Sebuah video yang memperlihatkan benda asing mirip meteor yang menyala di langit Jogja beredar di media sosial. Fenomena itu disebut-sebut sebagai lintang kemukus. Lalu bagaimana fakta sebenarnya?
Video yang diunggah akun media sosial TikTok @koclokfiral1 sehari yang lalu tersebut memperlihatkan benda asing yang tampak menyala. Dalam video tersebut terdapat tulisan yang menyebut fenomena itu terlihat dari langit Malioboro.
"Yang belum tidur, cepat keluar, fenomena apa ini? Lewat atas Malioboro," tulis keterangan dalam video tersebut dilihat detikJogja, Rabu (18/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika diamati lebih teliti, tulisan dalam video tersebut tampak menutupi sebagian video. Di sela tulisan tersebut tampak outlet bertuliskan 'Caltex'.
Caltex adalah sebuah nama merek minyak bumi dari Chevron Corporation yang digunakan di lebih dari 60 negara di Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan selatan Afrika.
Sedangkan di Jogja, tak ada stasiun pengisian bahan bakar bermerek Caltex. Selain itu, komentar dalam unggahan tersebut menyebut kejadian itu terjadi di Filipina awal Desember lalu.
"Bukannya itu di Filipina beberapa hari yang lalu?," tulis akun deev di kolom komentar unggahan tersebut.
"Sejak kapan di Malioboro ada SPBU Caltex," imbuh akun lainnya, massea garage.
"SPBU Caltex, kejadian di Filipina, pecahan satelit China yang jatuh terbakar, bukan di Indonesia," sambung akun lainnya, xfe.
Analisis Astronom
Menanggapi video yang beredar tersebut, Astronom Ekliptika Institute, Marufin Sudibyo, memastikan video itu hoaks. Dia lalu memaparkan dua hasil analisisnya.
Pertama, menurutnya, secara umum video itu menunjukkan proses re-entry atau masuk kembali wahana antariksa berawak.
"Terlihat dari adanya titik cahaya terpisah paling depan, yang merupakan modul komando atau re-entry berisi manusia. Lalu diikuti titik-titik cahaya di belakangnya yang merupakan puing-puing modul layanan," jelas Marufin saat dihubungi detikJogja, hari ini.
"Pola re-entry semacam ini biasanya terjadi pada wahana antariksa Soyuz (Russia) atau Shenzou (Tiongkok) karena strukturnya modular panjang sehingga modul layanannya paling dominan," sambung Marufin.
Kedua, Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU tersebut menyebut pada 17 Desember 2024, tidak ada aktivitas re-entry dari Soyuz atau Shenzou di manapun, bukan hanya di Indonesia.
"Soyuz berawak terakhir menjalani reentry 23 September 2024. Sementara Shenzou berawak terakhir mengalami reentry 3 November 2024," papar Marufin.
"Berdasar data-data tersebut, klaim video itu sebagai benda langit di atas Malioboro Yogyakarta adalah sepenuhnya hoaks," tegasnya.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang