Momen Lebaran alias Idul Fitri selalu identik dengan suasana bahagia dan haru. Namun, pada Lebaran 2011 silam, alih-alih gegap gempita, masyarakat Indonesia mungkin sedikit terkejut karena Idul Fitri 'batal' akibat hilal tidak terlihat.
Pada Idul Fitri 1432 Hijriah tersebut, hasil sidang isbat pemerintah menunjukkan tanggal yang berbeda dari perkiraan dalam kalender. Padahal, biasanya, hasil sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal akan sinkron dengan tanggalan kalender.
Dirujuk dari detikNews, sejumlah kalender Indonesia pada kala itu menulis Lebaran jatuh pada 30 Agustus 2011. Namun, sidang isbat yang digelar pada 29 Agustus justru menyepakati Lebaran 2011 pada Rabu, 31 Agustus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyimpulkan secara jelas bahwa 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus apakah ini bisa disetujui?" Tanya Menteri Agama saat itu, Suryadharma Ali, dilansir situs resmi Kementerian Agama.
Usai para peserta sidang menjawab setuju, 1 Syawal 1432 Hijriah kemudian diketok jatuh pada 31 Agustus 2011. Ketetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 148 Tahun 2011 tertanggal 29 Agustus 2011.
Penyebab Lebaran 2011 Bisa 'Batal'
Pertama-tama, berdasar Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, untuk menetapkan tanggal awal Ramadan, Syawal, maupun Dzulhijjah, digunakan metode rukyat dan hisab.
"Penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyat dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional," bunyi fatwa nomor 1 dalam bagian pertama Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tersebut.
Pada 2011 lalu, Ahmad Jauhari, Ketua Badan Hisab Rukyat Kemenag menyampaikan bahwa dari 96 lokasi pemantauan, 30 tidak melihat hilal. Namun, ada juga wilayah yang melaporkan terlihatnya hilal, seperti di Jepara dan Cakung.
Meski begitu, Kiai Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI, bilang, laporan dari Jepara dan Cakung tersebut harus didukung pengetahuan yang memadai. "Kalau ahli hisab menyatakan tidak mungkin, harus ditolak," jelasnya.
Dengan tanggal Idul Fitri yang berbeda dengan kalender pemerintah, perwakilan Persatuan Islam (Persis), Syarief Ahmad Hakim, mempertanyakan penanggalan tersebut.
"Gaduh karena ada banyak almanak 1 Syawal itu hari Selasa. Saya telusuri ada kesalahan berpedoman pada SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama," ujar Syarief saat memberi pendapat dalam sidang isbat, Senin (29/8/2011).
"Apakah ada unsur kesengajaan atau kekhilafan, bisa jadi yang buat kalender karena berpatokan pada SKB yang sudah-sudah. Ketika melihat hari libur itu hari Selasa, akhirnya itu ditetapkan 1 Syawal," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama dengan tegas menyatakan bahwasanya kalender tidak hanya dibuat untuk urusan keagamaan, melainkan juga administrasi. Pada intinya, pemerintah tetap merujuk hasil sidang isbat.
"Kegaduhan karena tanggal 30 Agustus di almanak pemerintah (tanggal merah). Tapi yang jelas pemerintah konsisten menetapkan 1 Syawal dengan rukyat," tegas Menteri Agama Suryadharma Ali yang sekaligus menjabat Ketua Umum PPP saat itu.
Berlainan dengan pemerintah, pada 2011, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal pada 30 Agustus. Sementara itu, karena gagal melihat hilal di 90 titik, NU juga menggenapkan Ramadhan sehingga berlebaran pada 31 Agustus.
Efek Mundurnya Lebaran 2011
Sebagaimana kebiasaan Lebaran di Indonesia, sehari jelang Idul Fitri, masyarakat tentu sudah bersiap-siap dengan aneka macam hal. Mulai dari menyiapkan ketupat, mengorganisir takbir keliling, membuat kue, membersihkan rumah, dan lain-lain.
Karena mundur satu hari, terjadi sejumlah efek domino. Misalnya, di Samarinda, Kalimantan Timur, ratusan kendaraan yang sudah siap untuk konvoi takbiran mendadak batal. Kendaraan-kendaraan konvoi yang terdiri dari truk maupun roda empat dengan perlengkapan sound system tersebut mulanya telah berkumpul di Jalan Slamet Riyadi-Untung Surapati pada Senin (29/8/2011) malam.
Namun, sampai pukul 20.30 WITA, pemerintah masih belum memberi keputusan 1 Syawal. Akibatnya, peserta gelisah. Baru pada pukul 21.00 WITA, Kementerian Agama memutuskan Idul Fitri jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.
Hasilnya bisa diduga, sejumlah peserta konvoi bubar dan pergi satu per satu. Namun, tetap ada juga peserta yang masih lanjut mengeksekusi tradisi konvoi tersebut. "Tidak apa-apa (batal). Yang penting niatan kita untuk konvoi takbiran," ungkap Fadil, salah satu peserta.
Nah, itulah sekilas mengenai kisah batalnya Lebaran 2011 yang kala itu menghebohkan masyarakat.
(afn/afn)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang