Bukan Depresi, Ini Penyakit yang Diderita Arya Daru Menurut Keluarga

Bukan Depresi, Ini Penyakit yang Diderita Arya Daru Menurut Keluarga

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Sabtu, 23 Agu 2025 18:50 WIB
Jumpa pers keluarga Arya Daru di Jogja, Sabtu (23/8/2025).
Jumpa pers keluarga Arya Daru di Jogja, Sabtu (23/8/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Pihak keluarga menyebut Diplomat Arya Daru Diketahui memiliki beberapa penyakit sebelum tewas. Meski demikian mereka tak percaya jika diplomat tersebut depresi hingga bunuh diri.

"Pita (sapaan Istri Arya) mengetahui Daru (Arya) sakit kolesterol sekitar 4-5 tahun ini. Adanya sakit kista di ginjal diketahui 3 Juli 2025 setelah medical check up. Ada sakit gerd dari 2 tahun lalu," ujar kuasa hukum keluarga Arya, Dwi Librianto saat jumpa pers di Kota Jogja, Sabtu (23/8/2025).

Dwi menjelaskan, Arya sering mengeluhkan rasa sakit tersebut kepada Pita. Rasa sakit tersebut, Dia bilang, cukup mengganggu pekerjaan Arya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari semua sakit Daru selalu mengeluh ke Pita tentang kesehatannya. Karena Daru sering lelah saat berhubungan intim dan kerja," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dwi juga menegaskan bahwa tidak ada permasalahan rumah tangga. Dwi juga menyebut Arya tak ada masalah dengan pihak lain.

"Tidak ada masalah rumah tangga sebagai suami istri dan tidak ada masalah dengan orang lain," tuturnya.

Meski Arya Daru memiliki beberapa penyakit, keluarga menyebut keterangan bahwa dia mengalami depresi merupakan keterangan yang menyudutkan. Keluarga juga tidak percaya bahwa Arya Daru bunuh diri.

"Yang jadi pertanyaan ketika jadi peristiwa misteri meninggalnya almarhum, ada pernyataan yang menyudutkan almarhum yaitu depresi, bunuh diri," ujar pengacara keluarga yang lain, Nicholay Aprilindo.

Diberitakan sebelumnya, dilansir detikNews, Asosiasi Psikologi Forensik Himpunan Psikologi Indonesia atau Apsifor Himpsi menyebut Arya Daru pernah meminta bantuan konsultasi kesehatan mental.

"Almarhum pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab, menjalankan tugas peran profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, pendengar, penyelamat bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis dan memastikan bahwa negara hadir bagi WNI yang di luar negeri," kata Ketua Umum Apsifor Nathanael Sumampouw dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

"Ini semua tentu menimbulkan dampak seperti kelelahan, kelelahan, kepedulian, terus menerus terpapar trauma, dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya," sambungnya.

Apsifor menambahkan sambil menemukan bukti bahwa ADP sempat mencari bantuan medis terkait kesehatan mental. Namun, ini dilakukan ADP lebih dari 10 tahun yang lalu.

"Kami menemukan pada almarhum, ada riwayat yang berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara berani. Terakhir kali dari data yang dihimpun, kami melihat kurang lebih di tahun 2013," kata Nathanael.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads