Penjelasan Dirut RSUP Sardjito soal THR Pegawai Disunat Jadi 30 Persen

Penjelasan Dirut RSUP Sardjito soal THR Pegawai Disunat Jadi 30 Persen

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 26 Mar 2025 09:51 WIB
Aksi walk out pegawai RSUP dr Sardjito saat audiensi buntut THR disunat, Selasa (25/3/2025).
Pegawai RSUP dr Sardjito protes THR disunat, Selasa (25/3/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

Pegawai RSUP Dr Sardjito protes terkait nominal tunjangan hari raya atau THR disunat menjadi 30 persen. Begini penjelasan Direktur Utama RSUP Dr Sardjito.

Diketahui, ratusan pegawai melakukan audiensi dengan jajaran petinggi RSUP Dr Sardjito di Sleman, DIY, kemarin.

Penjelasan Dirut RSUP Dr Sardjito

Dirut RSUP Dr Sardjito, Eniarti, mengklaim dalam pertemuan itu para pegawai menuntut adanya penyesuaian nominal THR yang didapatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gaji itu sudah kita berikan 100 persen, yang sekarang yang dituntut itu adalah insentifnya kan. Jadi insentif THR dari hal tersebut," kata Eniarti, Selasa (25/3/2025).

Dia menjelaskan dari audiensi itu jajaran direksi telah bersepakat untuk melakukan evaluasi.

ADVERTISEMENT

"Ya kami tadi sudah bersepakat ya coba nanti kita akan evaluasi. Selama itu haknya mereka, insyaallah kita akan berikan tetapi tetap juga ada rambu-rambu indikator terhadap kemampuan keuangan rumah sakit harus kita jaga," ujarnya.

Dia menegaskan angka 30 persen itu sudah sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan.

"30 persen itu sudah ada aturan dari Dirjen Pelayanan Kesehatan khususnya untuk tadi pengelola dan teman-teman kami yang memakai sistem remunerasi fee for service," jelas dia.

Meski demikian, dia menyebut THR yang diberikan sesuai grade yang ditetapkan oleh Sardjito. Sehingga setiap pegawai akan berbeda nilai THR-nya.

"Kita akan melihat mana yang, kan ada tiga hal, kepatutan, keadilan, proporsional, tiga hal itu harus kita pegang. Jadi tidak bisa dipukul rata-rata semua. Ada saudara-saudara kita yang grading-nya di bawah kan enggak mungkin kita menyamaratakan, tapi ada yang tinggi banget, tentunya kan tidak mungkin juga gap-nya itu terlalu jauh," urai Eniarti.

"Jadi tiga hal itu selalu kita terapkan, proporsional, keadilan dan kepatutan, itu yang harus dipegang oleh direktur rumah sakit dan tadi kemampuan keuangan rumah sakit karena ada indikator juga yang harus kami selamatkan," imbuh dia.

Di sisi lain, Eniarti juga tak mempermasalahkan para pegawai yang melakukan walk out saat proses audiensi tengah berlangsung.

"Ndak papa, itu kan jamnya memang harus peralihan kerja juga," pungkas dia.

Pegawai Walk Out dari Audiensi

Saat momen audiensi bersama jajaran direksi itu, ratusan pegawai yang terdiri dari nakes dan bagian umum melakukan walk out.

Aksi walk out itu terjadi saat Dirut RSUP Dr Sardjito memberikan penjelasan kepada para pegawai yang hadir. Tiba-tiba sejumlah nakes keluar disusul nakes lainnya. Para nakes itu tampak tak senang dengan penjelasan yang diberikan.

Mereka keluar dengan berbagai celetukan, seperti 'metu wae, atos kok (keluar saja, keras kepala kok)'. Sementara proses audiensi di dalam ruang seminar Gedung Administrasi Pusat (GAP) RSUP Dr Sardjito tetap berlangsung dengan menyisakan sejumlah perwakilan dari nakes dan bagian administrasi.

"Ini (audiensi) persaudaraan aja untuk kebaikan rumah sakit," kata salah satu perwakilan pegawai dr Bhirowo Yudo ditemui wartawan usai audiensi, Selasa (25/3/2025).

Tuntutan Pegawai

Dia menyebut salah satu tuntutan para pegawai terkait besaran THR yang diterima, yakni 30 persen dari insentif bulanan.

"Ya mungkin rasanya kok beda (besaran THR) dengan tahun lalu. Ya harapannya bisa diperbaiki," ujar Bhirowo.

Di sisi lain, dia juga menilai aksi walk out koleganya sebagai hal yang wajar. Apalagi usai mendengar pernyataan dari direksi.

"Ya karena mungkin merasa belum (puas). Kata-kata itu terakhir direksi akan berjanji untuk memperbaiki remunerasinya, mungkin itu kata kuncinya belum tersampaikan teman-teman sudah pulang," ujarnya.

Selain THR, para pegawai juga mengeluhkan terkait beban kerja. Dia berharap dengan beban kerja yang semakin berat bisa diiringi dengan penghargaan yang setimpal.

"Beban kerja memang (lebih berat), artinya reward-nya juga disesuaikan. Biasa manusiawi," ujarnya.




(rih/apu)

Hide Ads