Petugas Imigrasi Amerika Serikat (AS) menggerebek lokasi pembangunan pabrik baterai mobil Hyundai Motor di Georgia. Ratusan orang yang mayoritas warga Korea Selatan ditangkap.
Dilansir dari detikOto, Senin (8/9/2025) diketahui pabrik itu merupakan salah satu investasi besar Hyundai di AS. Fasilitas pabrik tersebut merupakan usaha patungan antara LGES (LG Energy Solution) dan Hyundai Motor. Rencananya pabrik beroperasi pada akhir tahun ini.
Sebagaimana dilansir dari Reuters, penggerebekan itu juga disebut sebagai operasi penegakan hukum terbesar dalam sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS. Operasi yang diberi nama 'Operation Low Voltage' ini melibatkan lebih dari 400 petugas penegak hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak imigrasi AS juga mengklaim telah melakukan penyelidikan berbulan-bulan. Total, sekitar 475 pekerja ditangkap di pabrik itu.
"Ini bukan operasi imigrasi di mana agen masuk ke lokasi, mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka di bus," ungkap Steven Schrank, agen khusus yang memimpin penyelidikan di Georgia.
Operasi penggerebekan dilakukan oleh Badan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE/ Immigration and Customs Enforcement). ICE diketahui kerap melakukan operasi serupa yang kini merupakan salah satu kebijakan utama pemerintahan Donald Trump.
Sementara dikutip dari Guardian, dijelaskan bahwa para pekerja yang ditangkap, ditahan di Folkston, Georgia. Schrank menjelaskan sebagian besar dari 475 orang tersebut adalah warga negara Korea Selatan.
Sementara media Korea Selatan memperkirakan jumlah warga negara Korsel yang ditahan sekitar 300 orang.
Mengutip pemberitaan The New York Times, mayoritas pekerja yang ditangkap bukanlah karyawan Hyundai atau LG, melainkan kontraktor. Hyundai memastikan tidak ada pekerjanya yang ditangkap.
Sedangkan LG Energy Solution menyebut 47 pekerjanya ditangkap dari penggerebekan tersebut. Mereka berperan membantu mengawasi pembangunan pabrik dan datang ke AS dengan visa atau melalui program pembebasan visa.
Dari kejadian ini, Kepala Operasi Manufaktur Hyundai Amerika Utara, Chris Susock disebut akan mengambil alih seluruh pengelolaan di pabrik Georgia.
"Kami akan melakukan penyelidikan untuk memastikan semua pemasok dan subkontraktor mematuhi undang-undang dan aturan. Hyundai tidak toleran terhadap mereka yang melanggar hukum," ujarnya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Lokataru Sebut Delpedro Marhaen Tetap Semangat Meski Ditetapkan Tersangka
Detik-detik Pembuat Mural 'Awas Intel' di Jokteng Wetan Didatangi Polisi