Hampir setiap hari, terdapat hari penting yang diperingati di berbagai belahan dunia. Pada 23 Mei 2025, masyarakat di berbagai penjuru dunia merayakan Hari Penyu Sedunia. Namun, tidak hanya itu, masih ada sejumlah hari besar internasional yang turut diperingati pada tanggal tersebut.
Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 23 Mei 2025 adalah hari Jumat dalam penanggalan Masehi. Kemudian dalam Kalender Jawa, jatuh pada hari pasaran Jumat Kliwon, 25 Selo 1958 (Za'). Sedangkan dalam penanggalan Hijriah, hari tersebut bertepatan dengan 25 Dzulqaidah 1446 H.
Lantas, tanggal 23 Mei 2025 memperingati hari apa? Berikut adalah beberapa hari penting nasional dan internasional yang diperingati hari ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal 23 Mei 2025 Memperingati Hari Apa?
Menurut National Day Calendar, Days of The Year, dan National Today, terdapat peringatan penting pada 23 Mei 2025 seperti Hari Penyu Sedunia hingga Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Obstetri. Mari cermati penjelasan lengkapnya!
1. Hari Penyu Sedunia
Ada hewan reptil lambat tapi penting bagi ekosistem, yaitu penyu dan kura-kura, yang mendapat sorotan khusus setiap 23 Mei. Hari Penyu Sedunia hadir sebagai bentuk apresiasi terhadap makhluk bersisik ini yang seringkali terabaikan dalam agenda konservasi besar. Sejak tahun 2002, peringatan ini diselenggarakan atas prakarsa American Tortoise Rescue.
Organisasi ini didirikan oleh Susan Tellem dan Marshall Thompson yang sejak awal menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesejahteraan hewan, termasuk reptil. Sejak 1990, mereka telah menyelamatkan lebih dari 4.000 penyu dan kura-kura yang membutuhkan rumah baru. Hari Penyu Sedunia pun menjadi wadah kampanye mereka untuk menyuarakan pentingnya menjaga habitat hewan ini.
Sekolah, pusat penyelamatan satwa, hingga pencinta alam ikut ambil bagian dalam kampanye ini. Kegiatan yang dilakukan mencakup edukasi anak-anak, pelestarian pantai, dan rehabilitasi hewan yang terluka. Aksi-aksi kecil ini diharapkan bisa membentuk kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan dan memperlambat laju kepunahan penyu.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Polusi laut, perburuan liar, dan perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup penyu. Oleh karena itu, Hari Penyu Sedunia bukan hanya sekadar selebrasi, melainkan panggilan untuk turut serta dalam gerakan perlindungan satwa laut dan darat yang vital ini.
2. Hari Penyakit Crohn dan Kolitis Sedunia
Hari Crohn dan Kolitis Sedunia diperingati setiap tanggal 23 Mei sebagai bentuk perhatian internasional terhadap dua jenis penyakit peradangan usus, yaitu crohn dan kolitis ulseratif. Penyakit ini tergolong kronis dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun jumlah penderita tidak setinggi penyakit umum lainnya, peningkatan kasus dalam dua dekade terakhir membuat isu ini semakin mendesak untuk diperhatikan.
Di balik kampanye kesadaran ini, terdapat sejarah panjang perjuangan pasien dan keluarga mereka. Misalnya, Suzanne Rosenthal yang mengalami gejala parah tanpa diagnosa yang tepat pada awalnya. Ia dan keluarganya kemudian mendirikan lembaga yang kini dikenal sebagai National Foundation for Ileitis and Colitis. Dukungan dari tokoh medis dan pasien lain turut membentuk landasan gerakan ini sejak 1967.
Peringatan ini banyak melibatkan komunitas pasien, tenaga medis, peneliti, serta organisasi kesehatan global. Mereka menggelar diskusi, penggalangan dana, dan edukasi publik agar masyarakat mengenal lebih jauh tentang IBD. Acara ini tidak hanya dilakukan di pusat-pusat medis, tetapi juga melalui media digital dan kampanye sosial.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran terhadap gejala, dampak emosional, dan beban sosial yang dialami para penderita. Selain itu, peringatan ini juga mendorong peningkatan penelitian yang dapat mengarah pada pemahaman lebih baik mengenai penyebab dan penanganannya. Hingga kini, belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini secara total.
3. Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Obstetri
Berbeda dengan dua peringatan sebelumnya, Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Obstetri berfokus pada isu kesehatan perempuan, khususnya dalam proses persalinan. Peringatan ini diadakan setiap tahun pada 23 Mei dan pertama kali diakui oleh PBB pada 2013. Masalah fistula obstetri sangat erat kaitannya dengan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
Penyakit ini banyak terjadi di wilayah dengan sumber daya terbatas, di mana perempuan harus melahirkan tanpa bantuan medis yang memadai. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan serius di jalan lahir yang berdampak besar pada kualitas hidup mereka. Menurut UNFPA, ini adalah salah satu luka paling menyakitkan dan memalukan yang dapat menimpa seorang ibu.
Program kesadaran yang dibentuk sejak 2003 bertajuk 'Campaign to End Fistula' menjadi tonggak awal perubahan. Kampanye ini bertujuan tidak hanya mengobati pasien, tetapi juga mencegah kasus baru dengan meningkatkan kualitas layanan persalinan. Penyuluhan, pelatihan tenaga medis, serta dukungan sosial dan ekonomi untuk korban menjadi bagian dari rangkaian solusi.
Peringatan ini dirayakan oleh organisasi internasional, lembaga medis, serta komunitas lokal di berbagai belahan dunia. Melalui forum, seminar, dan media sosial, informasi mengenai bahaya fistula obstetri disebarluaskan. Harapannya, perempuan di seluruh dunia dapat melahirkan dengan aman dan bermartabat, tanpa harus menderita karena keterbatasan fasilitas.
Nah, itulah tadi sejumlah peringatan yang terdapat pada 23 Mei 2025. Semoga bermanfaat, detikers!
(par/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan