Jumat Agung sebagai sebuah hari yang begitu bermakna bagi umat Kristiani dalam mengenang peristiwa Penyaliban Yesus Kristus. Namun, setelah Jumat Agung berlalu akan ada hari Sabtu apa?
Sebagaimana diketahui, Jumat Agung termasuk dalam Tri Hari Suci Paskah. Istilah Tri Hari Suci Paskah sendiri merupakan rangkaian hari yang dijalani oleh umat Kristiani sebelum Paskah berlangsung. Tri Hari Suci sendiri dimulai dari Kamis Putih dan akan mencapai puncaknya pada ibadah sore Minggu Paskah.
Oleh karenanya, setelah Jumat Agung selesai dijalankan, maka umat Kristiani akan kembali menyambut datangnya hari terakhir Tri Hari Suci Paskah. Lantas, setelah Jumat Agung akan berlangsung Sabtu apa, ya? Simak penjelasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Jumat Agung Sabtu Apa?
Mengutip dari buku 'Memahami Rabu Abu, Prapaskah, dan Minggu Palma: Seri Pelayan Liturgi - Membantu Pemahaman Memupuk Iman' oleh I Marsana Windhu, dijelaskan bahwa Tri Hari Suci dimulai dari perayaan Kamis Putih dan dilanjutkan dengan Jumat Agung dan Sabtu Suci. Kemudian nantinya akan ada puncak malam Paskah yang berakhir dengan Ibadat Sore Minggu Paskah.
Kemudian ujung awal Tri Hari Suci adalah Kamis Putih, sedangkan ujung akhirnya di hari Minggu. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa setelah Jumat Agung akan ada Sabtu Suci. Istilah Sabtu Suci juga dikenal sebagai Sabtu Sunyi.
Johanis Ohoitimur, dkk., dalam bukunya 'Mysterium Crucis - Mysterium Paschale: Permenungan atas Tri Hari Suci' menjelaskan bahwa Sabtu Suci menjadi hari yang istimewa bagi umat Kristiani. Hal tersebut dikarenakan Sabtu Suci atau Sabtu Suci merupakan hari yang permenungan sakral.
Dengan adanya Sabtu Suci, setiap umat Kristiani dapat merenungkan kesalahan-kesalahan yang telah dibuat. Bukan hanya itu saja, dengan adanya Sabtu Suci mereka bisa mengambil bagian dari Penyaliban Kristus yang telah melakukan pengorbanan demi umat-Nya.
Tri Hari Suci Paskah
Lantas, seperti apa gambaran terkait Tri Hari Suci Paskah? Dihimpun dalam buku 'Catatan 40 Hari Sebelum Paskah' oleh Mortigor Afrizal Purba, SEAk, MAk, CA, 'Menjadi Gereja di Tengah Dunia yang Terluka' karya Weinata Sairin, 'Relasi Dengan Tuhan' oleh Antonius Atosokhi Gea, dkk., berikut rincian masing-masing penjelasan Tri Hari Suci Paskah.
1. Kamis Putih
Kamis Putih merupakan awal dari Tri Hari Suci yang dikenal juga dengan istilah Kamis Kudus. Melalui Kamis Putih inilah umat Kristiani akan mengenang makna mendalam tentang sebuah peristiwa penting, yaitu Perjamuan Terakhir Yesus Kristus dengan para murid-Nya.
Peristiwa tersebut terjadi sebelum Penyaliban. Selama Perjamuan Terakhir, Yesus mengambil roti dan anggur yang disimbolkan sebagai tubuh dan darah-Nya sendiri. Kemudian roti dan anggur inilah yang menjadi tradisi di kalangan umat Kristiani untuk dilakukan setiap Kamis Putih.
2. Jumat Agung
Kemudian Jumat Agung merupakan hari yang mana umat Kristiani akan mengenang Penyaliban Kristus sekaligus wafatnya Yesus Kristus. Jumat Agung dikenal sebagai hari kesedihan, penebusan dosa, dan juga berpantang atau puasa. Jumat Agung menyimpan makna yang belum mendalam bagi setiap umat Kristiani. Pada hari tersebut biasanya umat Kristiani akan mengikuti Perjamuan Kudus.
Melalui Perjamuan Kudus setiap umat Kristiani akan memakan roti yang merupakan simbol dari tubuh Yesus. Kemudian ada juga anggur yang diminum bersamaan dengan roti tersebut. Roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus juga membuat para jemaat gereja dapat melibatkan dirinya dengan Yesus yang telah wafat dan juga bangkit.
Kemudian dengan adanya Perjamuan Kudus, dianggap sebagai harapan agar setiap jemaat gereja mendapatkan kekuatan baru dan dikuduskan. Hal tersebut dilakukan supaya dapat menjalani kehidupannya di tengah-tengah berbagai tantangan maupun kesulitan.
3. Sabtu Suci
Selanjutnya, ada Sabtu Suci sebagai penutup dari Tri Hari Suci. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Sabtu Suci menjadi hari yang merupakan hari yang permenungan sakral. Dengan adanya Sabtu Suci, setiap umat Kristiani dapat merenungkan kesalahan-kesalahan yang telah dibuat.
Sabtu Paskah juga disebut sebagai malam Paskah. Pada saat inilah menjadi puncak perayaan misteri penyelamatan umat-Nya oleh Kristus yang bangkit.
Warna Liturgi Tri Hari Suci Paskah
Lantas, apa sajakah warna Liturgi Tri Hari Suci Paskah? Terdapat berbagai warna liturgi gereja, termasuk yang dapat digunakan saat Tri Hari Suci Paskah. Merangkum dari buku 'Liturgi: Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi' oleh Emanuel Martasudjita, Pr, 'Dasar-dasar Liturgi: Seri Katekese Liturgi' karya Komisi Liturgi - Keuskupan Agung Semarang, hingga 'Mysterium Paschale: Makna Misteri Paskah dalam Perayaan Liturgi - Seri Perjalanan Jiwa 9' karya Emanuel Martasudjita, Pr, berikut sejumlah warna liturgi gereja yang berkaitan dengan Tri Hari Suci.
1. Putih
Pertama ada warna liturgi putih yang berkaitan erat dengan Kamis Putih. Dijelaskan bahwa sepertinya namanya Kamis Putih biasanya identik dengan kain berwarna putih. Terlebih lagi segala hiasan yang digunakan identik dengan warna putih.
Sering kali warna liturgi putih dikaitkan sebagai simbol kemurnian, kejayaan, kemenangan, hingga kebenaran yang mutlak. Bukan hanya itu saja, warna liturgi putih juga berkaitan dengan makna kemuliaan. Tidak hanya digunakan sebagai warna liturgi masa Paskah, putih juga digunakan selama Natal hingga berbagai perayaan Kristus lainnya yang tidak berkaitan dengan sengsara-Nya.
2. Merah
Selanjutnya, ada warna liturgi merah yang berkaitan dengan Jumat Agung. Warna merah selama ini dikenal sebagai warna api dan juga darah. Hal inilah yang kerap dihubungkan dengan penumpahan darah para saksi iman dari Kristus.
Biasanya para Kardinal akan memakai jubah, single, atau solideo berwarna merah. Ini dimaksudkan sebagai simbol dalam mengikuti teladan para martir yang telah wafat demi iman. Selain digunakan pada saat Jumat Agung, warna liturgi merah juga dipakai saat Minggu Palma, Minggu Pentakosta, Pengarang Injil, hingga pesta Rasul.
3. Ungu
Kemudian ada warna ungu yang dapat digunakan pada masa Prapaskah. Warna ini mewakili makna kebijaksanaan, mawas diri, keseimbangan, dan juga kehati-hatian. Biasanya warna liturgi ungu digunakan dalam ibadat tobat.
Oleh karenanya, warna liturgi ungu biasanya digunakan untuk perayaan Paskah atau Natal. Salah satu alasannya karena mewakili simbol persiapan diri maupun pertobatan.
4. Hitam
Selain ungu, terdapat warna liturgi hitam yang sebenarnya cukup jarang digunakan saat masa Prapaskah. Hal ini dikarenakan hitam bukanlah sebagai warna liturgi yang mutlak. Sebaliknya, warna hitam umumnya diganti dengan warna ungu.
Meskipun begitu, warna liturgi hitam memiliki makna tersendiri. Berkebalikan dengan warna putih, hitam dikenal sebagai lambang dari pengorbanan, ketiadaan, kegelapan, kedukaan, hingga kesedihan. Inilah yang membuat warna liturgi hitam cukup sering digunakan dalam liturgi arwah.
Itulah tadi penjelasan mengenai hari setelah Jumat Agung lengkap dengan serba-serbi Tri Hari Suci Paskah dan warna liturgi gereja. Semoga membantu.
(par/par)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM