Sebanyak 80 siswa dari dua SMP yang diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Wates, Kulon Progo, dilaporkan tak masuk sekolah hari ini. Mereka tak masuk sekolah karena masih merasakan efek keracunan makanan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arif Mustofa mengatakan 80 siswa itu terdiri dari 30 siswa dari SMP Muhammadiyah 2 Wates dan 50 siswa dari SMP N 3 Wates. Mereka tidak masuk sekolah karena masih mengalami gejala keracunan seperti mual, sakit perut hingga diare.
"Dari 80 yang terdata itu, ada satu yang masih dirawat di Puskesmas. Di luar itu ada juga yang menjalani rawat jalan masing-masing 3 di Puskesmas Wates, terus satu di Puskesmas Temon dan satu di Puskesmas Kokap," ucapnya saat dimintai konfirmasi wartawan lewat sambungan telepon, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 80 siswa itu, siswa yang sempat merasakan gejala keracunan lainnya sudah bisa kembali mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Dia sendiri belum tahu berapa jumlah pasti korban keracunan itu.
"Untuk jumlah pastinya masih kami data, yang pasti kondisinya sudah membaik," terangnya.
Disinggung penyebab siswa bisa keracunan, Arif menyebut masih perlu menunggu keluarnya hasil uji laboratorium. Pihaknya sudah mengambil sampel bahan baku MBG, muntahkan, hingga tinja untuk dicek di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLLK).
"Hasilnya masih harus menunggu dulu selama dua pekan sejak pengujian," ujarnya.
Sementara itu Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan menyatakan seluruh biaya pengobatan bagi siswa yang menjalani perawatan medis akibat keracunan akan ditanggung oleh pemerintah.
"Sesuai aturan keadaan darurat massal harus ditangani langsung dan kini sudah ditindaklanjuti Pemkab Kulon Progo untuk penanganannya," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arif Mustofa, mendapat laporan adanya siswa yang mengalami gejalan keracunan di SMP Muhammadiyah 2 Wates dan SMP N 3 Wates usai menyantap MBG.
"Hari ini kita mendapat laporan bahwa ada anak-anak yang bergejala diare dan muntah. Itu di SMP N 3 Watss di Sogan. Awalnya kita dapat laporan itu jam 07.30 WIB," ujarnya saat ditemui di sela pemeriksaan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Wates.
"Begitu datang kemudian temen-temen Puskesmas juga sudah melakukan investigasi awal ke SMP 3 Wates. Cuman karena kondisi air mati dan toilet antri karena banyak yang diare sehingga dipulangkan. Sehingga kita di SMP 3 wates tidak terlalu dapat banyak info yang cukup," ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan SPPG Dapur Sehati Wates, Riski Fadilah mengatakan belum bisa memastikan penyebab siswa mengeluhkan sakit. Riski menyebut hari itu pihaknya membagikan olahan daging ayam dan sejumlah sayuran. Selain itu juga ada mi sebagai pendampingnya.
Riski mengatakan menu tersebut sudah diolah sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Sehingga dia pastikan bahwa menu sudah layak untuk dikonsumsi.
"Sementara sampai saat ini masih proses pengambilan sampel. Jadi untuk hasilnya seperti apa, kita dari mitra itu belum tahu. Terkait masalah kronologinya, kita juga belum bisa menyampaikan karena dari hasil lab-nya sendiri kita masih harus menunggu 14 hari," ucapnya saat ditemui di SPPG Dapur Sehati Wates, jalan Jogja-Wates, wilayah Triharjo, Wates, Kulon Progo, Kamis (31/7/2025) siang.
(afn/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM