Pabrik garmen di Balong, Kapanewon Ngaglik, Sleman, terbakar dini hari tadi. Lalu bagaimana nasib ribuan buruhnya?
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan total ada sekitar 1.800-an pekerja terdampak. Mayoritas pekerja merupakan perempuan yang kini kemungkinan besar dirumahkan. Pemkab, kata Danang, kemudian melakukan pendampingan.
"Tapi prinsip kami sesuai dengan ketentuan, kami akan berusaha untuk memfasilitasi dan melakukan pendampingan di saat mungkin perusahaan ini melakukan renovasi terkait dengan gedung tersebut," kata Danang kepada wartawan, Rabu (21/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danang bilang, Pemkab juga sudah berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan untuk bersama-sama mencarikan tempat pengganti sementara selama pabrik direnovasi.
"Kami tadi sempat berdiskusi dengan pimpinan perusahaan di sana, perusahaan saat ini sudah berusaha untuk mencari tempat sebagai pengganti sementara untuk produksi. Tadi ini sudah menelpon beberapa gedung yang mungkin speknya hampir sama di Sleman," ujarnya.
Proses renovasi diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu tahun. Danang berharap perusahaan ini tetap bisa berproduksi karena pesanan dari dalam dan luar negeri sangat tinggi.
"Ini menjadi harapan bagi kami, yang paling penting tenaga kerja ini tetap bisa diberdayakan agar tidak terjadi PHK atau pemberhentian tenaga kerja," jelasnya.
Kepala Dinas Perindag Sleman, RR Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan Pemkab Sleman telah berkomunikasi dengan PT Primissima sebagai alternatif tempat produksi sementara.
"Jadi untuk komunikasi awal yang tadi sudah dilakukan dengan direksi dari PT Primissima itu, di sana ada pabrik yang masih berdiri dan bisa digunakan," kata Mae.
Meski demikian, hal ini masih akan terus dikomunikasikan lagi. Selain juga mencari alternatif-alternatif lokasi lain yang bisa digunakan sebagai pabrik untuk sementara waktu.
"Ini akan ditindaklanjuti pembicaraan dengan manajemen PT MTG. Mudah-mudahan nanti bisa berkolaborasi sehingga produksi nanti bisa dipindahkan ke sana. Ini masih berproses dan proses tahap awal," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang pekerja wanita berinisial W mengatakan api muncul sekitar pukul setengah 3 dini hari tadi. Dia bilang saat itu pabrik masih beroperasi.
"Ya tadi api muncul setengah 3. Teman saya yang shift itu pas api masih kecil sudah ambil APAR tapi api kadung membesar," kata dia ditemui detikJogja di lokasi kejadian, Rabu (21/5).
Dia mengatakan, api berasal dari salah satu ruang produksi di bagian belakang. Sesaat setelah api mulai membesar, para pekerja kemudian berhamburan menyelamatkan diri.
"Bagian belakang, itu masih ruang produksi isinya kain. Semua aman masih bisa menyelamatkan diri," ujarnya.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong