Penyebab Tewasnya Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tenggelam di Kolam Vila

Regional

Penyebab Tewasnya Brigadir Nurhadi yang Ditemukan Tenggelam di Kolam Vila

Abdurrasyid Efendi - detikJogja
Jumat, 04 Jul 2025 18:41 WIB
Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi kasus kematian polisi. Foto: Rachman Haryanto
Jogja -

Anggota Propam Polda NTB, Brigadir Muhammad Nurhadi, ditemukan tewas di dasar kolam Vila Tekek di kawasan Gili Trawangan, Lombok Utara, Rabu (16/4) malam. Saat itu Nurhadi menginap bersama dua atasannya, Kompol IMY dan Ipda HC.

Dikutip dari detikBali, ahli forensik Universitas Negeri Mataram (Unram), dr Arfi Syamsun mengungkapkan terdapat luka bekas cekikan pada leher Brigadir Nurhadi.

Hasil Autopsi

Hasil autopsi pada bagian leher Nurhadi menunjukkan adanya patah tulang pada tulang lidah korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tulang lidah yang mengalami patah, maka lebih dari 80 persen penyebabnya karena pencekikan atau penekanan pada area leher," ungkap Arfi Syamsun saat konferensi pers di Polda NTB, Jumat (4/7/2025).

Nurhadi sempat diperiksa tim medis, namun nyawanya tidak tertolong. Kematian Nurhadi diduga janggal, sehingga Polda NTB melakukan ekshumasi pada Kamis (1/5) meski awalnya pihak keluarga menolak autopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah.

ADVERTISEMENT

Sejumlah luka ditemukan saat proses autopsi yang dilakukan di TPU Peresak, Dusun Jejelok, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

"Pertama, luka-luka yang ada pada permukaan tubuh dari jenazah. Luka-luka yang terjadi menjelang kematian dari korban," kata Arfi Syamsun.

Ia menyebutkan, luka yang ditemukan berupa luka lecet gerus, luka memar, dan luka robek. Luka-luka itu tersebar di kepala, tengkuk, punggung, dan kaki, terutama kaki bagian kiri.

Pemeriksaan di bagian kepala juga menunjukkan adanya memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun belakang korban.

"Kalau berdasarkan teori, maka kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," ucapnya.

Tim forensik kemudian menemukan adanya patah tulang pada tulang lidah korban. Ahli forensik juga memeriksa diatom pada paru-paru korban dan menemukan cairan yang identik dengan air kolam vila.

Arfi menyimpulkan Brigadir Nurhadi masih hidup saat masuk ke dalam air, meski dalam keadaan pingsan. Kematian Nurhadi disebut akibat tenggelam, namun cekikan diduga sebagai penyebab korban tak sadarkan diri.

"Namun tentunya di sini, apa yang membuat orang tidak sadar atau pingsan ketika berada di air, maka kecurigaan saya adalah pada pencekikan tadi itu. Jadi, ada kekerasan pencekikan yang utama, yang membuat bersangkutan (Brigadir Nurhadi) menjadi tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air. Itu yang paling dominan," katanya.

Arfi menyebut ada zat tertentu yang ditemukan saat memeriksa urine korban. Namun ia menegaskan hasil autopsi lebih menunjukkan pencekikan yang membuat korban pingsan dan akhirnya tenggelam.

3 Orang Jadi Tersangka

Dikutip dari detikBali, Ditreskrimum Polda NTB telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi. Dua di antaranya merupakan atasan Nurhadi, yakni Kompol IMY dan Ipda HC yang telah dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

Satu tersangka lainnya berinisial M, seorang perempuan asal Jambi. Ketiganya dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHP dan/atau Pasal 359 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.




(rih/dil)

Hide Ads