Menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah tantangan utama bagi penderita diabetes tipe 2. Selain mengatur pola makan dan rutin berolahraga, sebagian orang juga mulai mempertimbangkan penggunaan obat alami diabetes sebagai pelengkap pengobatan medis. Tanaman herbal, suplemen, dan rempah tertentu diyakini dapat membantu mengelola kadar gula darah secara lebih alami.
Menurut Healthline, meski belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan diabetes, kombinasi diet sehat, aktivitas fisik, serta pengobatan dari dokter masih menjadi cara utama untuk mengendalikan gula darah. Di samping itu, beberapa suplemen dan tumbuhan juga disebut berpotensi membantu mengurangi resistensi insulin serta menurunkan risiko komplikasi.
Meski begitu, Medical News Today mengingatkan bahwa tanaman herbal bukan pengganti terapi medis dan harus digunakan dengan hati-hati karena bisa berinteraksi dengan obat resep dokter. Kalau kamu tertarik untuk tahu lebih jauh tentang bahan alami yang dinilai mampu membantu menurunkan gula darah, yuk simak daftar lengkapnya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obat Alami Diabetes
Berikut ini adalah sejumlah obat alami diabetes yang dihimpun dari buku Perkembangan Dan Manfaat Obat Herbal Sebagai Fitoterapi tulisan Waode Munaeni dkk, serta laman Medical News Today, dan Healthline.
1. Kayu Manis
Kayu manis adalah rempah yang sering dijumpai dalam dapur dan sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional. Dalam berbagai penelitian, kayu manis disebut berpotensi menurunkan kadar gula darah puasa dan memperbaiki sensitivitas insulin. Salah satu ulasan dari tahun 2016 menunjukkan bahwa konsumsi kayu manis mampu memperbaiki kadar glukosa plasma dan hemoglobin A1c pada penderita diabetes tipe 2.
Tidak hanya itu, pada ulasan lanjutan tahun 2019 dari 16 penelitian ditemukan bahwa kayu manis juga bisa mengurangi resistensi insulin dan menurunkan kadar gula darah puasa pada mereka yang mengalami pradiabetes. Meski begitu, hasilnya bervariasi tergantung jenis kayu manis yang digunakan, dosis konsumsi, serta kondisi individu yang mengonsumsinya.
2. Lidah Buaya
Tanaman ini sudah sangat umum digunakan untuk perawatan kulit, tetapi ternyata memiliki manfaat lebih luas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya dapat membantu memperbaiki sel beta di pankreas, yang berperan penting dalam produksi insulin. Efek ini diduga berasal dari sifat antioksidan yang dimiliki oleh lidah buaya.
Sebuah studi di tahun 2016 juga menyebutkan bahwa konsumsi lidah buaya bisa menurunkan kadar gula darah puasa dan A1C. Ada pula potensi manfaat lain seperti melindungi kesehatan ginjal serta membantu memperbaiki jaringan pankreas. Biasanya, lidah buaya dikonsumsi dalam bentuk jus atau suplemen kapsul khusus, bukan dari produk perawatan kulit.
3. Pare
Pare merupakan tanaman yang sering dikonsumsi sebagai sayur. Namun siapa sangka sayuran pahit ini juga memiliki khasiat untuk diabetes. Pare mengandung berbagai senyawa aktif seperti charantin, alkaloid, dan vicine yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah. Efek ini terjadi karena senyawa tersebut membantu pelepasan insulin dan melawan resistensi insulin.
Dalam penelitian terhadap hewan, ekstrak air maupun etanol dari pare menunjukkan hasil signifikan dalam menurunkan kadar gula darah. Bahkan ada catatan bahwa pare bisa bekerja mendekati efektivitas obat antidiabetes konvensional seperti glibenklamid. Meski rasanya pahit, konsumsi pare secara rutin terbukti bermanfaat untuk mengendalikan glukosa.
4. Jahe
Jahe telah lama digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Pada penderita diabetes, jahe terbukti dapat menurunkan kadar gula darah puasa. Beberapa studi menunjukkan bahwa jahe membantu mengurangi resistensi insulin meskipun tidak secara langsung meningkatkan kadar insulin.
Penelitian pada 2017 juga mengungkap bahwa konsumsi jahe berpengaruh terhadap penurunan HbA1c. Jahe bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk mulai dari campuran minuman seperti teh, tambahan pada masakan, hingga suplemen kapsul. Selain bermanfaat bagi gula darah, jahe juga mendukung sistem pencernaan dan mengurangi peradangan.
5. Teh Hijau
Teh hijau terkenal karena kandungan antioksidannya yang tinggi, terutama epigallocatechin gallate (EGCG). Kandungan ini diyakini membantu mengurangi risiko penyakit jantung serta memperbaiki manajemen glukosa dalam tubuh. Teh hijau juga dapat meningkatkan efektivitas insulin sehingga membantu mengontrol kadar gula darah.
Tidak hanya itu, minum teh hijau secara rutin juga dapat menurunkan stres oksidatif yang sering dialami penderita diabetes. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi teh hijau dapat mendukung fungsi pembuluh darah dan memperlancar metabolisme glukosa.
6. Daun Sirih Merah
Daun sirih merah dikenal sebagai tanaman herbal yang banyak digunakan di beberapa daerah, termasuk dalam terapi untuk menurunkan kadar gula darah. Senyawa aktif dalam daun ini seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin memiliki efek hipoglikemik. Aktivitas senyawa tersebut membantu menghambat penyerapan gula serta mendukung fungsi insulin.
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah efektif dalam menurunkan glukosa darah pada hewan uji yang diinduksi dengan sukrosa. Saat ini, sirih merah juga telah diformulasikan dalam bentuk sirup yang ramah penderita diabetes. Formulanya menggunakan sorbitol sebagai pemanis yang tidak meningkatkan kadar glukosa.
7. Mahkota Dewa
Mahkota dewa adalah tanaman herbal yang populer di Indonesia dan sering digunakan untuk berbagai pengobatan, termasuk diabetes. Bagian yang digunakan biasanya adalah buahnya. Dalam buah mahkota dewa terdapat senyawa seperti saponin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol yang dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah.
Salah satu penelitian mencatat bahwa ekstrak etil asetat dari batang muda tanaman ini memiliki efektivitas tinggi dalam menghambat enzim alfa glukosidase. Aktivitas enzim ini berperan dalam pemecahan karbohidrat menjadi glukosa. Oleh karena itu, penghambatan enzim ini bisa memperlambat penyerapan gula dalam tubuh.
8. Mengkudu
Buah mengkudu banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dan telah diuji dalam berbagai penelitian. Kandungan senyawa aktif di dalamnya dipercaya membantu menurunkan kadar gula darah. Salah satu studi menunjukkan bahwa infusa buah mengkudu mampu menurunkan glukosa darah dengan persentase yang cukup tinggi tergantung pada dosis yang digunakan.
Efek antidiabetes dari mengkudu diduga berasal dari kombinasi senyawa bioaktif yang bekerja secara sinergis dalam tubuh. Mengkudu bisa dikonsumsi dalam bentuk jus atau ekstrak. Meski rasanya tidak disukai semua orang, khasiat yang ditawarkan membuat buah ini tetap diminati sebagai alternatif herbal.
9. Daun Kelor
Daun kelor dikenal sebagai tanaman dengan nutrisi yang sangat kaya. Hampir seluruh vitamin dan mineral penting terkandung di dalamnya. Dalam kaitannya dengan diabetes, kelor terbukti membantu menurunkan kadar gula darah dan mendukung perbaikan kadar HbA1c pada penderita diabetes.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa daun kelor mampu menjadi alternatif terapi hiperglikemia. Efek ini ditunjang oleh kandungan antioksidan dan senyawa aktif lain yang mendukung keseimbangan metabolisme tubuh. Selain untuk pengobatan, daun kelor juga sangat baik untuk pencegahan karena kandungan gizinya.
10. Daun Sirsak
Daun sirsak mengandung flavonoid dan tanin yang memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah. Senyawa bioaktif ini terbukti berperan sebagai agen antidiabetes dengan cara memperlambat penyerapan glukosa dan meningkatkan aktivitas insulin.
Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dengan dosis tertentu menghasilkan efek yang setara dengan obat glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah puasa. Daun ini biasanya diolah menjadi teh atau ekstrak yang dapat diminum secara rutin untuk menjaga kadar gula tetap stabil.
11. Daun Kemangi
Kemangi memang lebih dikenal sebagai pelengkap lalapan atau makanan khas Indonesia lainnya. Banyak orang mengonsumsinya dalam keadaan mentah karena aromanya segar dan bisa menetralisir bau makanan tertentu. Meski begitu, di balik rasanya yang sedikit getir, daun kemangi menyimpan manfaat penting bagi kesehatan, termasuk untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan eugenol dalam daun kemangi memiliki mekanisme kerja sebagai antidiabetes. Di antaranya adalah menghambat pembentukan Advanced Glycation End Products (AGE), menekan aktivitas enzim alfa-glukosidase, serta meningkatkan konsentrasi enzim antioksidan.
Selain itu, kandungan asam ursolat dalam daun kemangi diyakini mampu merangsang pengambilan glukosa oleh sel tubuh melalui berbagai jalur metabolisme. Dengan aktivitas tersebut, daun kemangi berpotensi besar menjadi alternatif fitoterapi bagi penderita diabetes tipe 2.
12. Daun Salam
Daun salam sudah lama dikenal sebagai bumbu masakan yang memberikan aroma khas pada makanan. Di luar fungsinya dalam kuliner, daun salam juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, termasuk untuk menurunkan gula darah. Penggunaannya sangat sederhana dan bisa dilakukan di rumah tanpa perlakuan khusus.
Caranya yaitu dengan merebus sekitar tujuh lembar daun salam yang telah dicuci bersih ke dalam air hingga mendidih. Setelah itu, air rebusan disaring dan diminum dua kali sehari. Penggunaan daun salam ini umumnya dilakukan secara tunggal tanpa dikombinasikan dengan obat dari dokter. Maka dari itu, penting bagi penderita untuk berkonsultasi lebih dahulu agar tidak terjadi interaksi yang tidak diinginkan dengan terapi medis lain.
13. Daun Binahong
Tanaman binahong adalah salah satu tanaman herbal yang cukup banyak digunakan untuk berbagai keluhan kesehatan. Daunnya mengandung senyawa aktif seperti minyak atsiri, asam askorbat, asam oleanolat, dan saponin. Senyawa-senyawa inilah yang memberikan efek menurunkan kadar gula darah secara alami.
Cara penggunaannya juga cukup praktis. Rebus sekitar sebelas hingga dua belas lembar daun binahong dengan 125 ml air. Proses perebusan dilakukan selama kurang lebih lima belas menit. Setelah airnya hangat, ramuan ini diminum pada pagi hari sebelum makan. Dengan pola konsumsi yang teratur, daun binahong bisa menjadi pelengkap terapi alami untuk mengatasi hiperglikemia, terutama bagi penderita diabetes melitus yang ingin mengurangi ketergantungan pada obat sintetis.
Selain mengonsumsi obat alami diabetes seperti yang dijelaskan di atas, kita juga perlu menjaga pola makan dan pola hidup sehat untuk menurunkan gula darah secara efektif. Semoga bermanfaat!
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan