Ular piton jenis sanca kembang berbobot hingga 12,5 kg muncul di kandang bebek milik warga Sokorojo, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo, pagi ini. Sempat bikin heboh masyarakat, ular ini akhirnya bisa dievakuasi oleh tim pemadam kebakaran (Damkar) setempat.
Proses evakuasi dilakukan oleh personel Damkar Kulon Progo, pos Nanggulan, Slamet Riyadi atau akrab disapa Memed. Dia menerangkan laporan kemunculan ular piton jumbo ini diterima oleh pihaknya pada sekitar pukul 07.30 WIB.
"Tadi pagi pas pergantian regu piket, ada laporan warga bahwa di kandang bebeknya ada ular piton atau sanca kembang. Diketahui pas pemilik kandang mau ambil telur, kok lihat ada loreng-loreng, ternyata itu ular," ucap Memed saat dimintai konfirmasi lewat sambungan telepon kepada detikJogja, Rabu (29/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memed bersama satu rekannya langsung meluncur ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Sesampainya di sana, berupaya mencari keberadaan ular tersebut, yang ternyata tengah bergelayutan di atap kandang bebek.
Posisi ular yang berada di atap itu membuat proses evakuasi berlangsung cukup alot. Kendati begitu, Memed yang memang dikenal sebagai rescuer ular ini akhirnya bisa mengevakuasi ular tersebut hanya dalam kurun waktu 15 menit.
"Tadi sempat kesulitan karena berada di atas, jadi kita harus giring turun ke bawah. Kita ganggu agar mau turun hingga akhirnya ular itu nggak nyaman lalu pas turun langsung saya tangkap kepalanya," ucapnya.
Memed mengatakan berdasarkan hasil pendataan pihaknya diketahui jika bobot ular ini mencapai 12,5 kg. Untuk panjangnya berkisar 3 hingga 4 meter.
"Untuk berat ularnya tadi pas ditimbang itu 12,5 kg, panjang sekitar 3,5 sampai 4 meter," ujarnya.
Memed menyebut ular ini menjadi hasil tangkapan terbesar sepanjang 2025. "Iya ini termasuk yang besar dan panjang. Dulu-dulu pernah sebelum 2025 saya dapat hampir panjang 6 meter. Tapi selama 2025 baru kali ini yang panjang dan besar," jelasnya.
Memed mengatakan ular ini masih ditampung sementara di Pos Damkar Nanggulan. Rencananya ular ini akan diserahkan ke Yayasan Ular Indonesia (Sioux Indonesia) di Jogja untuk kemudian akan direhabilitasi sebelum dilepasliarkan.
"Sementara masih di pos Nanggulan sebelum diserahkan ke Yayasan Ular Indonesia. Nanti ditampung dulu di shelter, baru kemudian dirilis," ucap pria yang juga aktif sebagai trainer penanganan ular ini.
Memed mengatakan kemunculan ular di permukiman warga memang sedang marak terjadi. Penyebabnya karena pada November-Januari merupakan puncak musim ular menetas. Kebanyakan ular kemudian memilih sarang di sekitar permukiman, selain sebagai tempat tinggal juga untuk mencari mangsa.
"Untuk ular yang sering masuk rumah itu karena sekarang musim menetas ular jadi bulan November-Januari itu puncaknya menetas ular. Mereka masuk ke dalam rumah karena mau cari ketersediaan pangan seperti tikus, kecoa, pokoknya makanannya ular. Jadi kalau ada yang masuk itu berarti di situ ada sumber mangsa ular," terangnya.
Memed pun mengimbau masyarakat agar melaporkan kemunculan ular kepada damkar atau pihak yang berkompeten.
"Saran saya, kalau belum tau jenis ularnya segera telpon damkar atau Rescuer yang mengerti ular. Takutnya kalau nggak tau cara penanganannya," ujarnya.
(aku/dil)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan