Sultan HB X Atensi Serius Demo Ricuh di Kusumanegara, Wanti-wanti Hal Ini

Sultan HB X Atensi Serius Demo Ricuh di Kusumanegara, Wanti-wanti Hal Ini

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 02 Des 2024 14:19 WIB
Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (2/12/2024).
Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (2/12/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memberi atensi serius pada aksi massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kusumanegara, Kota Jogja, yang diwarnai kericuhan dengan petugas kepolisian, Minggu (1/12) malam. Pasalnya, pesan yang muncul saat demo dianggap menyimpang dari NKRI.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, mengatakan Ngarsa Dalem menegaskan tak ada larangan untuk mengadakan aksi demonstrasi di DIY. Namun tetap harus memperhatikan larangan-larangan yang ada.

"Ya (Sultan memberi atensi serius) karena kemarin sudah sampai, bahasa yang di poster, banner, itu sudah keluar dari kesepakatan kita bernegara," jelasnya ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (2/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pesan beliau (Sultan) boleh demo tapi jangan keluar dari kesepakatan nasional," sambung Beny.

Beny melanjutkan, kejadian kerusuhan kemarin sudah keluar dari kesepakatan. Sebab, ada aksi pengibaran Bendera Bintang Kejora serta penyerangan massa aksi usai bendera tersebut hendak diamankan polisi.

ADVERTISEMENT

"Kalau di Jogja menyampaikan aspirasi kan semuanya dilindungi, cuma catatannya tidak boleh anarkis. Yang kedua kemarin juga melakukan penyimpangan terhadap NKRI, kemarin sudah menjurus ke sana," ujarnya.

"Kan sudah keluar dari kesepakatan itu, kan tidak boleh seperti itu. Lain kalau itu (pengibaran bendera Bintang Kejora), Pak Gubernur juga ndak berkenan," imbuh Beny.

Beny pun mengaku sudah dipanggil Sultan dan memaparkan kejadian semalam dari laporan-laporan yang ia dapat. Menurutnya, Sultan akan segera memanggil pihak-pihak untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

"Tadi saya sudah ditimbali (dipanggil) beliau (Sultan), dalam waktu dekat akan mengkoordinasikan, memanggil semua pihak, dan mengevaluasi, bahasa beliau," tutur Benny.

Sebelumnya diberitakan, aksi demo di Jalan Kusumanegara Jogja itu digelar pada Minggu (1/12). Berdasarkan pantauan detikJogja di lokasi, kericuhan berawal usai massa mengakhiri orasi dan mulai membubarkan diri pada pukul 17.24 WIB.

Massa kemudian bergerak dari titik unjuk rasa ke arah timur. Pergerakan massa dikawal oleh aparat kepolisian gabungan dari Polresta Jogja dan Polda DIY.

Kericuhan tiba-tiba terjadi di depan SPBU Kusumanegara. Massa tiba-tiba menyerang polisi.

Massa terlihat memukul, mendorong hingga melempar barang ke arah polisi. Polisi mencoba mengkondisikan massa dengan menembakkan water canon.

Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma menjelaskan semula massa, usai aksi, berjalan kembali menuju asrama dalam kondisi kondusif.

"Mereka tadi sudah kembali, kemudian ada yang mengibarkan bendera Bintang Kejora, kita berusaha amankan namun mereka langsung melakukan penyerangan kepada kami," jelas Aditya saat ditemui wartawan di lokasi, Minggu (1/12) malam.

"Ya tadi ada warung-warung yang piringnya ya (digunakan menyerang), tapi fokus menyerangnya ke kami," sambung Aditya.

Dalam demo tersebut, massa dari AMP menyerukan penolakan soal program transmigrasi reguler di Papua yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto.

"Kita tahu program mobilisasi transmigran akan berorientasi pada pemusnahan orang asli Papua secara perlahan. Program mobilisasi transmigran ke Papua adalah bentuk cuci tangan dari rezim kapitalis kolonial Indonesia yang telah melakukan pemiskinan secara struktural kepada rakyat Indonesia melalui perampasan tanah di berbagai wilayah Indonesia," ujar salah satu demonstran dalam orasinya di sela aksi, Minggu (1/12).




(apu/ams)

Hide Ads