Jam Sholat Idul Fitri Beserta Niat, Tata Cara, Hukum, Bacaan dan Sunnahnya

Jam Sholat Idul Fitri Beserta Niat, Tata Cara, Hukum, Bacaan dan Sunnahnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 30 Mar 2025 13:45 WIB
Ratusan warga memadati pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1444 H di Jalan Utama Perumahan Sentraland, Parung Panjang.
Ilustrasi sholat Idul Fitri. Foto: Dok. Warga Parung Panjang
Jogja -

Salah satu dari dua hari raya besar Islam, Idul Fitri, segera tiba. Pada hari kemenangan tersebut, sholat Idul Fitri akan ditunaikan berbondong-bondong oleh umat Islam. Lantas, jam berapa pelaksanaannya? Berikut ini informasi lengkapnya yang perlu detikers ketahui.

Dikutip dari buku Fiqih Zakat Fithri & Sholat 'Idul Fithri oleh Syahrul Fatwa bin Luqman dan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, ada sebuah hadits yang berbunyi:

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ ﷺ وَلِأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ, فَقَالَ: قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمُ النَّحْرِ وَيَوْمُ الفطر

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: 'Tatkala Nabi SAW datang ke Kota Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari untuk bersenang gembira di waktu jahiliyyah, lalu beliau bersabda: 'Saya datang kepada kalian, dan kalian memiliki dua hari raya untuk bersenang gembira di Jahiliyyah. Dan sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik: Idul Adha dan Idul Fitri.'" (HR Ahmad 3/103, Abu Daud no 1134, dan an-Nasa'i 3/179 dengan derajat shahih)

Hadits di atas menunjukkan secara jelas bahwasanya Idul Fitri adalah salah satu dari dua hari raya umat Islam. Tahun ini, pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, simak penjelasan jam pelaksanaan sholat Idul Fitri hingga sunnah-sunnah sholat Idul Fitri.

Waktu Sholat Idul Fitri: Jam Berapa?

Dirujuk dari buku Panduan Lengkap Shalat Hari Raya oleh Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc, MA, sholat Idul Fitri dimulai dari terbitnya Matahari sampai tergelincir. Imam an-Nawawi berkata:

ووقتها ما بين طلوع الشمس إلى ان تزول والافضل ان يؤخرها حتى ترتفع الشمس قيد رمح

Artinya: "Waktu sholat Id adalah antara terbitnya Matahari sampai tergelincir, dan yang lebih utama adalah mengakhirkannya hingga Matahari meninggi setinggi tombak." (Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab 5/3)

Khusus sholat Idul Fitri, pelaksanaannya disunnahkan untuk diakhirkan, berkebalikan dengan sholat Idul Adha. Ibnu Qudamah menjelaskan:

"Disunnahkan untuk menyegerakan sholat Idul Adha agar waktu menyembelih lebih luas, dan disunnahkan mengakhirkan sholat Idul Fitri untuk meluangkan waktu pengeluaran zakat fitrah. Dan ini adalah Mazhab Syafi'i dan aku tidak mengetahui ada khilaf di dalamnya." (Al-Mughni 2/280)

Jadi, tepatnya jam berapa? Di Indonesia, sholat Idul Fitri biasanya ditunaikan mulai pukul 07.00 pagi. Tentunya, dengan mempertimbangkan waktu terbitnya Matahari yang berbeda-beda. Wallahu a'lam bish-shawab.

Niat Sholat Idul Fitri

Sebelum mengetahui bacaan niatnya, detikers harus tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan umat Islam untuk membaca niat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberi keterangan yang jelas:

فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.

Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum bertakbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafalkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafalkan niat... Seandainya melafalkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa XXII hal 221-222)

Artinya, niat cukup dalam hati saja kendati ada pula ulama yang menyatakan sunnah melafalkannya. Bagi detikers yang mengikuti pendapat kedua, lafal niat sholat Idul Fitri, diambil dari NU Online, adalah:

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan li 'Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an imāman lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah ta'ala."

Untuk makmum, bacaan niatnya adalah:

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan li 'Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an ma'mūman lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah ta'ala."

Bila mengerjakan sholat Idul Fitri sendirian karena satu dan lain hal, niatnya menjadi:

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan li 'Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Saya niat sholat Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai karena Allah ta'ala."

Tata Cara Sholat Idul Fitri dan Bacaannya

Dirangkum dari buku Fikih Muyassar, sholat Idul Fitri dikerjakan layaknya 2 rakaat sholat biasa. Hanya saja, terdapat tujuh takbir tambahan untuk rakaat pertama dan lima untuk rakaat kedua. Hadits landasannya adalah:

التَّكْبِيرُ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى فِي الْأُولَى سَبْعُ تَكْبِيرَاتٍ، وَفِي الثَّانِيَةِ خَمْسُ تَكْبِيرَاتٍ سِوَى تَكْبِيرَتَيِ الرُّكُوعِ

Artinya: "Takbir pada sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha, pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali, sedangkan pada rakaat kedua sebanyak lima kali, selain takbir rukuk." (HR Abu Dawud no 1149 dengan derajat shahih)

Berikut penjelasan tata cara sholat Idul fitri:

  • Berniat
  • Takbiratul ihram
  • Membaca doa iftitah
  • Takbir tujuh kali
  • Membaca surat al-Fatihah
  • Dilanjut dengan surat Qaf atau al-A'la
  • Rukuk
  • Iktidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kembali
  • Berdiri untuk rakaat kedua
  • Takbir lima kali
  • Membaca surat al-Fatihah
  • Dilanjut dengan surat al-Qamar atau al-Ghasyiyah
  • Lanjutkan sebagaimana rakaat pertama
  • Tasyahud
  • Salam

Meniru perbuatan Nabi Muhammad SAW, ada surat-surat yang sunnah dibaca. Pertama, surat Qaf (rakaat pertama) dan al-Qamar (rakaat kedua) berdasar hadits:

كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ وَ اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)

Artinya: "Nabi SAW biasa membaca 'Qaaf, wal quranil majiid' (surat Qaf) dan 'Iqtarobatis saa'atu wan syaqqal qamar' (surat al-Qamar)." (HR Muslim 2/607 nomor 891)

Kedua, surat al-A'la pada rakaat pertama dan surat al-Ghasyiyah untuk rakaat kedua. Dari an-Nu'man bin Basyir, Nabi SAW bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصلاتين

Artinya: "Rasulullah biasa membaca dalam sholat Id maupun sholat Jumat 'Sabbihisma rabbikal a'la' (surat al-A'la) dan 'Hal ataka haditsul ghosiyah' (surat al-Ghasyiyah).' An-Nu'man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari Id bertepatan dengan hari Jumat, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing sholat." (HR Muslim 2/598 nomor 878)

Hukum Sholat Idul Fitri

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum sholat Idul Fitri. Disadur dari buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Sunnah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa dan Abu Ubaidah Yusuf, pendapat pertama adalah fardhu 'ain alias wajib.

Pendapat wajib ini dipedomani oleh Imam Abu Hanifah, juga merupakan salah satu pendapat dari Syafi'i dan Ahmad. Tak hanya itu, pendapat ini juga dipilih sejumlah ulama kondang lain, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Imam asy-Syaukani, dan Imam ash-Shan'ani.

Ada pula ulama yang berpendapat bahwasanya sholat Idul Fitri berhukum sunnah muakkad (sunnah yang ditekankan). Diambil dari laman NU Online, penulis kitab Fathul Qarib, Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, menulis:

وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة

Artinya: "Sholat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) adalah sunnah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun di perjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan baik yang cantik maupun yang tidak moduis."

Pendapat sunnah muakkad ini juga dipedomani oleh Muhammadiyah. Pasalnya, tidak ada dalil khusus yang menegaskan kewajiban sholat Idul Fitri. Pun juga tidak ditemukan sanksi untuk orang yang meninggalkannya. Wallahu a'lam bish-shawab.

Sunnah-sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri

Diringkas dari buku Fikih Sunnah di Hari Raya oleh Sofyan Chalid bin Idham Ruray dan buku yang telah disebut, sunnah-sunnah sebelum sholat Idul Fitri adalah:

1. Memperbanyak Takbir

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: "...Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (bulan Ramadhan) dan hendaklah kamu bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah: 185)

2. Mandi

سَأَلَ رَجُلٌ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ الْغُسْلِ فَقَالَ: اغْتَسِلْ كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ، فَقَالَ: الْغُسْلُ الَّذِي هُوَ الْغُسْلُ؟ قَالَ : يَوْمُ الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ

Artinya: "Seseorang bertanya kepada Ali RA tentang mandi. Maka beliau berkata, 'Mandilah setiap hari kalau mau.' Maka orang itu berkata, 'Maksudku mandi yang dianjurkan?' Beliau berkata, 'Mandi di hari Jumat, hari Arafah, Idul Adha, dan Idul Fitri.'" (HR Baihaqi dalam Irwaaul Ghalil, 1/177)

3. Memakai Pakaian Terbaik

أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوقِ، فَأَخَذَهَا، فَأَتَى بِمَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِمَا لِلْعِيدِ وَالوُفُودِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لَا خَلَاقَ لَهُ

Artinya: "Umar mengambil jubah dari sutera yang dijual di pasar, beliau mengambilnya lalu mendatangi Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah belilah pakaian ini agar engkau berhias dengannya untuk hari raya dan menerima utusan.', maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya pakaian sutera ini hanyalah pakaian orang (kafir) yang tidak memiliki bagian (di akhirat)." (HR Bukhari)

Hadits di atas secara tersirat memberi petunjuk bagi seorang muslim untuk memakai pakaian terbaik pada hari raya.

4. Menggunakan Wewangian dan Bersiwak

إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ، جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ، فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ، وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَاكِ

Artinya: "Sesungguhnya ini adalah hari raya yang Allah jadikan untuk kaum muslimin, barang siapa yang menghadiri sholat Jumat hendaklah mandi, apabila ia memiliki minyak wangi pakailah, dan hendaklah kalian bersiwak." (HR Ibnu Majah dari Ibnu Abbas RA, Shahihut Targhib: 707)

5. Makan Dulu

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَا يَغْدُوْ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ

Artinya: "Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW tidak berangkat pada Idul Fitri sehingga beliau memakan beberapa kurma.'" (HR Bukhari no 953)

6. Berjalan Kaki

عَنْ عَلِيَّ ، قَالَ: مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِياً

Artinya: "Dari Ali RA, berkata, 'Termasuk sunnah, yaitu engkau keluar sholat hari raya dengan berjalan kaki.'" (HR Tirmidzi no 530 dan Ibnu Majah no 161 dengan derajat hasan)

7. Ambil Jalan yang Berbeda untuk Berangkat-Pulang

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Artinya: "Rasulullah SAW apabila di hari raya, beliau mengambil jalan yang berbeda." (HR Bukhari)

Demikian pembahasan lengkap mengenai sholat Idul Fitri, mulai dari jam hingga sunnah-sunnahnya. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads