Gedung Gama Plaza, atau Gama Bookstore UGM (Universitas Gadjah Mada) yang telah terbengkalai selama 20 tahun akhirnya mulai dibongkar. Rencananya setelah dibongkar di lokasi itu akan digunakan sebagai ruang terbuka untuk akses masuk Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM dari sisi barat.
Pantauan detikJogja, gedung tersebut terdiri dari 6 lantai dan 1 basement. Lokasinya berada di di Jl Persatuan, hanya sekitar 300 meter dari perempatan Manna Kampus atau Mirota Kampus UGM.
Di sekitar gedung sudah dipasang jaring pengaman untuk mencegah material terjatuh hingga ke jalan raya. Sementara itu di lantai paling atas gedung terdapat alat berat yang digunakan untuk merobohkan dinding bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya itu hampir 20 tahun yang lalu memang gedung itu diusulkan untuk dijadikan, disebut waktu itu Gama Bookstore," kata Sekretaris UGM, Andi Sandi Antonius, kepada wartawan, Rabu (30/10/2024).
Sandi mengatakan memang terdapat permasalahan perizinan yang membuat bangunan tidak bisa difungsikan. Hal itu bahkan terjadi sejak pertama kali dibangun sekitar 20 tahun silam
"Namun memang ada sedikit permasalahan berkaitan dengan perizinan dan juga kerangkanya. Makanya ketika kemudian mau beroperasi itu tidak mendapatkan izin operasional," kata Sandi.
Selama 20 tahun mangkrak, pihak kampus kemudian mengambil keputusan untuk merobohkan bangunan tersebut. Prosesnya pun cukup panjang dan kampus harus membayar ganti rugi kepada pihak ketiga.
Pasalnya, UGM hanya menyediakan lahan sementara proses pembangunan dilakukan pihak ketiga. Pembayaran ganti rugi itu pun telah dilakukan sejak awal tahun 2024 ini.
"Sampai dengan awal tahun ini itu akhirnya UGM memutuskan dan kami sudah diskusi dengan MWA, senat akademik, pimpinan universitas untuk akhirnya, oke kita sudahi sengketa dengan pihak ketiga. Karena sebenarnya yang membangun itu pihak ketiga, hanya lahannya saja yang di UGM," jelas dia.
"Karena tidak pernah beroperasi akhirnya UGM itu membayar ganti rugi berdasarkan putusan MA jadi kami membayar ganti rugi," imbuhnya.
Proses untuk merobohkan bangunan pun telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Rencana ke depan, bekas bangunan akan digunakan sebagai ruang terbuka sekaligus akses masuk GIK dari sisi barat.
"Kemudian ketika kita membuka lagi desain tata ruang untuk UGM, memang ruangan wilayah itu digunakan untuk ruang terbuka. Makanya ke depan akan kita hilangkan dan akan jadi landscape bagian dari GIK di sisi barat. Kenapa itu dihilangkan karena itu. adalah akses dari sisi barat untuk masuk GIK," jelas dia.
Ditargetkan tahun 2024 ini bangunan tersebut telah selesai diruntuhkan dan penataan akan dilakukan mulai tahun depan.
"Kita minta sih sampai akhir tahun ini udah selesai, tahun depan itu sudah mulai penataan lanskap," pungkas dia.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong