Profil Yati Pesek yang Viral Dapat Ucapan Tak Pantas dari Gus Miftah

Profil Yati Pesek yang Viral Dapat Ucapan Tak Pantas dari Gus Miftah

Anindya Milagsita - detikJogja
Jumat, 06 Des 2024 11:23 WIB
Tangkapan layar video percakapan Gus Miftah dengan pesinden Yati Pesek. (Foto: Istimewa)
Yati Pesek. Foto: Tangkapan layar video percakapan Gus Miftah dengan pesinden Yati Pesek. (Foto: Istimewa)
Jogja -

Belakangan ini nama Yati Pesek hangat diperbincangkan setelah cuplikan videonya yang mendapatkan ucapan tidak pantas dari Gus Miftah viral di sosial media. Lantas seperti apa sosok Yati Pesek? Berikut sekilas profil Yati Pesek.

Dilansir detikInet, belum lama ini terdapat sebuah cuplikan video yang viral di media sosial menunjukkan Gus Miftah melontarkan kata-kata yang kurang pantas kepada salah satu seniman asal Jogja bernama Yati Pesek. Dalam video tersebut terlihat Gus Miftah mengajak berbicara Yati Pesek.

Kemudian sembari tertawa Gus Miftah melontarkan hinaan fisik kepada Yati Pesek. "Saya bersyukur Bude Yati ini jelek dan milih jadi sinden, kalau cantik jandi lon** (sebagian disensor)" dikutip dari detikInet pada Jumat (6/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perktaan yang dikeluarkan oleh Gus Miftah kepada Yati Pesek ini dinilai tidak pantas hingga menuai beragam reaksi dari para pengguna media sosial. Bahkan tidak sedikit yang memberikan reaksi keras terhadap apa yang dilakukan Gus Miftah kepada Yati Pesek.

Nama Yati Pesek bukanlah sosok yang baru dalam dunia kesenian di Indonesia. Bahkan sosoknya merupakan salah satu seniman senior ternama yang cukup dikenal luas oleh masyarakat. Lantas sebenarnya siapakah Yati Pesek? Temukan sekilas profilnya berikut ini.

ADVERTISEMENT

Profil Yati Pesek

Dikutip dari buku 'Go Traditional' oleh Gagas Ulung, disampaikan bahwa Yati Pesek memiliki nama asli Suyati. Wanita tersebut lahir di Jogja pada tahun 1952 silam. Sosoknya dikenal sebagai salah satu seniman yang mengawali kariernya di pentas teater wayang orang. Tak hanya itu saja, Suyati atau Yati Pesek memiliki ciri khas berupa candaan yang khas hingga mampu menghibur para penonton yang menyaksikannya tampil di atas panggung.

Sementara itu, melalui buku 'Ki Manteb Soedharsono: Profil Dalang Inovatif' karya Nurdiyanto dan Sri Retna Astuti, Yati Pesek digambarkan sebagai salah seorang seniman yang serba bisa dan berasal dari Jogja. Dirinya dianggap serba bisa karena memiliki kemampuan dalam sinden, lawak, bermain ketoprak, hingga menari tarian khas Jawa.

Meskipun dikenal sebagai sosok yang serba bisa, latar belakang kehidupan Yati Pesek justru dipenuhi dengan kisah yang tak mudah. Seperti diungkap oleh Eileen Rachman dalam bukunya '52 Kata-kata Motivasi yang Memberi Semangat', bahwa Yati Pesek sudah menjadi yatim piatu sejak berusia sangat belia yaitu 12 tahun. Alih-alih menerima begitu saja dengan apa yang terjadi pada hidupnya, Yati Pesek digambarkan terus bangkit.

Setelah kepergian kedua orang tuanya, Yati Pesek justru memiliki tekad yang kuat untuk meneruskan cita-cita keluarganya. Salah satunya dengan mengembangkan kesenian wayang orang. Hal ini dikarenakan sejak usianya masih 7 tahun, Yati Pesek telah memiliki pengalaman dalam menampilkan pertunjukan di atas panggung untuk menari.

Darah seni yang begitu kental pada diri Yati Pesek diturunkan oleh kedua orang tuanya yang telah lama menekuni dunia seni wayang orang. Disampaikan juga bahwa Yati Pesek tak pernah lelah untuk berlatih dan mengasah kemampuannya dalam seni. Inilah yang membuatnya tumbuh menjadi sosok seniman sejati yang tak hanya memiliki bakat, tetapi juga disukai oleh banyak orang.

Salah satu ciri khas yang ditunjukkan oleh Yati Pesek adalah penampilannya saat berada di atas panggung. Perlu diketahui bahwa Yati Pesek selalu menggunakan kebaya kala tampil. Mengutip dari buku 'Kebaya Melintasi Masa - Kumpulan Tulisan 28 Perempuan Tentang Kebaya' karya Soesi Sastro, dkk, Yati Pesek merupakan salah satu pengajar tari di era tahun 1980-an. Saat itu dirinya sebagai pengajar tari sekaligus pemimpin dari Sanggar Tari Yati Soenaryo.

Penulis buku tersebut mengungkapkan saat belajar tari bersama dengan Yati Pesek, sosok seniman ini jarang memakai kebaya selama ada di sanggar. Akan tetapi, kala Yati Pesek tampil di atas panggung maupun televisi, dirinya selalu mengenakan kain dan kebaya bersamaan dengan sanggulnya. Inilah yang membuat penampilan Yati Pesek di depan pemirsa begitu unik dan menjadi ciri khas tersendiri.

Perjalanan Karier Yati Pesek

Lantas bagaimana dengan karier Yati Pesek? Sebagai sosok seniman yang telah berlatih dan menekuni dunia kesenian sejak usia muda, ternyata perjalanan karier Yati Pesek boleh dibilang tidaklah mudah. Jauh sebelum menjadi pemimpin sanggar dan pengajar tari, Yati Pesek harus pergi dari satu panggung ke panggung yang lain selama merintis karier.

Diungkap dalam sebuah jurnal bertajuk 'Yati Pesek Seniman Serba Bisa dalam Seni Pertunjukan Populer' karya Pujiyani, dijelaskan bahwa Suyati atau Yati Pesek merupakan sosok yang lahir dari orang tua seniman. Sang ayah yang bernama Sujito merupakan pengrawit. Sementara ibunya yang bernama Sujilah adalah seorang penari.

Yati Pesek mengawali kariernya di dunia kesenian dengan bergabung dalam seni tobong. Sebagai informasi, seni tobong merupakan sebuah seni pertunjukan yang dihadirkan sebagai usaha komersial. Pada masanya, seni tobong berisikan rombongan yang mengadakan pertunjukkan untuk umum setiap malam sepanjang tahun.

Namun demikian, saat itu para seniman tobong belum memiliki nama besar, sehingga masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Kemudian di era tahun 1964, Yati Pesek resmi bergabung dengan Wayang Orang Jati Mulya yang berasal dari Kebumen. Kehidupan Yati Pesek seketika berubah karena dirinya harus berpindah-pindah lokasi.

Karier Yati Pesek semakin berkembang setelah dirinya masuk ke sejumlah kelompok wayang hingga ketoprak. Sebut saja Wayang Orang Ajudan Jenderal Komando Resort Militer (Ajen Rem) 081 Madiun (1968), Ketoprak Mudha Rahayu, hingga Ketoprak Siswa Budaya.

Puncaknya, di tahun 1980 Yati Pesek pertama kalinya tampil di sebuah acara stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI). Acara tersebut bernama Sandiwara Jenaka KR. Momentum ini menjadi titik balik karier Yati Pesek, karena semenjak itulah namanya dikenal oleh masyarakat Indonesia secara lebih luas.

Tak hanya tampil di acara televisi, Yati Pesek juga mengembangkan kariernya di bidang akting. Debut film perdana Yati Pesek adalah Serangan Fajar yang dirilis pada tahun 1982 silam. Semenjak saat itu, Yati Pesek juga dikenal sebagai salah satu artis yang wara-wiri di berbagai film hingga sinetron tanah air.

Itulah tadi sekilas profil Yati Pesek serta perjalanan kariernya sebagai salah satu seniman asal Jogja yang namanya populer di Tanah Air. Semoga informasi ini membantu.




(par/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads