Begini Konsep RTH yang Bakal Dibangun di Eks Parkiran Abu Bakar Ali

Begini Konsep RTH yang Bakal Dibangun di Eks Parkiran Abu Bakar Ali

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 17 Apr 2025 14:49 WIB
Taman Parkir Khusus Abu Bakar Ali dekat Malioboro Jogja, Minggu (22/12/2024).
Taman Parkir Khusus Abu Bakar Ali dekat Malioboro Jogja, Minggu (22/12/2024). (Foto: dok. detikJogja)
Jogja -

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY memaparkan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan dibangun di Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) setelah dibongkar nantinya. RTH ini akan dibagi menjadi tiga zona.

"Jadi akan kami bagi tiga zona, ada zona publik, sosial dan alam. Ini baru rencana awal, masih perlu diskusi dengan OPD lain dan juga dari pihak Keraton," jelas Kepala DLHK DIY Kusno Wibowo, saat dihubungi wartawan, Kamis (17/4/2024).

"Harapannya di RTH ada luas tutupan hijaunya kurang lebih 55 persen. Kemudian bisa untuk menampung 1000-an pengunjung," sambung Kusno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai bangunan parkiran ABA dibongkar nanti, kata Kusno, akan dilakukan identifikasi ulang perihal keluasan. Diperkirakan luas lahan RTH ini sekitar 7.000 meter persegi, namun masih akan diukur ulang oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR) dan Keraton Jogja.

"Penanaman atau penghijauan dari space 50-55 persen dengan penutupan pohon-pohon di sana. Nanti rencananya juga ada pohon endemik Jogja atau yang mempunyai makna filosofi. Itu menjadi bagian yang dikaji dalam DED kira-kira pohon apa yang pas di sana," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut dijelaskan Kusno, rencana pembangunan RTH di kawasan Sumbu Filosofi ini guna menunjang kawasan Sumbu Filosofi yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

"Nah kemudian kami identifikasi mana yang bisa dipakai sebagai RTH di sepanjang Sumbu Filosofi. Nah salah satunya di eks parkir ABA," ungkap Kusno.

"RTH ini sebagai penanda keistimewaan di warisan budaya dunia dan sebagai penyeimbang iklim mikro karena ada zona alam. Ada ruang interaksi atau rekreasi, kemudian inklusif dan ramah anak, sebagai ruang pembelajaran, vegetasi filosofi, berbudaya, dan sebagai habitat satwa burung," urainya.

Terkait pembangunannya, kata Kusno saat ini pihaknya masih dalam tahap identifikasi dan belum sampai ke tahap pembuatan Detail Engineering Design (DED). Proyek ini menurutnya akan menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) untuk pendananya.

"Ini kan nanti kami usulkan dulu, tahun ini DED dulu. Kami usulkan dulu penganggaran di perubahan pertama, Mudah-mudahan April atau Mei sudah kelar. Kemudian baru disusun DED-nya," tuturnya.

"Pembangunan kami mengikuti selesainya DED, apakah tahun ini nyandak atau tahun 2026," pungkas Kusno.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads