Sultan Akan Panggil Pihak-pihak terkait Demo Ricuh di Kusumanegara, Siapa Saja?

Sultan Akan Panggil Pihak-pihak terkait Demo Ricuh di Kusumanegara, Siapa Saja?

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 03 Des 2024 14:55 WIB
Sekda DIY Beny Suharsono ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Selasa (3/12).
Sekda DIY Beny Suharsono ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Selasa (3/12). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X disebut akan memanggil pihak-pihak terkait ricuh aksi massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kusumanegara, Kota Jogja, dengan petugas kepolisian, Minggu (1/12) malam. Namun, siapa saja pihak yang diundang tidak dirinci oleh Pemda DIY.

"Pihak-pihaknya sedang dikonsolidasikan oleh kami. Kalau nanti disebutkan nanti malah kaget," jelas Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (3/12/2024).

"Saya ingin di media ini cool dulu gitu, supaya kita bisa meng-elaborate, kita antisipasi ke depan, karena ada kegiatan-kegiatan besar di Desember semua," sambungnya.

Beny menambahkan, pertemuan Sultan dengan pihak-pihak terkait itu sejatinya akan digelar hari ini. Namun urung dilakukan lantaran adanya agenda mendadak. Ia menegaskan belum ada instruksi lebih lanjut dari Sultan.

"Kenapa tidak jadi hari ini, karena tubrukan agenda mendesak Ngarsa Dalem harus ke Jakarta tentang progres report tentang pemerintahan. Begitu nanti kembali tentu akan segera dilakukan konsolidasi itu. Iya semua pihak," paparnya.

"Iya belum ada instruksi lebih lanjut," pungkas Beny.

Jadi Perhatian Sultan

Seperti diketahui, aksi demo di Jalan Kusumanegara Jogja pada Minggu (1/12) diwarnai kericuhan. Berdasarkan pantauan detikJogja di lokasi, kericuhan berawal usai massa mengakhiri orasi dan mulai membubarkan diri pada pukul 17.24 WIB.

Massa kemudian bergerak dari titik unjuk rasa ke arah timur. Pergerakan massa dikawal oleh aparat kepolisian gabungan dari Polresta Jogja dan Polda DIY.

Kericuhan tiba-tiba terjadi di depan SPBU Kusumanegara. Massa tiba-tiba menyerang polisi.

Sebelunya Beny mengatakan jika Sultan memberi atensi pada peristiwa tersebut. Benny menegaskan tak ada larangan untuk mengadakan aksi, namun tetap harus memperhatikan larangan-larangan yang ada.

"Ya (Sultan memberi atensi serius) karena kemarin sudah sampai, bahasa yang di poster, benner, itu sudah keluar dari kesepakatan kita bernegara," jelasnya, Senin (2/12).

"Pesan beliau (Sultan) boleh demo tapi jangan keluar dari kesepakatan nasional," sambung Beny.

Beny melanjutkan, kejadian kerusuhan kemarin sudah keluar dari kesepakatan dengan adanya aksi pengibaran Bendera Bintang Kejora serta aksi penyerangan massa aksi usai bendera tersebut hendak diamankan polisi.

"Kalau di Jogja menyampaikan aspirasi kan semuanya dilindungi, cuma catatannya tidak boleh anarkis. Yang kedua kemarin juga melakukan penyimpangan terhadap NKRI, kemarin sudah menjurus ke sana," ujarnya.

"Kan sudah keluar dari kesepakatan itu, kan tidak boleh seperti itu, lain kalau itu (pengibaran bendera bintang kejora), pak Gubernur juga ndak berkenan," imbuh Beny.

Beny pun mengaku sudah dipanggil Sultan dan memaparkan kejadian semalam dari laporan-laporan yang ia dapat. Menurutnya, Sultan akan segera memanggil pihak-pihak untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

"Tadi saya sudah ditimbali (dipanggil) beliau (Sultan), dalam waktu dekat akan mengkoordinasikan, memanggil semua pihak, dan mengevaluasi bahasa beliau," pungkasnya.


(afn/apu)

Hide Ads