Hidup berdampingan dengan kobra membuat setiap manusia perlu waspada, bahkan 'versi' bayinya sekalipun. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk dapat mengenali anakan kobra dengan mengetahui ciri-cirinya.
Menurut penjelasan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia adalah rumah bagi kobra jawa (Naja sputatrix) dan king cobra (Ophiophagus hannah). Keduanya dikenal sebagai binatang mematikan akibat racun yang tersimpan dalam gigi.
Habitat kobra jawa dan king cobra sangat bervariasi. Mulai dari area hutan sampai pemukiman padat warga. Karenanya, tidak mengherankan jika perjumpaan manusia dengan dua spesies melata ini kerap terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadang kala, kobra bahkan masuk ke dalam rumah warga untuk bersarang dan menetaskan telur-telurnya. Anak-anak kobra tentu memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan ular lain. Apa saja ciri-ciri anak kobra? Berikut penjelasan ringkas sebagai panduan.
Ciri-ciri Anak Kobra Jawa dan King Cobra
1. Panjang Anakan Kobra
Dikutip dari laman Dlium, kobra jawa yang juga dikenal sebagai javan spitting cobra bisa tumbuh sampai 1,85 meter. Pada musim kawin yang berlangsung selama periode musim kemarau, kobra jawa betina akan meletakkan 13-19 butir telur.
Telur-telur tersebut akan menetas setelah 88 hari. Bayinya, berukuran 24-28 sentimeter dan langsung hidup mandiri. Bagaimana dengan king cobra? Berapa panjangnya?
King cobra terkenal sebagai ular berbisa paling panjang di dunia. Panjang binatang melata satu ini biasanya berkisar 3 sampai 4 meter. Anak-anaknya, sebagaimana informasi dari Britannica Kids, menetas dengan panjang 45-55 cm atau sekitar 18-22 inci.
2. Warna Kulit Anak Kobra
Kobra jawa dewasa umumnya berwarna hitam mengilap dengan leher bawah terang. Meski begitu, terdapat juga spesimen yang memiliki warna abu-abu perak dan cokelat sebagaimana uraian dalam Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur terbitan Kementerian Kesehatan RI.
Sementara itu, anak kobra jawa sering kali berwarna cokelat tua kehitaman. Atau, bisa juga cokelat keabu-abuan. Terkadang, anakan kobra jawa memiliki semacam 'pita' di tenggorokan dan bintik-bintik.
Di sisi lain, king cobra dewasa bisa punya warna kuning, hijau, cokelat, atau hitam, dilansir Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute. King cobra dewasa acap kali juga memiliki garis-garis melintang berwarna kekuningan atau putih.
Berbeda dengan spesimen dewasanya, anak king cobra berwarna hitam legam. Warna dasar hitam ini diperindah dengan garis-garis melintang putih dan kuning di bagian badan dan ekor. Di kepala, tampak empat garis melintang berwarna sama.
3. Kemampuan Membuka Tudung Kepala
Menariknya, seluruh bayi kobra sudah bisa membuka tudung kepalanya sejak hari pertama mereka menetas. Hal ini memungkinkan anak kobra untuk mengurus dirinya sendiri, baik saat mencari mangsa maupun mempertahankan diri.
Dikutip dari Sciencing, tudung kobra terbuat dari sejumlah tulang rusuk. Tulang-tulang ini bisa meregang sehingga membuat kulit di bagian tersebut melebar. Alhasil, tudung atau hood kobra yang terkenal itu muncul. Dengan tudung ini, bayi kobra akan membuat dirinya tampak lebih besar.
4. Habitat Bayi Kobra
Bisa dikatakan, habitat anak kobra sama saja dengan induknya. Namun, anakan kobra lebih cenderung menghindari tempat-tempat terbuka untuk mengurangi ancaman pemangsa. Ular dewasa lebih luwes dan berani menampakkan diri.
Menurut uraian dari IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List, kobra jawa alias Naja sputatrix hidup di dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl (meter di atas permukaan laut). Kadang kala, mereka juga ditemukan di sawah atau sabana.
Kobra jawa juga diketahui berkelana di dekat pemukiman manusia. Sebut saja sawah, perkebunan, dan padang rumput. Meski mirip dengan kobra jawa, king cobra punya wilayah kekuasaan alias habitat yang lebih luas.
Ular hitam panjang ini bisa detikers jumpai hutan, rawa bakau, daerah pertanian, sungai, dan padang rumput kering di dataran tinggi. Tidak menutup kemungkinan bahwasanya king cobra tinggal pula di area perkebunan sawit meski hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Perilaku Anak Kobra
Tahukah kamu bahwa anak king cobra bisa jadi jauh lebih berbahaya dibanding induknya? Alasannya, sebagaimana diuraikan dalam Times of India, bayi king cobra sudah memiliki bisa dan cenderung berperilaku lebih agresif.
Dilansir National Geographic, bisa atau racun king cobra adalah jenis neurotoxin. Biarpun bukan merupakan bisa paling kuat dari semua jenis ular, racun king cobra punya efek mematikan. Bisa ini akan memengaruhi pusat pernapasan di otak sehingga menyebabkan henti napas dan gagal jantung.
Sama seperti king cobra, kobra jawa juga memiliki tipe bisa neurotoxin yang langsung menyerang saraf. Tak hanya saraf, bisa tipe ini juga mampu menyebabkan efek pembusukan atau nekrosis di bekas gigitan.
Demikian lima ciri anak kobra, terkhusus kobra jawa dan king cobra yang bisa ditemukan di Indonesia. Semoga bisa membantu detikers untuk mengenali anakan dua spesies hewan mengagumkan ini!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM