Fakta-fakta Nasib Malang Rendy ABG yang Tewas Dikeroyok di Bantul

Round-Up

Fakta-fakta Nasib Malang Rendy ABG yang Tewas Dikeroyok di Bantul

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 16 Okt 2024 07:00 WIB
Ilustrasi pengeroyokan sejoli usai nobar
Ilustrasi remaja di Bantul tewas dikeroyok. Foto: Dok.Detikcom
Jogja -

Seorang remaja bernama Rendy Surya Irawan (16) mengalami nasib malang. Warga Pundong, Bantul itu ditemukan tewas usai dikeroyok sejumlah orang.

Polisi yang menerima laporan bergerak cepat dan menangkap total 11 tersangka. Pengeroyokan terjadi usai korban terlibat cekcok dengan saudara temannya.

Orang tua Rendy yang terpukul meminta polisi mengusut tuntas kasusnya. Mereka juga meminta kepolisian memberikan hukuman setimpal untuk para tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berawal Korban Dijemput Teman Sekolah

Kakak Rendy, Novian Ramadhan (21), mengungkapkan awalnya Rendy dijemput teman sekolahnya pada Sabtu (12/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Rendy pun berpamitan hendak mengerjakan tugas di sekolahnya.

"Sekitar pukul 21.00 WIB A dan B datang, lalu Rendy keluar rumah pamitan sama orang tua mau mengerjakan tugas kirab. Keluarnya mereka boncengan tiga, lalu ke tempat pengerjaan tugas kirab di Kretek, sekolahannya," kata Novian saat ditemui wartawan di rumahnya, Nambangan, Kapanewon Pundong, Bantul, Selasa (15/10/2024).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan pengakuan teman-temannya, Novian mendapat informasi adiknya hanya sebentar di lokasi pengerjaan tugas kirab. Ketiganya kemudian menuju ke tempat usaha salah satu orang tua rekannya di Kretek, yakni penggergajian kayu.

"Nah, di tempat Oci mereka bertiga mengobrol di tempat penggergajian kayu. Setelah itu Rendy dan Oci keluar untuk cari rokok," ujarnya.

Rendy dan Oci Kecelakaan di Seloharjo

Rekan Rendy yang menunggu keduanya merasa ada hal tak beres. Pasalnya, mereka berdua tak kunjung kembali.

"Ternyata Rendy dan Oci kecelakaan di dekat jembatan Soko, Seloharjo Pundong. Terus di situ Oci kepalanya sobek dan Rendy hanya lecet di bagian tangan dan mukanya masih bersih," ujar Novian.

Selanjutnya, Rendy dan Oci kembali ke tempat penggergajian dengan posisi Oci memboncengkan Rendy. Namun, saat itu kondisi Oci pusing akibat luka pada bagian kepala.

"Terus sampai situ Rendy ngobrol sama temannya untuk menemani merawat Oci karena lukanya agak parah dan jika perlu tidak akan pulang sampai hari Senin," katanya.

Mugiyat (ayah korban) dan Novian (kakak korban) menunjukkan foto korban di rumahnya, Seloharjo, Pundong, Bantul, Selasa (15/10/2024). Korban Rendy merupakan ABG yang ditemukan tewas di tempat penggergajian kayu di Parangtritis, Kretek, Bantul.Mugiyat (ayah korban) dan Novian (kakak korban) menunjukkan foto korban di rumahnya, Seloharjo, Pundong, Bantul, Selasa (15/10/2024). Korban Rendy merupakan ABG yang ditemukan tewas di tempat penggergajian kayu di Parangtritis, Kretek, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Korban Dianiaya di 4 Tempat

Oci beserta ibunya dan Rendy kemudian ke Rumah Sakit Santa Elisabeth yang berlokasi di Bambanglipuro, Bantul, supaya kondisi Oci dicek.

"Saat di rumah sakit saudara kembar Oci mendatangi Rendy dan terlibat cekcok. Saudara Oci menuduh Rendy memberi obat-obatan ke Oci hingga akhirnya kecelakaan dan tidak terima motornya dipakai jatuh," ucap Novian.

Saudara kembar Oci kemudian menelepon rekannya, yang datang ke rumah sakit menggunakan mobil. Saat itu, jumlah rekan kembaran Oci tiga orang.

"Mereka pakai mobil datang ke Elisabeth, dan di depan IGD memukuli Rendy. Setelah pemukulan pertama Rendy diminta ikut mereka, karena ingin bertanggung jawab Rendy masuk ke dalam mobil dan ke penggergajian dan ke rumah salah satu pelaku," katanya.

Di rumah salah satu pelaku berinisial B, Rendy kembali menjadi korban pengeroyokan. Bahkan, hal serupa terjadi lagi saat tiba di penggergajian kayu lagi.

"Di rumah B terjadi pemukulan lagi, setelah itu ke penggergajian lagi dan dipukuli lagi dan terakhir itu di jalan tembus Pundong-Parangtritis. Jadi ada empat tempat yang jadi lokasi pemukulan adik saya," ujarnya.

Korban Disebut Sempat Masih Hidup

Novian berkata dari pengakuan B, adiknya sebenarnya kondisinya masih hidup setelah dikeroyok di jalan tembus Pundong-Parangtritis. Namun, kondisinya sudah ditinggalkan para pelaku.

"Keterangan B itu, setelah pemukulan di jalan tembus Rendy masih hidup dan bisa jalan sampai penggergajian. Terus ditanya masih bisa menjawab dan sempat dikasih minum B," ucapnya.

Saat itu di tempat penggergajian kayu ada sekitar 8 orang dan akhirnya meninggalkan Rendy. Selanjutnya, Minggu (14/10) pagi ayah dari Oci yakni Salamun menemukan Rendy terbaring di dalam kamar yang merupakan tempat istirahat.

"Pagi ditemukan sama Pak Salamun, saat itu ada motornya saudara kembar Oci yang rusak sama Rendy terbaring dengan kondisi matanya merah, lebam, luka memar dan itu bukan luka kecelakaan," ujarnya.

Sekitar pukul 08.00 WIB, orang tuanya mendapat informasi terkait kematian Rendy. Selanjutnya, mayat Rendy menjalani pemeriksaan forensik oleh petugas medis.

"Hasil autopsi Rendy tidak mengonsumsi alkohol maupun obat-obatan terlarang," ucapnya.

Amankan 11 Tersangka

Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry menerangkan para pelaku dibekuk secara maraton, mulai Minggu (13/10) sore hingga Senin (14/10).

"Untuk pelaku pengeroyokan sudah diamankan secara maraton sejak Minggu sore sampai Senin pagi. Jumlah pelakunya ada 11 orang," kata Jeffry kepada wartawan, Selasa (15/10).

Adapun 11 pelaku adalah inisial OM (20), BKS (19), RZP (19), FNA (21), DDS (20), DP (19), EAW (19), AOS (17), FQA (15), DY (17), dan DAK (16). Saat ini 11 orang itu ditahan polisi.

"11 orang itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," tegasnya.

Terkait peran dari masing-masing tersangka, Jeffry mengaku informasi lebih lanjut bakal disampaikan dalam dalam konferensi pers.

"Detailnya nanti saat jumpa pers, secepatnya kita rilis," imbuhnya.

Minta Pelaku Dihukum Setimpal

Ayah Rendy, Mugiyat (54) sangat terpukul dengan kematian putranya. Ia berharap kasus tersebut bisa segera dituntaskan.

"Sebagai orang tua kami mau kasus ini diproses secara hukum dengan hukuman setimpal sesuai apa yang dilakukan kepada anak saya," ucapnya.

"Kami minta diusut secara tuntas dan secara transparan agar anak saya tenang menghadap yang maha kuasa," lanjut Mugiyat sembari menangis.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads