Dua hari sebelum Idul Fitri, masyarakat Indonesia, terkhusus yang beragama Hindu akan kedatangan Hari Raya Nyepi. Pernahkah detikers bertanya-tanya, apa yang dilakukan umat Hindu saat Hari Raya Nyepi? Berikut ini sederet tradisinya!
Sebelumnya, apa itu Nyepi? Disadur dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Hari Raya Nyepi dilakukan sebagai bentuk peringatan atas Tahun Baru Saka. Umat Hindu sendiri mengartikan Nyepi sebagai momen penyucian diri manusia dan alam.
Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, Nyepi tahun ini jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025. Tanggal tersebut digolongkan sebagai hari libur nasional. Adapun sehari sebelumnya, yakni 28 Maret, dijadikan cuti bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bangsa yang bangga akan keberagamannya, detikers perlu mencari tahu mengenai tradisi-tradisi seputar Nyepi. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Tradisi-Tradisi Umat Hindu Sebelum dan Sesudah Nyepi
Menurut penjelasan dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, terdapat beberapa kegiatan sebelum dan sesudah Nyepi. Uraian ringkas masing-masing kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Upacara Melasti
Dirangkum dari Jurnal Jayapangus Press berjudul 'Upacara Melasti dan Simbolisme Dewa Cili: Eksplorasi Spiritualitas dalam Tradisi Hindu di Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Badung' oleh Mutria Farhaeni, Upacara Melasti adalah ritual pembersihan umat Hindu yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi.
Upacara yang juga dikenal dengan sejumlah nama lain seperti Mekiyis ini salah satunya terdiri dari prosesi menuju sumber air suci, seperti laut, sungai, dan danau. Di sumber air tersebut, simbol-simbol suci dan keagamaan akan disucikan, termasuk pratima (simbol dewa) dan pralingga (alat suci).
Merujuk Pedoman Pelaksanaan Rangkaian Rahina Suci Nyepi Tahun 1947 Saka/2025 Masehi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, untuk tahun ini, Upacara Melasti paling akhir dilakukan sampai Jumat, 28 Maret 2025. Adapun pelaksanaannya disesuaikan dengan desa adat setempat.
2. Tradisi Tawur Kesanga
Berdasar penjelasan dari laman resmi Kementerian Agama Kabupaten Klungkung, Tawur Kesanga atau lebih lengkapnya Tawur Agung Kesanga adalah upacara Butha Yadnya. Tradisi satu ini dilakukan pada tengah hari, sehari sebelum Nyepi.
Upacara yang juga dikenal dengan nama Mecaru ini identik dengan pawai ogoh-ogoh. Masyarakat Hindu Bali meyakini ogoh-ogoh sebagai representasi sifat buruk dan jahat manusia. Oleh karena itu, pada akhir perayaan, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai gambaran pembersihan sifat jahat manusia.
3. Ngembak Geni
Lompat usai pelaksanaan Nyepi, tepatnya sehari setelah, ada Ngembak Geni. Ngembak Geni menandai berakhirnya catur brata penyepian yang dilaksanakan umat Hindu tepat pada Hari Raya Nyepi.
Kata 'Ngembak' berarti terbuka atau bebas, sedangkan 'Geni' maknanya api yang panas dan disebut sebagai lambang semangat. Secara harfiah, Ngembak Geni bisa dimaknai sebagai waktu umat Hindu Bali kembali menjalani aktivitas seperti sedia kala.
Pada hari Ngembak Gini yang jatuh pada penanggal ping kalih sasih kedasa ini, umat Hindu juga melakukan Dharma Santi. Apa itu? Mudahnya, Dharma Santi adalah ajang silaturahmi, introspeksi diri, dan penyampaian pesan-pesan kebaikan. Dalam Dharma Santi, umat Hindu akan saling memaafkan satu sama lain dan mempererat hubungan sosial.
Kegiatan Umat Hindu Saat Hari Raya Nyepi
Dalam sub bahasan sebelumnya, detikers sudah mengetahui tradisi maupun upacara sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi. Namun, pertanyaan mengenai apa yang dilakukan umat Hindu saat Nyepi itu sendiri belum dijawab.
Kembali dirujuk dari pedoman pelaksanaan Nyepi 2025, terdapat catur brata penyepian yang diberlakukan selama sehari penuh, terhitung sejak pukul 06.30 WITA sampai pukul 06.00 WITA keesokan harinya. Selama periode tersebut, catur brata penyepian harus ditaati:
- Amati Geni: Tidak menyalakan api/lampu, termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.
- Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri.
- Amati Lelungan: Tidak bepergian, akan tetapi senantiasa introspeksi diri/mawas diri dengan memusatkan pikiran astiti bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi/Ista Dewata.
- Amati Lelanguan: Tidak mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang. Alih-alih, tekun melatih batin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi.
Nah, saat Hari Raya Nyepi, keempat larangan di atas akan diterapkan oleh umat Hindu Bali. Bagi yang melanggar akan dikenai sanksi adat, bisa berupa denda uang, rasa malu, ataupun upacara pembersihan.
Demikian pembahasan lengkap mengenai tradisi Hari Raya Nyepi yang dilakukan umat Hindu. Semoga bisa menambah wawasan detikers jelang Nyepi 2025, ya!
(sto/ahr)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM