Sejumlah buruh PT Taru Martani menggeruduk kantor DPRD DIY siang ini. Mereka membawa sejumlah tuntutan seperti uang lembur yang dipangkas hingga mengeluh soal Direktur Utama (Dirut) yang galak.
Massa buruh didampingi Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) tiba sekitar pukul 12 siang. Mereka kemudian menyampaikan orasi mengenai tuntutannya di depan gedung DPRD DIY. Setelahnya, perwakilan massa buruh diterima masuk ke ruang rapat untuk beraudiensi. Audiensi dipimpin oleh ketua Komisi D DPRD DIY Dwi Wahyu dan Pj Sekda DIY Aria Nugrahadi.
Dalam audiensi itu juga hadir jajaran direksi PT Taru Martani serta beberapa OPD Pemda DIY. Audiensi berjalan kondusif dengan masing-masing pihak bergantian menyampaikan tuntutan dan tanggapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Serikat Pekerja PT Taru Martani, Suhariyanto menjelaskan massa buruh membawa dua tuntutan utama dalam audiensi ini. Pertama menuntut kenyamanan bekerja dan pemenuhan hak-hak.
"Menuntut kenyamanan dan hak-hak karyawan terpenuhi, kenyamanan dalam bekerja itu istilahnya karyawan tuh takut, kena mental gitu, dikit-dikit dibentak," jelasnya di sela aksi di DPRD DIY, Rabu (27/8/2025).
"Ya sama pak Dirut itu, dibentak-bentak itu istilahnya misalkan ada yang nggak benar, sesuatu yang istilahnya nggak seharusnya dibentak itu udah dibentak. Keras, perintah atau apa itu keras," sambung Hari.
Menurut Hari, buruh banyak yang kena mental akibat kerap dibentak-bentak Direktur Utama. Ia mengklaim, banyak buruh yang keluar akibat tak tahan dan merasa tertekan.
"Sampai hari ini sudah 12 orang (resign) sejak beliau menjabat. Ada di produksi, ada dari HRD," ujar Hari.
"Belum lama menjabat itu (Dirut) sudah kelihatan keras, banyak yang resign juga karena alasan tersebut, walaupun di alasan tertulis itu ndak berani langsung tapi mereka curhatnya ke serikat pekerja," ungkapnya.
Selain menuntut kenyamanan bekerja, Hari mengungkapkan buruh juga menuntut untuk perbaikan administrasi keuangan karena menyangkut hak-hak buruh.
"Belum adanya struktur skala upah, jadi untuk pengupahan karyawan baru dan karyawan yang sudah kerja 20-30 tahun itu sama. Gaji pokok karyawan lama itu juga beda dengan karyawan kontrak, lebih banyak yang karyawan kontrak," paparnya.
"Ada pemotongan upah lembur. Lembur itu dibayar, tapi ada kebijakan istilahnya pemotongan upah lembur. Tapi dengan bantuan pak Komisaris alhamdulillah lemburnya sudah terbayarkan," imbuh Hari.
Tanggapan Dirut
Sementara, Direktur Utama PT Taru Martani, Widayat Joko Priyanto, membantah tuduhan kepadanya yang menyebut banyak karyawan resign karena tertekan akibat kerasnya ucapannya.
"Saya selalu tegas dalam beberapa hal, terutama kaitannya dengan masalah produktifitas dan penyimpangan. Tapi perlu dicek juga, saya juga lembut dalam banyak hal," ungkap Joko.
Joko mengklaim, tidak ada karyawannya yang resign karena tertekan.
"Itu tidak benar (resign karena tertekan). Yang resign itu sebenarnya karena ada tawaran dari perusahaan lain yang lebih besar gajinya, kalau itu kan kita nggak boleh melarang ya," papar Joko.
"Ada juga karyawati, yang itu rencana resign sudah disampaikan sejak 3 bulan sebelumnya. Karena yang bersangkutan hamil anak pertama dan ingin fokus mengurus anak. Dan sudah kita pesani juga, kalau mau kembali kami sangat terbuka," imbuhnya.
Sedangkan untuk tuntutan lainnya mengenai hak-hak karyawan, Joko menjelaskan jika PT Taru Martani adalah BUMD, dan BUMD itu menurutnya harus mempunyai tingkat kepatuhan yang sangat tinggi dengan regulasi.
"Kami merujuk saja ke regulasi terkini, boleh dicek tidak ada karyawan Taru Martani yang gajinya di bawah UMR 2025. Struktur gaji kan kami sudah ada, struktur gaji boleh disampaikan hanya ke pemilik saja," terangnya.
"Uang lembur pasti dibayarkan, ada itungannya, sesuai regulasi. Selain uang lembur, uang kehadiran juga diberi, juga ada makan malam. Kalau weekend ada juga makan siang," sambung Joko.
Meski begitu Joko mengatakan pihak direksi menerima segala keluh kesah karyawan yang disampaikan hari ini.
"Prinsip kami terima input itu, kalau ada hal harus diperbaiki kami akan perbaiki, untuk seluruh stakeholder. Hal yang belum sesuai ya disesuaikan," pungkasnya.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Pengakuan Pacar-pacar Eks Dirut Taspen Kosasih, Dikado Mobil-Dibelikan Tas LV
Pihak Keluarga Sebut Persiapan Arya Daru ke Finlandia Tepis Anggapan Bunuh Diri
Legislator PKB Usul PT KAI Sediakan Gerbong Khusus Merokok di Kereta Api