- Niat Sholat Ghaib Niat Sholat Ghaib untuk Jenazah Laki-laki Niat Sholat Ghaib untuk Jenazah Perempuan
- Syarat Sholat Ghaib
- Tata Cara Sholat Ghaib dan Bacaannya 1. Membaca Niat 2. Takbir Pertama (Takbiratul Ihram) 3. Takbir Kedua (Sholawat) 4. Takbir Ketiga 5. Takbir Keempat 6. Salam 7. Doa Setelah Sholat Ghaib
- Hukum Sholat Ghaib
Ketika ada kerabat, keluarga, atau keluarga berpulang tapi terpaut jarak yang jauh, tentu kita akan sulit menjangkau untuk mensholatkan jenazah tersebut. Dalam kondisi seperti ini, Islam memberikan ruang untuk tetap mendoakan dengan melaksanakan sholat ghaib. Dengan niat sholat ghaib, kita dapat mensholatkan jenazah dari jarak jauh.
Sholat ghaib adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan ketika seorang muslim meninggal dunia di tempat yang jauh, sehingga orang yang hendak mensholatinya tidak dapat menjangkau jenazah tersebut secara langsung. Meskipun tidak ada jasad yang hadir di lokasi pelaksanaan, sholat ini tetap sah dan memiliki keutamaan tersendiri dalam memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Sebelum melaksanakan sholat ghaib, sebaiknya kita memahami lafal niat, tata cara, hingga bacaannya dari awal hingga akhir. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini terlebih dahulu, detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bacaan Tahlil Lengkap dengan Surat Yasin |
Niat Sholat Ghaib
Sesuai dengan penjelasan Ibnu Watiniyah dalam buku Kitab Lengkap Shalat, Shalawat, Zikir dan Doa, sholat ghaib memiliki bacaan niat yang berbeda dengan sholat jenazah. Bacaannya pun sedikit berbeda untuk jenazah laki-laki dan perempuan. Berikut ini bacaan lengkapnya.
Niat Sholat Ghaib untuk Jenazah Laki-laki
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ الْغَابِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli 'alaa mayyitil ghaa-'ibi arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati ma'muuman/imaaman lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat sholat atas jenazah ghaib empat takbir fardu kifayah sebagai makmum/imam karena Allah."
Niat Sholat Ghaib untuk Jenazah Perempuan
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ الْغَابِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli 'alaa mayyitahil ghaa-'ibati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati ma'muuman/imaaman lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat sholat atas jenazah ghaib empat takbir fardu kifayah sebagai makmum/imam karena Allah."
Syarat Sholat Ghaib
Dikutip dari buku Sudah Benarkah Salat Kita (Edisi Revisi) karya Gus Arifin, sholat ghaib tidak memiliki persyaratan tertentu, terutama dalam hal jarak antara jenazah dengan orang yang mensholatkan. Meskipun jaraknya dekat, asalkan jenazah itu berada di kota atau kecamatan lain, maka boleh disholati ghaib. Hal ini mengacu pada keterangan Syekh Muhammad Zuhri Al-Ghamrawi dalam kitab Anwarul Masalik.
وَيَجُوزُ أَنْ يُصَلِّي عَلَى الغَائِبِ عَنْ بَلَدٍ وَإِنْ قَرْبَتْ مَسَفَاتُهُ بِأَنْ كَانَ دُونَ مَسَافَةِ القَصْرِ وَلَا يَجُوزُ عَلَى الغَائِبِ فِي البَلَدِ وَإِنِ اتَّسَعَتْ أَرْجَاؤُهُ.
Artinya: "Dan boleh disholati ghaib, mayit yang tidak ada dalam kota meskipun jaraknya dekat, yaitu kurang dari jarak yang membolehkan sholat qashar. Dan tidak boleh disholati ghaib mayit yang berada dalam kota meskipun kota itu luas wilayahnya."
Hal tersebut juga sejalan dengan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut ini:
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah: 'Sesungguhnya Rasulullah memberi kabar kematian Najasyi pada hari di mana Najasyi meninggal dunia. Nabi pergi ke mushola kemudian membuat saf dengan para sahabat yang akan sholat jenazah (ghaib), dan Nabi bertakbir sebanyak empat kali."
Tata Cara Sholat Ghaib dan Bacaannya
Meski memiliki bacaan niat yang berbeda, tata cara sholat ghaib sama persis seperti sholat jenazah. Berikut ini adalah tata cara dan bacaannya yang dikutip dari buku Kitab Lengkap Shalat, Shalawat, Zikir dan Doa tulisan Ibnu Watiniyah. Mari kita simak!
1. Membaca Niat
Sebelum memulai sholat ghaib, niat menjadi hal utama yang perlu diucapkan dengan tepat. Lafadznya berbeda dengan niat sholat jenazah, seperti yang telah dijelaskan di atas.
2. Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)
Setelah niat, lakukan takbiratul ihram (takbir pertama) tanpa membaca doa iftitah, cukup dengan mengangkat tangan dan mengucapkan "Allahu Akbar."
3. Takbir Kedua (Sholawat)
Setelah takbir pertama, baca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut lafalnya:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammadin kamaa shallaita 'alaa Ibraahiima wa 'ala aali Ibraahiima, wa baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa Ibraahiima wa 'alaa aali Ibraahiima fill 'aalamiina innaka hamiidun majiidun.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berikanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam semesta. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Mahamulia."
4. Takbir Ketiga
Pada takbir ketiga, bacalah doa untuk jenazah. Berikut adalah doanya, jika jenazah perempuan, maka lafal hu diganti dengan haa atau yang berada di dalam kurung:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (عَنْهَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ النَّفْسِ وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allaahummaghfir lahu (haa) warhamhu (haa) wa'aafihii (haa) wa'fu 'anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wa wassi' madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa-i wats-tsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal khathaayaa kamaa naqqaytats-tsaubal abyadha minad-danasi wa abdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a'idzhu min 'azaabil qabri wa min 'azaabin nar
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan gantikanlah pasangan hidupnya yang lebih baik dari pasangan hidupnya yang dahulu, masukkanlah ia ke dalam surga, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka."
5. Takbir Keempat
Pada takbir keempat, bacalah doa terakhir:
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ (هَا) وَلَا تَفْتِنَا بَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ (هَا)
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu (haa) wa laa taftinnaa ba'dahu (haa) waghfir lanaa wa lahu (haa)
Artinya: "Ya Allah, janganlah pahalanya tidak sampai kepada kami, janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."
6. Salam
Akhiri sholat ghaib dengan salam seperti pada sholat pada umumnya:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
Artinya: "Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian."
7. Doa Setelah Sholat Ghaib
Setelah salam, kemudian membaca doa berikut ini secara lengkap:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (عَنْهَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allaahummaghfir lahu (haa) warhamhu (haa) wa'aafihii (haa) wa'fu 'anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wa wassi' madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa-i wats-tsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal khathaayaa kamaa naqqaytats-tsaubal abyadha minad-danasi wa abdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min. ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul (haa) jannata wa aidehu min 'azabil qabri wa min 'azabin nar
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan gantilah pasangan hidup yang lebih baik daripada pasangan hidupnya yang dahulu, masukkanlah ia ke dalam surga, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka."
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِينَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنثَانَا اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيمَانِ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ (هَا) وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ (هَا)
Allaahumma ghfir li hayyinaa wa mayyitinaa wa shaahidinaa wa ghaa'ibinaa wa shaghiirinaa wa kabuurinaa wa dzakarinaa wa untsaanaa Allaahumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi 'alal Islaam, wa man tawaffaitahu minnaa fatawaffahu 'alal Imaan Allaahumma laa tahrimna ajrahu (haa) wa laa tudhillanaa ba'dahu (haa)
Artinya: "Ya Allah, ampunilah kami yang hidup dan yang mati, yang hadir dan yang tidak hadir, yang kecil dan yang besar, yang laki-laki dan yang perempuan. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah ia dalam Islam, dan siapa yang Engkau matikan di antara kami, matikanlah ia dalam keimanan. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami dari pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami setelah kepergiannya."
اللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ، وَحَبْلٍ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allaahumma inna fulaanabna fulaanin fii dzimmatika, wa habli jiwaarika, faqihi min fitnatil qabri wa 'adzaabin naari, wa anta ahlul wafaa-i wal haqqi. Faghfir lahu warhamhu, innaka antal ghafuurur rahiim.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan (sebutkan nama si mayit tersebut) dalam tanggungan-Mu dan tali perlindungan-Mu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka. Engkau adalah Mahasetia dan Mahabenar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya Engkau Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang."
اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ (هَا)، إِنْ كَانَ (كَانَتْ) مُحْسِنًا فَزِدْ فِي حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ كَانَ (كَانَتْ) مُسِيئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ (هَا)
Allaahumma 'abduka wabnu amatikah taaja ilaa rahmatika, wa Anta Ghaniyyun 'an 'adzaabihi (haa), in kaana (kaanat) muhsinan, fa zid fii hasanaatihi, wa in kaana (kaanat) musii- an fa tajaawaz 'anhu (haa)
Artinya: "Ya Allah, ini hamba-Mu, anak hamba perempuan (Hawa)-Mu, membutuhkan rahmat-Mu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari kesalahannya."
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ (هَا) وَلَا تَفْتِنَا بَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ (هَا) وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ (هَا) بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu (haa) wa laa taftinnaa ba'dahu (haa) waghfir lanaa wa lahu (haa) wa laa tudhillanaa ba'dahu (haa) birahmatika yaa arhamar raahimiin
Artinya: "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, ampunilah kami dan dia, dan janganlah Engkau sesatkan kami sesudahnya, berkat rahmat Engkau wahai Tuhan Pelimpah rahmat."
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ بِحَقِّ الْفَاتِحَةِ اعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ هَذَا الْمَيِّتِ هَذِهِ الْمَيِّتَةِ مِنَ النَّارِ ٣x . اللَّهُمَّ انْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى هُذَا الْمَيِّتِ هَذِهِ الْمَيِّتَةِ) وَاجْعَلْ قَبْرَهُ (هَا) رَوْضَةً مِنَ الْجَنَّةِ. وَلَا تَجْعَلْهُ لَهُ (هَا) حُفْرَةً مِنَ النِّيْرَانِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرٍ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Allaahumma bihaqqil faatihah. I'tiq riqaabanaa wa riqaaba haadzal mayyiti (haadzihil mayyitati) minan naar. 3x. Allaahumma anzilir rahmah wal maghfirah 'alaa haadzal mayyiti (haadzihil mayyitati) waj'alhu qabrahu (haa) raudhatam minal jannah. Wa laa taj'alhu lahu (lahaa) hufratan minan niiraan. Wa shallallaahu 'alaa khairi khalqihi sayyidinaa Muhammad wa aalihi wa shahbihi ajma'iin wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin
Artinya: "Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, dengan berkahnya surat al-Fatihah, bebaskanlah dosa kami dan dosa jenazah ini dari siksaan api neraka (3x). Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada jenazah ini. Dan jadikanlah tempat kuburnya taman nyaman dari surga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Dan semoga Allah memberi rahmat kepada makhluk-Nya yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad dan keluarganya serta seluruh sahabatnya sekalian, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Hukum Sholat Ghaib
Dalam buku Bacaan & Gerakan Shalat Cepat Hafal di Luar Kepala karya Wijdan dijelaskan bahwa hukum mengerjakan sholat ghaib adalah sunnah. Sholat ini boleh dilakukan kapan saja, baik secara munfarid (sendiri) maupun berjamaah. Meski bisa dilaksanakan sendiri, pelaksanaan secara berjamaah lebih dianjurkan karena memperbesar pahala yang diperoleh untuk jenazah yang dishalatkan.
Landasan kuat dari praktik sholat ghaib dapat ditemukan dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Dalam buku Hukum Merawat Jenazah oleh KH Muhammad Hanif Muslih, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan sholat jenazah untuk Raja Najasyi dari Habasyah (sekarang Ethiopia) meskipun beliau wafat jauh dari Madinah. Bahkan, Rasulullah SAW juga pernah menyalatkan jenazah seorang penyapu masjid di atas kuburnya, setelah sebelumnya tidak diberi kabar tentang wafatnya orang tersebut.
Imam Nawawi dalam kitabnya menyatakan bahwa dalam mazhab Syafi'i tidak ada perbedaan pendapat mengenai kebolehan sholat ghaib, baik jenazah tersebut berada di arah kiblat maupun arah lainnya, dan baik jaraknya dekat maupun jauh. Ia menuliskan:
وَمَذْهَبْنَا جَوَازُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمَيِّتِ الْغَائِبِ عَنِ الْبَلَدِ سَوَاءٌ كَانَ فِي جِيَّةِ الْقِبْلَةِ أَمْ فى غَيْرِهَا وَلَكِنَّ الْمُصَلَّى يَسْتَقْبِلُ الْقِبْلَةَ وَلَا فَرْقَ بَيْنَ أَنْ تَكُوْنَ الْمَسَافَةُ بَيْنَ الْبَلَدَيْنِ قَرِيبَةً أَوْ بَعِيدَةً وَلَا خِلَافَ فِي هَذَا كُلِهِ عِنْدَنَا
Artinya: "Menurut mazhab kami (Syafi'iyah), diperbolehkan melakukan sholat jenazah atas mayat yang tidak berada di tempat, baik mayat itu berada di arah kiblat atau arah lain. Orang yang sholat tetap harus menghadap kiblat. Tidak ada perbedaan apakah jarak antarwilayah itu dekat atau jauh. Tidak ada perselisihan dalam hal ini di kalangan kami."
Demikianlah penjelasan mengenai niat sholat ghaib lengkap dengan tata cara hingga hukumnya. Semoga bermanfaat!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi