Pada setiap tanggal 7 Oktober Kota Jogja merayakan hari ulang tahun (HUT). Tepat di tahun 2025 ini, Kota Jogja sudah memasuki usia yang ke-269 tahun. Lantas, bagaimana awal mula sejarah Kota Jogja terbentuk?
Hari ulang tahun sebuah kota di Indonesia tentu menyimpan makna tersendiri. Bukan hanya warga yang tinggal di dalamnya, tapi juga masyarakat secara menyeluruh. Pasalnya, dengan adanya HUT yang dirayakan setiap tahunnya, dapat mengingatkan kepada masyarakat tentang sejarah yang ada.
Tidak hanya itu saja, hari ulang tahun sebuah kota atau wilayah tertentu juga dapat menjadi pengingat untuk terus bersama-sama membentuk masa depan yang lebih baik lagi. Begitu juga Kota Jogja yang mana hari ini Selasa (7/10/2025) tepat berusia ke-269 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga mencapai usia yang ke-269 ini, Kota Jogja telah menyimpan sejarah yang panjang dan menarik untuk ditelisik. Termasuk sejarah Kota Jogja di masa lalu yang dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada orang-orang di masa kini. Untuk lebih jelasnya, mari ketahui sejarah Kota Jogja yang merayakan HUT ke-269 hari ini.
Poin Utamanya:
- Tema HUT ke-269 Kota Jogja adalah "Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat" jadi semangat baru Jogja untuk berlari bersama menuju kemajuan.
- Kota Jogja berdiri sejak 7 Oktober 1756, lahir dari tangan Sultan Hamengku Buwono I pasca Perjanjian Giyanti yang membelah Mataram.
- Sejak 7 Oktober 1756, saat sang Sultan menempati kraton baru, hari itu pun dikenang sebagai kelahiran Kota Yogyakarta.
Apa Tema Perayaan HUT Kota Jogja ke-269?
Sebelum memahami sejarah Kota Jogja secara lebih dekat, mari ketahui terlebih dahulu perayaan HUT di tahun ini. Salah satunya mengenai tema yang diusung pada HUT ke-269 Kota Jogja.
Mengutip dari laman resmi HUT Kota Jogja yang dikelola oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, tahun 2025 ini HUT Kota Jogja mengusung tema "Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat." Melalui tema tersebut mewakili semangat gotong royong untuk membangun kerekatan sosial yang lebih kuat. Tentunya dikolaborasikan dengan pertumbuhan iklim inovasi yang lebih baik guna mendorong pembangunan di Kota Jogja itu sendiri. Diharapkan pembangunan kota ini bisa berjalan lebih cepat agar dapat mencapai tujuan bersama.
Pada perayaan HUT Kota Jogja di tahun ini, terdapat beberapa penanda dalam rangka HUT ke-269 Kota Jogja. Setidaknya ada 14 penanda yang dipasang di beberapa sudut Kota Jogja. Kemudian ada juga beberapa ornamen dan ketentuan yang ditetapkan. Menurut laman Pemerintah Kota Jogja, di antaranya meliputi:
- Penjor di sumbu filosofi
- Slogan kebersihan bernuansa Jawa
- Penggunaan baju adat khas Jogja untuk pelaku usaha di sumbu filosofi
- Deklarasi Satu Kampung Satu Bidan
- Peluncuran aplikasi Jogja Sehat
- Deklarasi pendampingan kampung dari perguruan tinggi
- Code Fest yang melibatkan komunitas pemancing untuk kegiatan memancing sampah
- Perluasan layanan parkir digital
- Deklarasi zero gepeng
- Penggunaan Batik Segoro Amarto Reborn
- Temu kemitraan Koperasi Kelurahan Merah Putih
- Peluncuran aplikasi Geotaktis dan tirakatan
- Penambahan car free night dan uji coba car free day 24 jam
- Upacara HUT ke-269 Kota Jogja
- Peresmian gapura dan Taman Sentra Bakpia Pathuk
Logo Perayaan HUT Kota Jogja ke-269
Tak hanya mengusung tema tertentu, perayaan HUT ke-269 Kota Jogja juga memiliki logo tersendiri yang khas dan mampu menggambarkan Kota Jogja itu sendiri. Logo HUT ke-269 Kota Jogja digambarkan dalam wujud gunungan dengan judul "Fondasi dalam Pembangunan di Kota Yogyakarta".
![]() |
Ada beberapa detail komponen desain yang ditambahkan alam logo ini. Sebut saja motif flora hijau, motif lengkung emas, ornamen umpak joglo, lengkung emas, ulir tugu, hingga ekor garuda. Masing-masing komponen memiliki makna tersendiri. Berikut uraiannya:
- Motif flora hijau diambil pada ornamen lampu jogja yang berarti melambangkan masyarakat atau rakyat.
- Motif lengkung emas melambangkan raja atau penguasa.
- Ulir pada tugu jogja yang melambangkan Tuhan Yang Maha Esa.
- Ornamen pada umpak joglo yang melambangkan Muhammad atau spirit Rasulullah sesuai dengan norma-norma.
- Ekor pada motif Garuda atau Gurdo melambangkan terbang meninggi sesuai dengan cita-cita.
Baca juga: Sugeng Ambal Warsa ke-269 Kota Jogja! |
Download Logo Perayaan HUT Kota Jogja ke-269
Nah, buat kamu yang ingin mendapatkan logo perayaan HUT ke-269 Kota Jogja, terdapat link yang bisa diakses melalui laman resmi HUT Kota Jogja. Untuk memudahkan, silakan klik link di bawah ini:
==> Logo HUT ke-269 Kota Jogja PNG <==
Bagaimana Sejarah Kota Jogja?
Sebelumnya sudah diuraikan secara lengkap tema hingga logo perayaan HUT ke-269 Kota Jogja, saatnya untuk mengenal secara lebih dekat sejarah berdirinya kota ini. Menurut buku 'Ensiklopedia Pariwisata Kota Yogyakarta' karya Erlita Mega dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007, sejarah berdirinya Kota Jogja diawali dengan adanya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 silam.
Setelah perjanjian ini ditandatangani, maka Negara Mataram terbagi menjadi dua bagian. Pertama, menjadi hak dari Kerajaan Surakarta. Sementara itu, setengahnya lagi adalah hak dari Pangeran Mangkubumi. Khusus Kasunanan Surakarta Hadiningrat berpusat di Kartasura dan diperintah Sunan Paku Buwono III. Sementara itu, Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat berpusat di Yogyakarta diperintah oleh Pangeran Mangkubumi.
Di dalam perjanjian yang sama, sang pangeran diakui sebagai raja atas setengah wilayah pedalaman Kerajaan Jawa, yaitu bergelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah. Kemudian Pangeran Mangkubumi yang sudah bergelar sebagai Sultan Hamengku Buwono I, menetapkan daerah kekuasaannya bernama Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibu kota berada di Ngayogyakarta atau Yogyakarta. Peristiwa tersebut berlangsung pada 13 Maret 1755.
Lebih lanjut, sang raja akhirnya memilih tempat untuk menjadi pusat pemerintahan sekaligus ibu kota. Tempat tersebut awalnya berwujud hutan yang disebut sebagai Hutan Beringin. Kawasan tersebut berada di antara Sungai Winongo dan Sungai Code.
Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan terlihat strategis, baik itu dari segi pertahanan maupun keamananya. Sultan Hamengku Buwono I memberikan perintah agar membabat hutan untuk dijadikan sebagai kraton.
Selama pengerjaan tersebut, Sultan Hamengku Buwono I menempati pesanggrahan di daerah Gamping, meski juga tengah dalam prose pengerjaan. Dari sinilah sang raja mengawasi proses pembangunan secara menyeluruh.
Tepat setahun kemudian, setelah istana baru sudah jadi Sultan Hamengku Buwono I berkenan untuk memasukinya. Meskipun sudah dibangun sejak tahun 1755, tapi momentum sang raja memasuki istana inilah yang menandai berdirinya Kota Jogja. Tepatnya, pada tanggal 7 Oktober 1756.
Momentum tersebut sekaligus menjadi sebuah perayaan yang diperingati setiap tahunnya, yaitu dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Jogja. Hingga saat ini HUT Kota Jogja masih menjadi perayaan yang diperingati setiap tahun, yang mana di tahun 2025 ini menyentuh usia ke-269.
Sementara itu, setelah Indonesia merdeka di tanggal 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII mengeluarkan amanat. Amanat yang dikeluarkan pada 5 September 1949 tersebut berisikan pernyataan daerah Kasultanan dan Pakualaman yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian tadi penjelasan mengenai perayaan HUT ke-269 Kota Jogja lengkap dengan tema, logo, dan sejarah awal mula berdirinya wilayah ini. Semoga mampu menambah wawasan baru, ya.
(sto/alg)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Korupsi Rp 10 Miliar
Aktivis BEM KM UNY Dikabarkan Ditangkap Polda DIY