Sebanyak 17 warga di Desa Jammu dan Kashmir India ditemukan meninggal dunia secara misterius. Pemerintah India pun tengah menyelidiki kematian warga yang didominasi anak-anak itu.
Dilansir detikNews mengutip BBC, Kamis (23/1/2025) menyebutkan dari 17 orang yang meninggal itu, 12 di antaranya merupakan anak-anak di desa terpencil Badhal di distrik Rajouri, Jammu. Kematian mulai terjadi sejak 7 Desember 2024.
Desa tersebut telah dinyatakan sebagai zona penahanan. Meski begitu para pejabat menyebut penyakit itu tampaknya tidak menular dan tidak ada rasa takut akan adanya epidemi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala rumah sakit setempat, dr AS Bhatia, mengatakan lima pasien yang empat di antaranya anak-anak mengalami muntah dan diare. Sementara, pasien yang dirawat lainnya mengeluh sakit tenggorokan dan pernapasan.
Para korban, terang Bhatia, menunjukkan gejala yang mirip dengan keracunan makanan. Kemudian korban kehilangan kesadaran.
Dengan kejadian tersebut, Pemerintah India telah memerintahkan penyelidikan. Tim investigasi khusus yang dibentuk oleh pemerintah daerah, yang terdiri dari polisi, ahli patologi, dan spesialis lainnya, sejauh ini telah memeriksa puluhan orang.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, penyebab kematian belasan orang ini karena konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi. Maka dari itu, warga desa diminta untuk tidak minum air dari mata air setempat setelah sampel uji menunjukkan air tersebut mengandung jejak pestisida.
Kematian terjadi antara tanggal 7 Desember dan 19 Januari dan korbannya adalah anggota dari tiga keluarga yang masih berkerabat. Kemudian enam dari anak-anak yang meninggal adalah saudara kandung , dengan usia berkisar antara tujuh hingga 15 tahun. Rumah-rumah mereka telah disegel.
Setidaknya 10 orang dirawat di rumah sakit di Rajouri, Jammu dan kota Chandigarh. Dr Shuja Quadri, seorang ahli epidemiologi di Government Medical College di Rajouri, mengatakan bahwa penyakit itu terlokalisasi dan mereka telah mengesampingkan kemungkinan infeksi virus, bakteri, protozoa, dan zoonosis.
Di antara kelompok pasien kedua yang dirawat pada 12 Desember, lima orang, termasuk seorang anak berusia satu tahun telah pulih.
"Ini adalah secercah harapan bagi kami," kata Bhatia.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas