulai dari telur hingga nyamuk dewasa yang terlebih dahulu melalui fase larva atau jentik dan pupa.
Menurut buku 'Buku Ajar Entomologi Dan Pengendalian Vektor' karya Denai Wahyuni, dkk., siklus nyamuk Aedes aegypti dimulai dari nyamuk betina dewasa yang akan bertelur. Mereka meletakkan telurnya satu per satu secara terpisah.
Telur nyamuk Aedes aegypti tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menetas. Setidaknya perlu 2-4 hari saja sejak dikeluarkan oleh induk mereka, telur-telur nyamuk ini akan menetas. Setelah telur nyamuk Aedes aegypti menetas, mereka akan menjadi larva.
Nah, larva inilah yang lebih dikenal sebagai jentik-jentik nyamuk. Larva nyamuk akan selalu hidup di dalam air. Entah itu got, saluran air, lubang-lubang yang tergenang air, hingga kolam-kolam berisikan air.
Larva atau jentik nyamuk hanya butuh mengalami pertumbuhan selama 6-8 hari saja untuk memasuki fase berikutnya. Setelah tumbuh, larva atau jentik nyamuk berubah menjadi pupa. Artinya, setelah fase jentik nyamuk adalah pupa.
Pada saat memasuki fase pupa inilah mereka tidak akan makan apa pun. Kendati begitu, pupa nyamuk tetap memerlukan oksigen untuk bernapas yang didapatkan dari tabung pernapasan mereka.
Selanjutnya, untuk menjadi nyamuk dewasa, pupa nyamuk hanya perlu bertahan selama paling cepat 1-3 hari hingga beberapa minggu. Baru setelah itu, pupa yang telah menetas akan keluar sebagai nyamuk dewasa yang akan menghisap darah untuk kembali bereproduksi dan berkembangbiak sesuai siklus tadi.
Ciri Fisik Jentik Nyamuk
Lantas, seperti apa ciri jentik nyamuk? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jentik nyamuk selalu hidup di air. Biasanya jentik nyamuk akan terlihat menggantung di dalam air, beberapa di antaranya juga bergerak dengan cara seolah-olah menghentak atau naik-turun ke permukaan hingga dasar air.
Merujuk dari buku 'Seri Dokter Cilik - Ayo Mengenal Demam Berdarah' oleh Kiki Sulistiyani, SSi, secara umum jentik nyamuk punya ciri yang mudah dikenali. Berikut beberapa cirinya:
- Jentik nyamuk punya panjang sekitar 0,5-1 cm.
- Jentik nyamuk bergerak di dalam air dari bawah ke atas untuk mengambil oksigen.
- Jentik nyamuk akan berdiam dengan posisi tegak di bagian dinding penampungan air.
- Jentik nyamuk baru berubah menjadi pupa atau kepompong dalam waktu 6-8 hari.
Di dalam buku 'Gerakan Masyarakat Antisipasi Jentik Demam Berdarah Dengue' karya Yani Maryani, SKM, MKM dan Dr Mamlukah, SKM,MKes, turut dijelaskan tentang ciri khas dari jentik nyamuk ini. Umumnya, struktur tubuh jentik nyamuk mirip seperti belatung. Pada bagian belakang jentik nyamuk terdapat tabung pernapasan yang digunakan untuk mengambil oksigen dari permukaan air.
Gerakan jentik nyamuk juga cukup khas karena mereka terlihat aktif bergerak menggunakan rambut-rambut halus di sekitar tubuhnya. Cara ini sekaligus dilakukan guna mengumpulkan makanan yang berasal dari mikroorganisme di sekitar mereka.
Untuk ciri fisik jentik nyamuk, juga telah dipaparkan di dalam buku 'Demam Berdarah Dengue (DBD): Determinan & Pencegahan' karya Yoana Agnesia, dkk., bahwa wujudnya mudah dikenali. Jentik nyamuk mudah dijumpai di genangan air atau tempat-tempat tertentu yang didominasi oleh air.
Biasanya jentik nyamuk kerap berada di air yang tidak terlalu keruh, tapi jenis nyamuk tertentu justru memiliki fase larva yang tinggal di air keruh atau kotor. Adapun ciri fisiknya meliputi:
- Warnanya putih.
- Bentuk siphon besar dan pendek yang ada di abdomen terakhir.
- Bentuk comb yang menyerupai sisir.
- Bagian toraks terdapat stroot spine.
- Membentuk sudut saat tengah berdiam di permukaan air.
- Membentuk gerakan naik-turun selama berada di air.
Bagaimana Cara Membasmi Jentik Nyamuk?
Mengingat jentik nyamuk yang dibiarkan begitu saja dapat tumbuh dan berkembang biak menjadi nyamuk dewasa, maka terdapat imbauan tentang upaya membasmi jentik-jentik nyamuk di sekitar kita.
Salah satu gerakan yang cukup aktif digalakan oleh pemerintah tentang pemberantasan nyamuk DBD atau Aedes aegypti adalah dengan gerakan 3M Plus. Apa itu 3M Plus? Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, 3M Plus adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan jentik seminggu sekali.
3M adalah akronim dari menguras, menutup, dan memanfaatkan yang berwujud tindakan nyata untuk mencegah demam berdarah. Sementara itu, Plus berisikan beberapa cara tambahan untuk mencegah gigitan sekaligus perkembangbiakan nyamuk. Berikut 3M Plus:
1. Gerakan 3M untuk Membasmi Nyamuk DBD
- Menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat seluruh tempat penampungan air.
- Memanfaatkan limbah barang bekas untuk didaur ulang agar bernilai ekonomis.
2. Gerakan Plus untuk Membasmi Nyamuk DBD
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk yang ditempatkan di penampungan air.
- Menggunakan obat antinyamuk di sekitar kita.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi guna mencegah nyamuk masuk.
- Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.
- Memeriksa tempat-tempat penampungan air secara berkala.
- Meletakkan pakaian bekas pakai di dalam wadah tertutup.
- Memberikan larvasida di penampungan air yang sulit untuk dikuras.
- Menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk.
- Memperbaiki saluran maupun talang air yang tidak lancar.
Apa Itu Larvasida?
Sebelumnya sudah dijelaskan tentang gerakan 3M Plus untuk membasmi nyamuk DBD atau Aedes aegypti. Salah satunya dengan memberikan larvasida di penampungan air yang sulit dijangkau atau dikuras. Lantas, sebenarnya apa itu larvasida?
KBBI mendefinisikan larvasida sebagai insektisida untuk membunuh larva. Sementara itu, di dalam 'Buku Referensi Edukasi Kesehatan Lingkungan Untuk Pencegahan Demam Berdarah' oleh Dr Khotibul Umam, SKep, Ns, MKes, dkk., larvasida adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk. Terutama di tahap larva atau jentik nyamuk.
Larvasida umumnya digunakan untuk membasmi jentik nyamuk DBD atau Aedes aegypti. Cara kerjanya dengan membunuh larva atau jentik nyamuk sebelum benar-benar berkembang menjadi nyamuk dewasa yang mampu membawa virus penyebab DBD nantinya.
Cara Menggunakan Larvasida
Nah, setelah memahami sekilas tentang larvasida, saatnya untuk mengetahui juga cara penggunaannya. Ini dikarenakan penggunaan larvasida tidak boleh secara sembarangan, sebaliknya perlu dosis tertentu untuk diperhatikan.
Masih mengacu dari buku yang sama, larvasida terbagi dalam dua jenis berbeda, yaitu kimiawi dan nabati. Biasanya larvasida kimiawi berbentuk produk yang dijual di pasaran, sebut saja abate yang dikenal sebagai obat membasmi jentik nyamuk. Lain halnya dengan larvasida nabati yang menggunakan ekstrak tumbuhan alami. Misalnya saja ekstrak daun sirsak yang dikenal mampu mendukung dalam pemberantasan larva Aedes aegypti.
Cara penggunaan larvasida berupa abate bisa dilakukan dengan menggunakan dosis 1 gram abate untuk 10 liter air. Setiap 1 mg bahan aktif abate diperuntukkan per liter airnya. Sikat terlebih dahulu dinding bak penampungan air sebelum ditaburkan abate. Ini perlu dilakukan untuk memastikan kotoran yang menempel hilang, sehingga tidak mengurangi efektivitas dari larvasida ini.
Sebaliknya, kalau kamu ingin menggunakan cara alami dengan ekstrak daun sirsak bisa dilakukan dengan dihaluskan dan dicampurkan dengan pelarut. Kendati begitu, efektivitasnya perlu diteliti lebih lanjut.
Demikian tadi penjelasan mengenai siklus hidup nyamuk lengkap dengan ciri fisik jentik nyamuk dan cara membasminya. Semoga membantu, ya.
(sto/aku)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Korupsi Rp 10 Miliar
Aktivis BEM KM UNY Dikabarkan Ditangkap Polda DIY